24.7 C
Jakarta
Thursday, December 4, 2025

Perkuat Kewaspadaan Hewan Karantina, Distan Kobar Ikuti Webinar HPHK Regional Kalimantan 2025

PANGKALAN BUN, PROKALTENG.CODistan Kobar terus memperkuat kewaspadaan dini penyakit hewan dengan berpartisipasi dalam Webinar HPHK Regional Kalimantan 2025 yang digelar Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Timur pada Selasa (18/11). Kegiatan strategis ini menjadi momentum penting untuk memperbarui data pemantauan daerah sebar penyakit hewan karantina sekaligus memperkuat koordinasi lintas wilayah se-Kalimantan.

Webinar tersebut diikuti perwakilan dinas pertanian provinsi/kabupaten/kota se-Kalimantan, Badan Karantina Pertanian, Balai Veteriner Banjarbaru dan Bali, akademisi/BRIN, serta pemangku kepentingan peternakan. Fokus utama diarahkan pada paparan hasil pemantauan penyakit strategis seperti Bovine Viral Diarrhea (BVD), Avian Influenza (AI), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rabies, Lumpy Skin Disease (LSD), serta HPHK lain yang berisiko meluas lintas daerah.

Baca Juga :  Bulan Bakti PKH 2025, Kalteng Dorong Edukasi Ketahanan Pangan

Plt Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet, drh. G. M. Sofyannoor, menjelaskan bahwa Kabupaten Kobar merupakan salah satu lokus surveilans HPHK sejak 2023 hingga 2025. Hal ini karena Kobar menjadi wilayah transit dan tujuan lalu lintas hewan antar pulau, terutama dari Jawa dan Bali menuju Kalimantan.
“Surveilans sangat penting bukan hanya untuk deteksi dini dan pemetaan penyakit, tetapi juga sebagai langkah mitigasi untuk mencegah kematian ternak milik masyarakat,” kata Sofyan.

Sementara itu, Plh Kepala Distan Kobar, Haryo Prabowo, menegaskan bahwa partisipasi dalam webinar memberikan manfaat besar bagi penyegaran informasi serta peningkatan koordinasi regional.
“Kerja sama antarwilayah menjadi kunci pengendalian penyakit hewan yang berdampak pada kesehatan masyarakat, produktivitas ternak, dan perekonomian daerah,” ujarnya.

Baca Juga :  Menjelang Iduladha, Pemko Palangka Raya Fokus Cegah Penyakit pada Hewan Kurban

Webinar menghasilkan sejumlah rekomendasi, antara lain peningkatan integrasi data pemantauan antarwilayah, penguatan deteksi dini melalui laboratorium, harmonisasi pengawasan lalu lintas hewan, serta dorongan penerapan biosekuriti oleh masyarakat dan pelaku usaha peternakan.

Distan Kobar berharap langkah kolaboratif ini semakin memperkokoh ketahanan kesehatan hewan di Kalimantan, sekaligus memastikan sektor peternakan tumbuh secara sehat, aman, dan berkelanjutan. (tim)

PANGKALAN BUN, PROKALTENG.CODistan Kobar terus memperkuat kewaspadaan dini penyakit hewan dengan berpartisipasi dalam Webinar HPHK Regional Kalimantan 2025 yang digelar Balai Besar Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Kalimantan Timur pada Selasa (18/11). Kegiatan strategis ini menjadi momentum penting untuk memperbarui data pemantauan daerah sebar penyakit hewan karantina sekaligus memperkuat koordinasi lintas wilayah se-Kalimantan.

Webinar tersebut diikuti perwakilan dinas pertanian provinsi/kabupaten/kota se-Kalimantan, Badan Karantina Pertanian, Balai Veteriner Banjarbaru dan Bali, akademisi/BRIN, serta pemangku kepentingan peternakan. Fokus utama diarahkan pada paparan hasil pemantauan penyakit strategis seperti Bovine Viral Diarrhea (BVD), Avian Influenza (AI), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rabies, Lumpy Skin Disease (LSD), serta HPHK lain yang berisiko meluas lintas daerah.

Baca Juga :  Bulan Bakti PKH 2025, Kalteng Dorong Edukasi Ketahanan Pangan

Plt Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet, drh. G. M. Sofyannoor, menjelaskan bahwa Kabupaten Kobar merupakan salah satu lokus surveilans HPHK sejak 2023 hingga 2025. Hal ini karena Kobar menjadi wilayah transit dan tujuan lalu lintas hewan antar pulau, terutama dari Jawa dan Bali menuju Kalimantan.
“Surveilans sangat penting bukan hanya untuk deteksi dini dan pemetaan penyakit, tetapi juga sebagai langkah mitigasi untuk mencegah kematian ternak milik masyarakat,” kata Sofyan.

Electronic money exchangers listing

Sementara itu, Plh Kepala Distan Kobar, Haryo Prabowo, menegaskan bahwa partisipasi dalam webinar memberikan manfaat besar bagi penyegaran informasi serta peningkatan koordinasi regional.
“Kerja sama antarwilayah menjadi kunci pengendalian penyakit hewan yang berdampak pada kesehatan masyarakat, produktivitas ternak, dan perekonomian daerah,” ujarnya.

Baca Juga :  Menjelang Iduladha, Pemko Palangka Raya Fokus Cegah Penyakit pada Hewan Kurban

Webinar menghasilkan sejumlah rekomendasi, antara lain peningkatan integrasi data pemantauan antarwilayah, penguatan deteksi dini melalui laboratorium, harmonisasi pengawasan lalu lintas hewan, serta dorongan penerapan biosekuriti oleh masyarakat dan pelaku usaha peternakan.

Distan Kobar berharap langkah kolaboratif ini semakin memperkokoh ketahanan kesehatan hewan di Kalimantan, sekaligus memastikan sektor peternakan tumbuh secara sehat, aman, dan berkelanjutan. (tim)

Terpopuler

Artikel Terbaru