26.7 C
Jakarta
Saturday, September 21, 2024

Ini Jurus Sri Mulyani Agar Investor Datang ke Indonesia

Kondisi perekonomian
global yang diambang resesi membuat banyak negara-negara dunia memutar akal
agar bisa terlepas dari pelemahan ekonomi. Apalagi, hal itu juga berpengaruh
terhadap penyerapan aliran modal asing (capital inflow) di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia.

Menteri Keuangan Sri
Mulyani mengatakan, potensi capital inflow dalam negeri masih bisa dikerek
melalui kebijakan fiskal, moneter maupun stimulus perdagangan internasional.
Begitu juga dengan cara meyakinkan para investor mengenai capaian makro ekonomi
negara yang terus membaik.

“Kita akan sampaikan
bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen, inflasinya
tetap terjaga rendah, dan perbaikan sektor pembangunan seperti kemiskinan,
kelas menengah, infrastruktur yang sudah mulai terbangun. Ini menjadi tempat
yang baik bagi iklim investasi,” kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen,
Jakarta, Jumat (6/9).

Baca Juga :  Listrik Gratis Pelanggan PLN 450 VA Diperpanjang Sampai September

Menurut Sri Mulyani,
meyakinkan investor merupakan langkah yang penting untuk mendorong aliran modal
masuk ke Indonesia. Karena itu, lanjutnya, semua elemen bangsa ini harus bisa
menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan tempat yang baik dan aman
untuk berinvestasi.

“Kalau kita bisa
menunjukan bahwa Indonesia adalah tempat yang aman dan baik, maka mereka
(investor) akan tetap datang ke Indonesia,” jelasnya.

Sri Mulyani juga
membahas stimulus investasi lainnya, seperti yang dikatakan Presiden Jokowi.
Menuurtnya itu bentuk komitmen pemerintah yang akan menghilangkan semua aturan
yang dianggap masih menjadi penghambat dari pemasukan investasi.

“Kita harus
menghilangkan semua peraturan yang menyebabkan cost of doing businessnya
menjadi mahal tinggi dan panjang bertele-tele. Dan kita juga mengeluarkan
peraturan perpajakan,” terangnya.

Baca Juga :  Demo Dialihkan ke DPR, Polisi Tetap Pengamanan di Sekitar Istana Negara

Di sisi lain,
pemerintah akan melakukan identifikasi kebutuhan dari investor yang ingin
menanam modal di Indonesia. Di antaranya dengan menerjemahkan minat investasi
menjadi aktivitas investasi. Jadi, tidak hanya sekadar berhenti diminat saja.

Sebagai informasi,
Bank Indonesia (BI) mencatat total arus dana asing yang masuk (capital inflow)
per 29 Agustus 2019 mencapai Rp 180,7 triliun. Dana tersebut antara lain
mengalir ke ke surat berharga negara (SBN) senilai Rp 118,9 triliun dan Rp 60,7
triliun ke saham.(jpg)

 

 

Kondisi perekonomian
global yang diambang resesi membuat banyak negara-negara dunia memutar akal
agar bisa terlepas dari pelemahan ekonomi. Apalagi, hal itu juga berpengaruh
terhadap penyerapan aliran modal asing (capital inflow) di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia.

Menteri Keuangan Sri
Mulyani mengatakan, potensi capital inflow dalam negeri masih bisa dikerek
melalui kebijakan fiskal, moneter maupun stimulus perdagangan internasional.
Begitu juga dengan cara meyakinkan para investor mengenai capaian makro ekonomi
negara yang terus membaik.

“Kita akan sampaikan
bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen, inflasinya
tetap terjaga rendah, dan perbaikan sektor pembangunan seperti kemiskinan,
kelas menengah, infrastruktur yang sudah mulai terbangun. Ini menjadi tempat
yang baik bagi iklim investasi,” kata Sri Mulyani di Kompleks Parlemen,
Jakarta, Jumat (6/9).

Baca Juga :  Listrik Gratis Pelanggan PLN 450 VA Diperpanjang Sampai September

Menurut Sri Mulyani,
meyakinkan investor merupakan langkah yang penting untuk mendorong aliran modal
masuk ke Indonesia. Karena itu, lanjutnya, semua elemen bangsa ini harus bisa
menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan tempat yang baik dan aman
untuk berinvestasi.

“Kalau kita bisa
menunjukan bahwa Indonesia adalah tempat yang aman dan baik, maka mereka
(investor) akan tetap datang ke Indonesia,” jelasnya.

Sri Mulyani juga
membahas stimulus investasi lainnya, seperti yang dikatakan Presiden Jokowi.
Menuurtnya itu bentuk komitmen pemerintah yang akan menghilangkan semua aturan
yang dianggap masih menjadi penghambat dari pemasukan investasi.

“Kita harus
menghilangkan semua peraturan yang menyebabkan cost of doing businessnya
menjadi mahal tinggi dan panjang bertele-tele. Dan kita juga mengeluarkan
peraturan perpajakan,” terangnya.

Baca Juga :  Demo Dialihkan ke DPR, Polisi Tetap Pengamanan di Sekitar Istana Negara

Di sisi lain,
pemerintah akan melakukan identifikasi kebutuhan dari investor yang ingin
menanam modal di Indonesia. Di antaranya dengan menerjemahkan minat investasi
menjadi aktivitas investasi. Jadi, tidak hanya sekadar berhenti diminat saja.

Sebagai informasi,
Bank Indonesia (BI) mencatat total arus dana asing yang masuk (capital inflow)
per 29 Agustus 2019 mencapai Rp 180,7 triliun. Dana tersebut antara lain
mengalir ke ke surat berharga negara (SBN) senilai Rp 118,9 triliun dan Rp 60,7
triliun ke saham.(jpg)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru