25.2 C
Jakarta
Sunday, November 24, 2024

Diupah Rp100 Ribu, Gadis 17 Tahun Ketagihan Curi Motor

PROKALTENG.CO– Gadis 17 tahun ini memang mencengangkan dalam artian
negatif. Dia sudah 15 kali beraksi bersama sindikat curanmor asal Pemurus Luar.
Tujuh kali menjadi eksekutor lapangan.

“Saya lupa, di mana pertama
kali memulainya,” ujarnya kemarin (19/3) di sel Mapolresta Banjarmasin.

Tapi ia masih ingat, bagaimana
tubuhnya gemetaran saat mencuri motor pertamanya. Tapi ia tenang karena tiga
rekannya selalu menjaganya. “Yang mengajari membobol kunci si Madi
(Rahmadi adalah kakak Findi, saudara ipar AKN),” sebutnya.

Awalnya cuma diajak jalan-jalan
oleh iparnya. Ternyata kebablasan. Pada mulanya, perannya cuma sebagai pemantau
situasi di sekitar target curian. “Diajak jalan, ternyata mencuri motor. Saya
perlu uang juga. Akhirnya ketagihan. Jadi memang tak dipaksa ikut sindikat
ini,” akunya.

Baca Juga :  Jukir Liar Bertingkah Preman, Ya Disikat..!!

Berapa yang ia peroleh?
Sebenarnya tak sepadan dengan risiko hukumnya. Yang sangat disayangkan, AKN
masih berstatus pelajar. Dia terdaftar di sebuah SMA di Banjarmasin. Saat diingatkan
soal sekolahnya, AKN pun termenung.  “Dikasih bagian Rp100 ribu sampai Rp150
ribu. Pastilah menyesal,” sebutnya.

AKN dan kawanannya diburu
Satreskrim Polresta Banjarmasin sejak enam bulan lalu. Kasus ini terungkap,
saat Doyok, anggota sindikat ini tertangkap di Jalan Beruntung Jaya pada 8
Maret lalu. Ketika diinterogasi, Doyok menyebut nama tiga rekannya. “Awalnya,
AKN inilah yang kami buru. Dia terekam CCTV saat mencuri motor di sebuah
halaman parkir musala,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol
Alfian Tri Permadi.

Baca Juga :  2 Santri Pukuli Gurunya Hingga Tewas, Begini Kronologisnya

Sindikat ini masih satu keluarga.
Semuanya tinggal di Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan Banjarmasin Selatan. “Masih
pengembangan kasus, mencari barang bukti yang mereka pasarkan ke Kabupaten Hulu
Sungai Selatan,” tambah Alfian.

Pengakuan lain dari Findi, mereka
beraksi berdasarkan pesanan penadah. “Sesuai pesanan saja. Misal diminta
Yamaha Jupiter, ya itu yang kami cari. Misalkan maunya matic, ya kami cari
matic,” bebernya seraya menyebutkan sebuah nama kecamatan di HSS yang
kerap memesan barang curian mereka. “Pemesannya warga pedalaman,”
tukasnya.

PROKALTENG.CO– Gadis 17 tahun ini memang mencengangkan dalam artian
negatif. Dia sudah 15 kali beraksi bersama sindikat curanmor asal Pemurus Luar.
Tujuh kali menjadi eksekutor lapangan.

“Saya lupa, di mana pertama
kali memulainya,” ujarnya kemarin (19/3) di sel Mapolresta Banjarmasin.

Tapi ia masih ingat, bagaimana
tubuhnya gemetaran saat mencuri motor pertamanya. Tapi ia tenang karena tiga
rekannya selalu menjaganya. “Yang mengajari membobol kunci si Madi
(Rahmadi adalah kakak Findi, saudara ipar AKN),” sebutnya.

Awalnya cuma diajak jalan-jalan
oleh iparnya. Ternyata kebablasan. Pada mulanya, perannya cuma sebagai pemantau
situasi di sekitar target curian. “Diajak jalan, ternyata mencuri motor. Saya
perlu uang juga. Akhirnya ketagihan. Jadi memang tak dipaksa ikut sindikat
ini,” akunya.

Baca Juga :  Jukir Liar Bertingkah Preman, Ya Disikat..!!

Berapa yang ia peroleh?
Sebenarnya tak sepadan dengan risiko hukumnya. Yang sangat disayangkan, AKN
masih berstatus pelajar. Dia terdaftar di sebuah SMA di Banjarmasin. Saat diingatkan
soal sekolahnya, AKN pun termenung.  “Dikasih bagian Rp100 ribu sampai Rp150
ribu. Pastilah menyesal,” sebutnya.

AKN dan kawanannya diburu
Satreskrim Polresta Banjarmasin sejak enam bulan lalu. Kasus ini terungkap,
saat Doyok, anggota sindikat ini tertangkap di Jalan Beruntung Jaya pada 8
Maret lalu. Ketika diinterogasi, Doyok menyebut nama tiga rekannya. “Awalnya,
AKN inilah yang kami buru. Dia terekam CCTV saat mencuri motor di sebuah
halaman parkir musala,” ungkap Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin Kompol
Alfian Tri Permadi.

Baca Juga :  2 Santri Pukuli Gurunya Hingga Tewas, Begini Kronologisnya

Sindikat ini masih satu keluarga.
Semuanya tinggal di Kelurahan Pemurus Luar Kecamatan Banjarmasin Selatan. “Masih
pengembangan kasus, mencari barang bukti yang mereka pasarkan ke Kabupaten Hulu
Sungai Selatan,” tambah Alfian.

Pengakuan lain dari Findi, mereka
beraksi berdasarkan pesanan penadah. “Sesuai pesanan saja. Misal diminta
Yamaha Jupiter, ya itu yang kami cari. Misalkan maunya matic, ya kami cari
matic,” bebernya seraya menyebutkan sebuah nama kecamatan di HSS yang
kerap memesan barang curian mereka. “Pemesannya warga pedalaman,”
tukasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru