SAMPIT, PROKALTENG.CO – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor. Berencana menghadirkan warna baru dalam peringatan Hari Santri tahun depan. Ia ingin perayaan tersebut tidak lagi sebatas acara formal, melainkan menjadi hari kebahagiaan bersama yang bisa dinikmati oleh seluruh santri dan masyarakat.
Menurut Halikinnor, selama ini santri jarang merasakan suasana perayaan di luar lingkungan pondok pesantren karena rutinitas belajar yang padat. Karena itu, ia mengusulkan agar momentum Hari Santri dijadikan layaknya hari raya kebersamaan yang menghadirkan kegembiraan di tengah masyarakat.
“Saya ingin ke depan Hari Santri dibuat seperti hari raya yang gembira. Santri ini kan jarang sekali keluar seperti pelajar lainnya, mereka lebih banyak berada di pondok. Jadi kita buat acaranya lebih meriah, penuh kebahagiaan,” ujarnya, Rabu (22/10).
Bupati menuturkan, kebahagiaan itu bisa diwujudkan melalui kegiatan rakyat yang melibatkan para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Ia bahkan mengusulkan agar disediakan makanan gratis bagi peserta acara, dengan pembiayaan hasil gotong royong para pejabat daerah.
“Nanti kita libatkan UMKM, khususnya pedagang kue dan makanan tradisional. Mereka bisa menyediakan hidangan seperti nasi kuning dan jajanan khas. Biayanya nanti kita urunan bersama. Jadi suasananya benar-benar seperti pesta rakyat,” katanya.
Ia menambahkan, konsep semacam ini tidak hanya menghadirkan keceriaan, tetapi juga memperkuat jalinan sosial antara santri, masyarakat umum, dan pelajar dari sekolah lain. Melalui kegiatan itu, diharapkan muncul semangat kebersamaan di kalangan generasi muda.
“Harapan saya, tahun depan Hari Santri bisa lebih meriah dan melibatkan semua pihak. Tidak hanya santri, tetapi juga pelajar umum. Supaya ada kebersamaan dan saling mengenal di antara mereka,” tegasnya.
Selain bernilai religius, gagasan tersebut dinilai Halikinnor dapat memberi dampak ekonomi bagi pelaku UMKM lokal. Dengan melibatkan pedagang kecil dalam kegiatan besar keagamaan, perputaran ekonomi masyarakat bisa ikut bergerak.
“Kita ingin kebahagiaan itu menyebar. Santri bahagia, masyarakat ikut senang, dan UMKM juga dapat rezeki. Jadi maknanya bukan hanya perayaan semata, tetapi ada nilai sosial dan ekonomi yang dirasakan bersama,” pungkasnya.(mif/kpg)
