MUARA TEWEH, PROKALTENG.CO – Menanggapi peringatan Hari Bakti PUPR ke-80. Anggota DPRD Barito Utara H. Parmana Setiawan, S.T. Menyampaikan apresiasi atas capaian pembangunan fisik.
Namun, ia menekankan. Bahwa ke depan pembangunan infrastruktur harus lebih terintegrasi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan adopsi teknologi tepat guna.
Sebagai tenaga teknik yang berpengalaman. Parmana melihat bahwa tantangan perubahan iklim dan tuntutan efisiensi, memerlukan pendekatan yang lebih cerdas.
Infrastruktur yang dibangun kini harus ramah lingkungan, tahan lama, dan mudah dipelihara oleh masyarakat setempat.
“Apresiasi kami sangat tinggi untuk kerja keras insan PUPR. Namun, di usia ke-80 ini, sudah saatnya lompatan inovasi dilakukan. Pembangunan jalan atau jembatan tidak lagi sekadar membuka akses, tapi juga harus mempertimbangkan mitigasi bencana dan pemberdayaan komunitas di sekitarnya,” kata H. Parmana Setiawan, Rabu (3/12).
Ia menilai. DPRD perlu mendorong agar program PUPR kedepan dilengkapi dengan pelatihan bagi masyarakat untuk pemeliharaan aset, serta menggunakan material dan desain yang adaptif.
Sinergi antara Dinas PUPR, dunia usaha, dan akademisi perlu diperkuat.
“Harapan kami, setiap proyek infrastruktur menjadi proyek pemberdayaan. Dengan begitu, ‘Rakyat Sejahtera’ bukan hanya akibat, tetapi juga bagian dari proses pembangunan itu sendiri,” tuturnya. (ren/kpg)
MUARA TEWEH, PROKALTENG.CO – Menanggapi peringatan Hari Bakti PUPR ke-80. Anggota DPRD Barito Utara H. Parmana Setiawan, S.T. Menyampaikan apresiasi atas capaian pembangunan fisik.
Namun, ia menekankan. Bahwa ke depan pembangunan infrastruktur harus lebih terintegrasi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan adopsi teknologi tepat guna.
Sebagai tenaga teknik yang berpengalaman. Parmana melihat bahwa tantangan perubahan iklim dan tuntutan efisiensi, memerlukan pendekatan yang lebih cerdas.
Infrastruktur yang dibangun kini harus ramah lingkungan, tahan lama, dan mudah dipelihara oleh masyarakat setempat.
“Apresiasi kami sangat tinggi untuk kerja keras insan PUPR. Namun, di usia ke-80 ini, sudah saatnya lompatan inovasi dilakukan. Pembangunan jalan atau jembatan tidak lagi sekadar membuka akses, tapi juga harus mempertimbangkan mitigasi bencana dan pemberdayaan komunitas di sekitarnya,” kata H. Parmana Setiawan, Rabu (3/12).
Ia menilai. DPRD perlu mendorong agar program PUPR kedepan dilengkapi dengan pelatihan bagi masyarakat untuk pemeliharaan aset, serta menggunakan material dan desain yang adaptif.
Sinergi antara Dinas PUPR, dunia usaha, dan akademisi perlu diperkuat.
“Harapan kami, setiap proyek infrastruktur menjadi proyek pemberdayaan. Dengan begitu, ‘Rakyat Sejahtera’ bukan hanya akibat, tetapi juga bagian dari proses pembangunan itu sendiri,” tuturnya. (ren/kpg)