SAMPIT, PROKALTENG.CO – Viral di media sosial, seorang anggota DPRD Kotawaringin Timur (Kotim) dikabarkan bersitegang dengan pegawai di Kantor Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan hingga menyebabkan meja kaca pecah. Dugaan tindakan arogan tersebut menuai beragam komentar warganet dan memunculkan spekulasi liar.
Menanggapi kabar yang telah menyebar luas, Hairis Salamad dari Fraksi PAN akhirnya buka suara. Ia membantah keras tudingan bahwa dirinya mengamuk atau bertindak kasar. Hairis menegaskan bahwa kehadirannya ke kantor dinas hanya untuk menanyakan kejelasan realisasi Pokok Pikiran (Pokir) yang ia perjuangkan untuk kelompok usaha ibu-ibu di Kecamatan Parenggean.
“Saya tidak datang untuk marah-marah. Saya hanya ingin tahu kenapa Pokir untuk bantuan alat masak kelompok usaha kecil ini belum juga direalisasikan, padahal sudah diajukan sesuai prosedur,” ujar Hairis, Rabu (9/7/2025).
Hairis menjelaskan. Bahwa kelompok penerima bukan organisasi berbadan hukum, namun sudah menempuh proses formal melalui pengajuan proposal dari kelurahan. Namun, pihak dinas tetap meminta syarat legalitas formal seperti akta hukum, yang menurutnya menyulitkan masyarakat kecil.
“Kami datang bukan bawa tekanan, tapi minta kejelasan. Jangan sampai aturan justru mempersulit warga yang ingin berkembang lewat usaha,” tambahnya.
Terkait insiden pecahnya meja kaca yang menjadi bahan perbincangan publik, Hairis memberikan klarifikasi bahwa kejadian itu murni tidak disengaja. “Saya hanya menekan meja sambil berbicara, ternyata ujung kaca agak menonjol dan terkena cincin saya. Pecah. Tidak ada unsur kemarahan atau tindakan kasar,” jelasnya.
Hairis juga menyampaikan permintaan maaf kepada publik apabila insiden tersebut menimbulkan persepsi negatif.
“Kalau kejadian ini menimbulkan kesan yang salah atau membuat gaduh, saya minta maaf. Niat saya hanya menyampaikan aspirasi masyarakat agar program bantuan tepat sasaran,” ucapnya.
Kepala Bidang UMKM, Taufik Nurdin, yang hadir langsung saat kejadian, membenarkan bahwa insiden tersebut terjadi pada Selasa (8/7/2025). Ia menyebutkan bahwa Hairis datang mempertanyakan kelengkapan dokumen hibah Pokir.
“Saat kami sampaikan bahwa masih ada dokumen yang belum lengkap, tidak lama kemudian terdengar suara kaca pecah. Katanya cincin beliau menyenggol ujung kaca,” ujar Taufik.
Meski dianggap sebagai insiden ringan, peristiwa ini kembali memantik diskusi publik mengenai tata kelola Pokir dan pentingnya etika komunikasi pejabat publik, terutama dalam ruang pelayanan masyarakat.(tim/kpg)