MEDAN, KALTENGPOS.CO โ Kabar kurang menyenangkan datang dari
Keuskupan Agung Medan (KAM), setelah Uskup Agung Mgr Kornelius Sipayung, OFM
Cap dan empat pastor lainnya dinyatakan positif Covi-19.
Juru Bicara Keuskupan Agung Medan
(KAM), Pastor Benjamin Purba dalam siaran Youtube di Youtube resmi Komunukasi
Sosial (KOM) Keuskupan Agung Medan (KAM), Minggu (19/7/2020), menjelaskan
setelah kelimanya menerima hasil dari Swab Test PCR.
Benjamin mengatakan Uskup Agung
Kota Medan Mgr Kornelius Sipayung, OFM Cap positif Covi-19 dan saat ini dia
dirawat di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
Benjamin mengatakan berdasarkan
laporan dari dr Fransiscius yang merawat Uskup Kornelius, kondisi yang
bersangkutan dalam kondisi membaik. รขโฌลLaporan kemarin, kondisi stabil, mandi
sendiri, makan baik dan inilah hasilnya disampaikan oleh dokter Fransiscus
Ginting, beliau (Uskup Kornelius) positif (corona) PCR,รขโฌย jelasnya.
Selain itu, dijelaskan Benjamin
ada empat pastor lainnya yang tinggal bersama Uskup Agung Medan Kornelius di
Keuskupan Jalan Imam Bonjol juga positif corona.
Keempatnya pastor Michael
Manurung, pastor Frans Borta P. Rumapea, pastor Romualdus Nairun, dan pastor
Jody Morison Turnip yang semuanya dirawat di RS Elisabeth.
Benyamin mengatakan Pastor
Michael Manurung masuk rumah sakit tanggal 7 Juli dan lalu dinyatakan PCR
positif. Pastor P. Borta Rumapea masuk RS 14 Juli dengan gejala meriang dan
batuk lalu hasil PCR ositif.
รขโฌลPastur Romualdus Namirun masuk
15 Juli (gejalanya) demam, hasil pemeriksaan positif. Pastur Jody Turnip masuk
16 Juli (gejalanya) demam dan lemas, PCR positif,รขโฌย jelasnya.
Sementara penghuni Keuskupan
Jalan Imam Bonjol lainnya Pastor Petrus Simarmata dan Pastor Ferdinan Saragih
masih tinggal di kamarnya untuk isolasi mandiri. รขโฌลJuga Suster Imanuela masih
isolasi mandiri,รขโฌย ujarnya.
Benjamin mengatakan untuk siapa
saja yang melakukan kontak tanggal 1 Juli dengan Uskup untuk memeriksakan diri
demi memutus rantai penyebaran virus.
รขโฌลInformasi ini untuk menolong
kita karena virus ini begitu kencang jadi bagi mereka yang bertemu sejak 1 Juli
2020 harap mengambil sikap sendiri dan entah itu berkonsultasi dengan dokter
setempat. Jadi informasi ini (kita) hati hati, harus kita was was. Karena
mereka (jamaat) bisa jadi di Pematangsiantar, bisa jadi Brastagi, supaya kita
cermati bukan menakut-nakuti bukan membuat cemas, tapi kita was-was. Karena
bisa jadi mereka menjadi carrier, atau silent carrier Covid-19 saat Anda
(Uskup) bertemu. Inilah yang perlu kita ambil sikap,รขโฌย bebernya.