25.2 C
Jakarta
Friday, October 24, 2025

Kebiasaan Malam Hari Orang-Orang Sukses dengan Tingkat Stres Rendah

Kesuksesan seringkali dikaitkan dengan kerja keras, ambisi tanpa henti, dan jadwal yang padat sejak pagi hingga malam.

Namun, para psikolog menemukan sesuatu yang menarik: banyak individu yang benar-benar berhasil dan bahagia dalam hidupnya justru bukan mereka yang bekerja paling lama, melainkan mereka yang mampu mengatur energi, menjaga ketenangan batin, dan menutup hari dengan kebiasaan yang menyeimbangkan jiwa.

Bagi mereka, malam bukan sekadar waktu untuk tidur, tetapi ritual refleksi dan penyembuhan diri. Mereka tahu bahwa apa yang dilakukan di jam-jam sebelum tidur sangat memengaruhi performa esok hari—baik dalam hal produktivitas, kreativitas, maupun stabilitas emosi.

Dilansir dari Geediting pada Kamis (23/10), terdapat 7 kebiasaan malam hari yang sering dijalani orang-orang sukses dengan tingkat stres rendah, menurut psikologi modern.

  1. Mereka Menutup Hari dengan Rasa Syukur

Bukan rahasia lagi, rasa syukur dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Menurut penelitian dari Journal of Positive Psychology, menulis tiga hal yang disyukuri sebelum tidur bisa menurunkan kecemasan dan memperbaiki kualitas tidur.

Orang sukses yang tenang biasanya tidak menutup hari dengan pikiran tentang kekurangan atau kegagalan, tetapi dengan rasa syukur atas apa yang berjalan baik.

Mereka tahu bahwa pikiran positif sebelum tidur menjadi bahan bakar ketenangan pikiran saat bangun keesokan harinya.

  1. Mereka Melepaskan Diri dari Dunia Digital

Psikolog menyebut istilahnya digital sunset—yaitu waktu di mana seseorang berhenti berinteraksi dengan layar gadget sebelum tidur.

Cahaya biru dari layar ponsel atau laptop terbukti mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur alami.

Para profesional sukses dengan stres rendah menetapkan batas waktu: satu jam sebelum tidur, semua notifikasi dimatikan.

Baca Juga :  Ternyata, Kesuksesan Bisa Dicapai Tanpa Banyak Teman, Ini 9 Perilakunya

Mereka mungkin membaca buku fisik, menulis jurnal, atau sekadar duduk diam mendengarkan musik lembut. Dengan begitu, sistem saraf mulai tenang, dan tubuh mendapat sinyal bahwa waktu istirahat telah tiba.

 

  1. Mereka Melakukan Refleksi Ringan atas Hari yang Telah Berlalu

Kebiasaan ini bukan tentang menghakimi diri sendiri, melainkan tentang belajar dari pengalaman.

Orang sukses sering memiliki rutinitas reflektif di malam hari: merenungkan apa yang bisa diperbaiki, apa yang patut disyukuri, dan bagaimana cara menghadapi esok dengan lebih bijak.

Psikologi kognitif menunjukkan bahwa refleksi membantu otak memproses emosi yang tertunda, sehingga seseorang tidak membawa beban pikiran ke dalam tidur. Alhasil, stres menurun, dan tidur menjadi lebih nyenyak serta restoratif.

  1. Mereka Menyiapkan Rencana Esok Hari dengan Tenang

Alih-alih membiarkan pikiran terus berputar tentang “apa yang harus dilakukan besok,” orang-orang ini menuangkan semuanya ke dalam catatan sederhana—to-do list, jadwal, atau bahkan afirmasi untuk hari esok.

Menurut penelitian Harvard Business Review, kebiasaan membuat rencana di malam hari membantu otak merasa lebih terkendali dan mengurangi kecemasan anticipatory (kecemasan terhadap hal-hal yang belum terjadi).

Ketika semuanya sudah tertulis, pikiran menjadi tenang, karena tahu bahwa semuanya telah “ditangani.”

  1. Mereka Melatih Ketenangan Diri: Meditasi, Doa, atau Pernapasan Dalam

Banyak tokoh sukses dunia—mulai dari CEO besar hingga atlet elit—menjadikan meditasi malam atau latihan pernapasan sebagai bagian dari ritual tidur mereka.

Aktivitas ini membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yang berfungsi menurunkan detak jantung dan mengurangi hormon stres kortisol.

Bagi sebagian orang, bentuknya mungkin berbeda: doa singkat, journaling reflektif, atau afirmasi positif. Intinya sama—menjernihkan pikiran dan menenangkan tubuh sebelum terlelap.

  1. Mereka Membangun “Ritual Tidur” yang Konsisten
Baca Juga :  Penyebab Utama Sulit Tidur di Malam Hari dan Cara Mudah Mengatasinya

Tidur pada waktu yang sama setiap malam ternyata bukan hal sepele. Pola tidur yang konsisten membuat tubuh lebih mudah masuk ke fase istirahat dalam-dalam (deep sleep), di mana otak melakukan proses pembersihan dan perbaikan sel.

Orang-orang dengan stres rendah memperlakukan tidur sebagai investasi, bukan kemewahan. Mereka tidak begadang tanpa alasan, karena tahu bahwa kualitas tidur menentukan kualitas keputusan, emosi, dan kreativitas esok hari.

 

  1. Mereka Mengakhiri Hari dengan Makna, Bukan Kewajiban

Inilah rahasia yang sering terlewat: orang sukses yang benar-benar bahagia biasanya menutup hari dengan sesuatu yang mereka sukai—aktivitas yang memberi rasa hangat dan personal.

Bisa berupa membaca buku favorit, berbincang santai dengan pasangan, menulis puisi, atau sekadar menyeruput teh herbal sambil mendengarkan hujan.

Kegiatan ini memberi otak sinyal bahwa hidup bukan hanya tentang pekerjaan atau pencapaian, tetapi juga tentang keseimbangan, kedamaian, dan rasa hadir di momen kini.

Kesimpulan: Sukses yang Tenang Adalah Sukses yang Utuh

Kesuksesan sejati bukan diukur dari seberapa cepat kita berlari, melainkan seberapa damai hati kita saat mencapai tujuan itu.

Mereka yang mampu menjaga keseimbangan antara ambisi dan ketenangan, antara kerja dan istirahat, akan lebih tahan terhadap tekanan hidup.

Malam hari bukan hanya waktu untuk tidur, tetapi waktu untuk menyembuhkan pikiran, memperbaiki fokus, dan menyiapkan energi baru.Jadi, jika ingin meraih kesuksesan tanpa kehilangan kedamaian batin, mulailah malam ini—dengan satu kebiasaan kecil yang menenangkan.

Karena, seperti kata pepatah lama: “Malam yang tenang adalah pondasi pagi yang cemerlang.”(jpc)

Kesuksesan seringkali dikaitkan dengan kerja keras, ambisi tanpa henti, dan jadwal yang padat sejak pagi hingga malam.

Namun, para psikolog menemukan sesuatu yang menarik: banyak individu yang benar-benar berhasil dan bahagia dalam hidupnya justru bukan mereka yang bekerja paling lama, melainkan mereka yang mampu mengatur energi, menjaga ketenangan batin, dan menutup hari dengan kebiasaan yang menyeimbangkan jiwa.

Bagi mereka, malam bukan sekadar waktu untuk tidur, tetapi ritual refleksi dan penyembuhan diri. Mereka tahu bahwa apa yang dilakukan di jam-jam sebelum tidur sangat memengaruhi performa esok hari—baik dalam hal produktivitas, kreativitas, maupun stabilitas emosi.

Dilansir dari Geediting pada Kamis (23/10), terdapat 7 kebiasaan malam hari yang sering dijalani orang-orang sukses dengan tingkat stres rendah, menurut psikologi modern.

  1. Mereka Menutup Hari dengan Rasa Syukur

Bukan rahasia lagi, rasa syukur dapat menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Menurut penelitian dari Journal of Positive Psychology, menulis tiga hal yang disyukuri sebelum tidur bisa menurunkan kecemasan dan memperbaiki kualitas tidur.

Orang sukses yang tenang biasanya tidak menutup hari dengan pikiran tentang kekurangan atau kegagalan, tetapi dengan rasa syukur atas apa yang berjalan baik.

Mereka tahu bahwa pikiran positif sebelum tidur menjadi bahan bakar ketenangan pikiran saat bangun keesokan harinya.

  1. Mereka Melepaskan Diri dari Dunia Digital

Psikolog menyebut istilahnya digital sunset—yaitu waktu di mana seseorang berhenti berinteraksi dengan layar gadget sebelum tidur.

Cahaya biru dari layar ponsel atau laptop terbukti mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur alami.

Para profesional sukses dengan stres rendah menetapkan batas waktu: satu jam sebelum tidur, semua notifikasi dimatikan.

Baca Juga :  Ternyata, Kesuksesan Bisa Dicapai Tanpa Banyak Teman, Ini 9 Perilakunya

Mereka mungkin membaca buku fisik, menulis jurnal, atau sekadar duduk diam mendengarkan musik lembut. Dengan begitu, sistem saraf mulai tenang, dan tubuh mendapat sinyal bahwa waktu istirahat telah tiba.

 

  1. Mereka Melakukan Refleksi Ringan atas Hari yang Telah Berlalu

Kebiasaan ini bukan tentang menghakimi diri sendiri, melainkan tentang belajar dari pengalaman.

Orang sukses sering memiliki rutinitas reflektif di malam hari: merenungkan apa yang bisa diperbaiki, apa yang patut disyukuri, dan bagaimana cara menghadapi esok dengan lebih bijak.

Psikologi kognitif menunjukkan bahwa refleksi membantu otak memproses emosi yang tertunda, sehingga seseorang tidak membawa beban pikiran ke dalam tidur. Alhasil, stres menurun, dan tidur menjadi lebih nyenyak serta restoratif.

  1. Mereka Menyiapkan Rencana Esok Hari dengan Tenang

Alih-alih membiarkan pikiran terus berputar tentang “apa yang harus dilakukan besok,” orang-orang ini menuangkan semuanya ke dalam catatan sederhana—to-do list, jadwal, atau bahkan afirmasi untuk hari esok.

Menurut penelitian Harvard Business Review, kebiasaan membuat rencana di malam hari membantu otak merasa lebih terkendali dan mengurangi kecemasan anticipatory (kecemasan terhadap hal-hal yang belum terjadi).

Ketika semuanya sudah tertulis, pikiran menjadi tenang, karena tahu bahwa semuanya telah “ditangani.”

  1. Mereka Melatih Ketenangan Diri: Meditasi, Doa, atau Pernapasan Dalam

Banyak tokoh sukses dunia—mulai dari CEO besar hingga atlet elit—menjadikan meditasi malam atau latihan pernapasan sebagai bagian dari ritual tidur mereka.

Aktivitas ini membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatik, yang berfungsi menurunkan detak jantung dan mengurangi hormon stres kortisol.

Bagi sebagian orang, bentuknya mungkin berbeda: doa singkat, journaling reflektif, atau afirmasi positif. Intinya sama—menjernihkan pikiran dan menenangkan tubuh sebelum terlelap.

  1. Mereka Membangun “Ritual Tidur” yang Konsisten
Baca Juga :  Penyebab Utama Sulit Tidur di Malam Hari dan Cara Mudah Mengatasinya

Tidur pada waktu yang sama setiap malam ternyata bukan hal sepele. Pola tidur yang konsisten membuat tubuh lebih mudah masuk ke fase istirahat dalam-dalam (deep sleep), di mana otak melakukan proses pembersihan dan perbaikan sel.

Orang-orang dengan stres rendah memperlakukan tidur sebagai investasi, bukan kemewahan. Mereka tidak begadang tanpa alasan, karena tahu bahwa kualitas tidur menentukan kualitas keputusan, emosi, dan kreativitas esok hari.

 

  1. Mereka Mengakhiri Hari dengan Makna, Bukan Kewajiban

Inilah rahasia yang sering terlewat: orang sukses yang benar-benar bahagia biasanya menutup hari dengan sesuatu yang mereka sukai—aktivitas yang memberi rasa hangat dan personal.

Bisa berupa membaca buku favorit, berbincang santai dengan pasangan, menulis puisi, atau sekadar menyeruput teh herbal sambil mendengarkan hujan.

Kegiatan ini memberi otak sinyal bahwa hidup bukan hanya tentang pekerjaan atau pencapaian, tetapi juga tentang keseimbangan, kedamaian, dan rasa hadir di momen kini.

Kesimpulan: Sukses yang Tenang Adalah Sukses yang Utuh

Kesuksesan sejati bukan diukur dari seberapa cepat kita berlari, melainkan seberapa damai hati kita saat mencapai tujuan itu.

Mereka yang mampu menjaga keseimbangan antara ambisi dan ketenangan, antara kerja dan istirahat, akan lebih tahan terhadap tekanan hidup.

Malam hari bukan hanya waktu untuk tidur, tetapi waktu untuk menyembuhkan pikiran, memperbaiki fokus, dan menyiapkan energi baru.Jadi, jika ingin meraih kesuksesan tanpa kehilangan kedamaian batin, mulailah malam ini—dengan satu kebiasaan kecil yang menenangkan.

Karena, seperti kata pepatah lama: “Malam yang tenang adalah pondasi pagi yang cemerlang.”(jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru

/