31.9 C
Jakarta
Monday, December 23, 2024

Perkuat Mitigasi, Minta Kejujuran Klien

Salah satu rintangan terberat dalam penyelenggaraan resepsi
adalah mengatur tamu. Ketegasan jadi kunci wedding organizer agar protokol
kesehatan benar-benar dijalankan sesuai prosedur.

M RIDHUAN, Balikpapan

SEPERTI kebanyakan wedding organizer (WO), Sang Manten harus
menunda banyak penyelenggaraan resepsi pernikahan. Sejak pandemi Covid-19 dan
pemberlakuan jaga jarak sosial dan fisik, otomatis, banyak pasangan yang
menjadwal ulang “selebrasi” setelah melangsungkan akad nikah.

 

Owner Sang Manten Ihda Fithriyana menjelaskan, fase new
normal memang memberikan angin segar kepada pengusaha WO seperti dirinya.
Mengingat sudah hampir empat bulan, sejak pemberlakukan social distancing,
pihaknya hanya bisa menyelenggarakan sejumlah akad nikah sesuai protokol
kesehatan. Sementara resepsi, sama sekali tidak ada kegiatan.

 

“Sebenarnya di Juni ini jadwal kami full. Namun semua
di-pending ke Juli dan Oktober. Namun, itu juga belum pasti,” kata Fithri,
kemarin (28/6). Selain dari pihak WO, keraguan mengadakan resepsi di fase new
normal datang dari klien. Masing-masing pihak benar-benar masih menunggu
keputusan pemerintah, khususnya Pemkot Balikpapan yang telah memberikan lampu
hijau penyelenggaraan resepsi pernikahan di tengah pandemi setelah simulasi
pada Rabu (24/6) lalu.

“Tunggu ada aturannya dulu. Klien pun demikian,” ucapnya.

Meski begitu, sejumlah persiapan sudah dibuat Sang Manten.
Bahkan sebelum ada simulasi. Sebagai bentuk optimisme dan harapan jika pandemi
berakhir. Salah satunya dengan memperbanyak komunikasi dengan klien. Mengatur
skenario, agar resepsi yang akan dilangsungkan sesuai protokol kesehatan yang
ditetapkan pemerintah.

Baca Juga :  Bukan Hartawan tapi Dermawan

“Secara umum kami mengikuti setiap perkembangan kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah khususnya terkait pencegahan penularan Covid-19
ini,” ungkapnya. Dalam prosesnya pula, kru WO wajib bekerja secara maksimal.
Memastikan bahwa semua tamu yang hadir dalam acara mematuhi protokol kesehatan.
Serta siap dalam menjalani prosedur keselamatan bila ditemukan indikasi atau
gejala penularan Covid-19.

“Kami memitigasi setiap hal-hal yang tidak diinginkan,”
tegasnya. Persiapan tentu dilakukan. Pengadaan alat pelindung diri, memastikan
rekanan di katering dan dekorasi juga ikut menjalani protokol pencegahan
penularan Covid-19, hingga meyakinkan klien untuk mematuhi apa yang telah
ditetapkan dalam kontrak. “Kami sangat berharap akan kejujuran klien kami dalam
menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan resepsi,” katanya.

 

Ini penting. Karena seperti kebanyakan resepsi, beberapa hal
akan berada di luar kendali WO. Seperti jumlah tamu yang datang dan acara
keluarga di luar kontrak. Karena itu, sejak awal Fithri menekankan kepada klien
untuk benar-benar bisa menentukan siapa dan dari mana tamu yang diundang.
“Lansia (lanjut usia) dan anak-anak adalah dua kategori tamu yang kami cegah
datang langsung ke resepsi di masa pandemi. Begitu pula dengan keluarga dari
luar daerah,” jelasnya.

Baca Juga :  Kisah Nakes Lab, Tak Sadar Keluar Ruang Kerja Matahari Sudah Tinggi

Pasangan pengantin juga diminta membuat undangan dengan jam
yang berbeda. Mengurangi terjadinya kerumunan. Memudahkan penyelenggara untuk
mengatur tamu yang datang agar mematuhi protokol pencegahan Covid-19. “Tamu
yang datang di luar jam yang ditentukan pun dilarang memasuki lokasi acara,”
sebutnya. Bagi keluarga atau tamu yang tidak diperbolehkan masuk ke lokasi
acara, WO akan menyiapkan personel khusus yang menyiarkan langsung resepsi.
Sehingga interaksi antara keluarga yang di lokasi dengan yang tidak, tetap
terjaga.

“Tentu penambahan tugas personel tidak hanya itu. Yang
terpenting bagaimana di protokol pencegahan Covid-nya berlangsung sesuai
prosedur,” sebutnya.  Pengadaan ruang
khusus juga diperlukan. Memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan penanganan
jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena itu, venue yang disarankan
dalam resepsi di tengah pandemi diutamakan di gedung atau ballroom hotel.
Namun, Fithri menyebut, pihaknya tetap mengikuti permintaan dari pengantin dan
keluarga.

“Misal maunya indoor atau outdoor. Atau di rumah, maka akan
kami survei dulu. Memastikan kondisi venue mampu memberikan kami keleluasaan
dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19,” jelasnya. 

Salah satu rintangan terberat dalam penyelenggaraan resepsi
adalah mengatur tamu. Ketegasan jadi kunci wedding organizer agar protokol
kesehatan benar-benar dijalankan sesuai prosedur.

M RIDHUAN, Balikpapan

SEPERTI kebanyakan wedding organizer (WO), Sang Manten harus
menunda banyak penyelenggaraan resepsi pernikahan. Sejak pandemi Covid-19 dan
pemberlakuan jaga jarak sosial dan fisik, otomatis, banyak pasangan yang
menjadwal ulang “selebrasi” setelah melangsungkan akad nikah.

 

Owner Sang Manten Ihda Fithriyana menjelaskan, fase new
normal memang memberikan angin segar kepada pengusaha WO seperti dirinya.
Mengingat sudah hampir empat bulan, sejak pemberlakukan social distancing,
pihaknya hanya bisa menyelenggarakan sejumlah akad nikah sesuai protokol
kesehatan. Sementara resepsi, sama sekali tidak ada kegiatan.

 

“Sebenarnya di Juni ini jadwal kami full. Namun semua
di-pending ke Juli dan Oktober. Namun, itu juga belum pasti,” kata Fithri,
kemarin (28/6). Selain dari pihak WO, keraguan mengadakan resepsi di fase new
normal datang dari klien. Masing-masing pihak benar-benar masih menunggu
keputusan pemerintah, khususnya Pemkot Balikpapan yang telah memberikan lampu
hijau penyelenggaraan resepsi pernikahan di tengah pandemi setelah simulasi
pada Rabu (24/6) lalu.

“Tunggu ada aturannya dulu. Klien pun demikian,” ucapnya.

Meski begitu, sejumlah persiapan sudah dibuat Sang Manten.
Bahkan sebelum ada simulasi. Sebagai bentuk optimisme dan harapan jika pandemi
berakhir. Salah satunya dengan memperbanyak komunikasi dengan klien. Mengatur
skenario, agar resepsi yang akan dilangsungkan sesuai protokol kesehatan yang
ditetapkan pemerintah.

Baca Juga :  Bukan Hartawan tapi Dermawan

“Secara umum kami mengikuti setiap perkembangan kebijakan
yang dikeluarkan pemerintah khususnya terkait pencegahan penularan Covid-19
ini,” ungkapnya. Dalam prosesnya pula, kru WO wajib bekerja secara maksimal.
Memastikan bahwa semua tamu yang hadir dalam acara mematuhi protokol kesehatan.
Serta siap dalam menjalani prosedur keselamatan bila ditemukan indikasi atau
gejala penularan Covid-19.

“Kami memitigasi setiap hal-hal yang tidak diinginkan,”
tegasnya. Persiapan tentu dilakukan. Pengadaan alat pelindung diri, memastikan
rekanan di katering dan dekorasi juga ikut menjalani protokol pencegahan
penularan Covid-19, hingga meyakinkan klien untuk mematuhi apa yang telah
ditetapkan dalam kontrak. “Kami sangat berharap akan kejujuran klien kami dalam
menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan resepsi,” katanya.

 

Ini penting. Karena seperti kebanyakan resepsi, beberapa hal
akan berada di luar kendali WO. Seperti jumlah tamu yang datang dan acara
keluarga di luar kontrak. Karena itu, sejak awal Fithri menekankan kepada klien
untuk benar-benar bisa menentukan siapa dan dari mana tamu yang diundang.
“Lansia (lanjut usia) dan anak-anak adalah dua kategori tamu yang kami cegah
datang langsung ke resepsi di masa pandemi. Begitu pula dengan keluarga dari
luar daerah,” jelasnya.

Baca Juga :  Kisah Nakes Lab, Tak Sadar Keluar Ruang Kerja Matahari Sudah Tinggi

Pasangan pengantin juga diminta membuat undangan dengan jam
yang berbeda. Mengurangi terjadinya kerumunan. Memudahkan penyelenggara untuk
mengatur tamu yang datang agar mematuhi protokol pencegahan Covid-19. “Tamu
yang datang di luar jam yang ditentukan pun dilarang memasuki lokasi acara,”
sebutnya. Bagi keluarga atau tamu yang tidak diperbolehkan masuk ke lokasi
acara, WO akan menyiapkan personel khusus yang menyiarkan langsung resepsi.
Sehingga interaksi antara keluarga yang di lokasi dengan yang tidak, tetap
terjaga.

“Tentu penambahan tugas personel tidak hanya itu. Yang
terpenting bagaimana di protokol pencegahan Covid-nya berlangsung sesuai
prosedur,” sebutnya.  Pengadaan ruang
khusus juga diperlukan. Memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan penanganan
jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena itu, venue yang disarankan
dalam resepsi di tengah pandemi diutamakan di gedung atau ballroom hotel.
Namun, Fithri menyebut, pihaknya tetap mengikuti permintaan dari pengantin dan
keluarga.

“Misal maunya indoor atau outdoor. Atau di rumah, maka akan
kami survei dulu. Memastikan kondisi venue mampu memberikan kami keleluasaan
dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19,” jelasnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru