PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Peringatan Hari Orang Tua Sedunia dimanfaatkan Kaukus Perempuan Parlemen (KPP) DPRD Provinsi Kalimantan Tengah sebagai momentum memperkuat peran strategis perempuan serta mendorong inklusi bagi penyandang disabilitas.
Melalui kegiatan bertema “Silaturahmi Memperingati Hari Orang Tua Sedunia, Mempererat Silaturahmi, Mewujudkan Kartini Masa Kini yang Anggun dalam Budaya dan Berani Bermimpi Menjadi Pemimpin Harapan Bangsa”, KPP juga membuka ruang kerja sama internasional bersama delegasi dari Turki.
Acara yang digelar di Gedung DPRD Kalteng, Minggu (15/6), menghadirkan dua tokoh penting dari Turki, yakni Anggota Parlemen Majelis Agung Av. Serkan Bayram dan Duta Besar Turki untuk Indonesia, H.E. Talip Küçükcan. Kehadiran mereka menjadi simbol jalinan diplomasi dan dukungan atas perjuangan perempuan serta kelompok difabel di Kalteng.
Anggota Parlemen Majelis Agung Turki, Av. Serkan Bayram, menyampaikan harapan besar akan dunia yang ramah disabilitas dan damai tanpa kekerasan.
“Saya ingin dunia tanpa kecacatan. Tak boleh ada disabilitas yang ditinggalkan. Saya telah melihat perang dan darah, tapi saya percaya kebaikan bisa dimulai dari Kalimantan Tengah,” katanya penuh haru.
Wakil Ketua II DPRD Kalteng, M. Ansyari, menekankan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan.
“Perempuan masa kini adalah Kartini modern yang tangguh, cerdas, dan mampu berperan di segala bidang, termasuk politik dan kepemimpinan. Mari perkuat peran strategis tidak hanya dalam legislasi, penganggaran, dan pengawasan, tetapi juga sebagai teladan dalam keluarga dan masyarakat,” tuturnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar kehadiran Delegasi Turki bisa menjadi langkah awal membangun kerja sama konkret antara Kalteng dan Turki di masa mendatang.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua KPP DPRD Kalteng, Faridawaty Darland Atjeh, menyuarakan pentingnya peningkatan representasi perempuan dan disabilitas dalam dunia politik dan pemerintahan.
“Kita pernah punya Presiden perempuan, Ibu Megawati, dan juga Presiden dari kalangan disabilitas, KH Abdurrahman Wahid. Itu bukti bahwa republik ini inklusif. Saya harap, film dan buku Bugday Tanesi karya Serkan Bayram bisa menjadi inspirasi bahwa tak ada lagi manusia dianggap cacat karena korban perang,” ujarnya. (hfz)