26.3 C
Jakarta
Friday, September 20, 2024

Tragis, Korban Superyacht Terjebak hingga Meninggal saat Kapal Tenggelam

PROKALTENG.CO-Empat dari tujuh korban yang tewas dalam kecelakaan kapal superyacht Bayesian, terperangkap hidup-hidup di dalam kabin kapal saat kapal tersebut karam, di lepas Pantai Sisilia bulan lalu.

Menurut media Italia la Repubblica, hasil tes yang dilakukan selama dua hari terakhir, pengacara Chris Morvillo, istrinya Neda, bersama dengan pimpinan Morgan Stanley Bank International Jonathan Bloomer dan istrinya, Judy, semuanya meninggal dunia akibat tenggelam. Tidak satu pun dari empat penumpang, yang berada di atas superyacht sepanjang 185 kaki itu. Mereka memiliki air di paru-paru, trakea, atau perut.

Hal itu menunjukkan, mereka tenggelam ke laut bersama kapal tersebut saat badai pada 19 Agustus 2024. Ahli patologi dari Palermo Institute of Forensic Medicine menentukan bahwa keempat korban meninggal karena sesak napas saat gelembung udara tempat mereka, meringkuk kehabisan oksigen, dan menjadi beracun karena karbondioksida.

Baca Juga :  Sehari Pencarian, Korban Mobil Tercebur Sungai Ditemukan Meninggal Dunia

Menurut publikasi Italia, penyebab kematian para korban adalah kematian karena terbelenggu air laut. Dikutip dari New York Post, mayat mereka ditemukan di dalam ruang kabin yang sama di sisi kiri kapal pesiar seharga 40 juta dolar (Rp 615 miliar) tersebut.

Mayat anak perempuan Lynch yang berusia 18 tahun, Hannah ditemukan di kamar sebelah, tepat di sisi kiri lambung kapal. Kapal tersebut tenggelam ke dasar laut dan duduk miring di sisi kanan, yang berarti para korban kemungkinan besar masih hidup, saat mereka masuk kabin yang terakhir terisi air. Kemungkinan para korban berharap bisa menemukan kantong udara.

Namun, kantong-kantong udara tersebut dengan cepat menjadi beracun, ketika para korban menghirup oksigen terakhir dan mengembuskan karbondioksida.

Istri Lynch dan ibu Hannah, Angela Bacares yang selamat dari kapal karam dilaporkan mencoba memperingatkan para korban di bawah dek kapal. Namun, Bacares terluka saat menginjak pecahan kaca dan tidak dapat menjangkau kabin kapal tempat para korban yang dengan cepat sudah terisi air. Bacares termasuk di antara 15 penumpang dan awak kapal pesiar yang berhasil selamat.

Baca Juga :  Banjir di Tanbu Kian Meluas, Segini Jumlah Warga yang Terdampak

Seorang awak kapal yaitu juru masak kapal, Recaldo Thomas, juga tewas. Jasadnya ditemukan mengambang di samping kapal pesiar yang tenggelam.

Tes tambahan diperlukan untuk memastikan, keempat korban meninggal karena tenggelam tertelan air. Otopsi terhadap jenazah Lynch, Hannah, dan Thomas, dijadwalkan pada Jumat (6/9).

Penyebab kapal tenggelam belum diketahui, meskipun cuaca badai diyakini sebagai faktor penyebabnya. Tiga awak kapal Bayesian termasuk Kapten James Cutfield, sedang diselidiki atas dugaan kelalaian yang menyebabkan karamnya kapal tersebut. (jpg)

PROKALTENG.CO-Empat dari tujuh korban yang tewas dalam kecelakaan kapal superyacht Bayesian, terperangkap hidup-hidup di dalam kabin kapal saat kapal tersebut karam, di lepas Pantai Sisilia bulan lalu.

Menurut media Italia la Repubblica, hasil tes yang dilakukan selama dua hari terakhir, pengacara Chris Morvillo, istrinya Neda, bersama dengan pimpinan Morgan Stanley Bank International Jonathan Bloomer dan istrinya, Judy, semuanya meninggal dunia akibat tenggelam. Tidak satu pun dari empat penumpang, yang berada di atas superyacht sepanjang 185 kaki itu. Mereka memiliki air di paru-paru, trakea, atau perut.

Hal itu menunjukkan, mereka tenggelam ke laut bersama kapal tersebut saat badai pada 19 Agustus 2024. Ahli patologi dari Palermo Institute of Forensic Medicine menentukan bahwa keempat korban meninggal karena sesak napas saat gelembung udara tempat mereka, meringkuk kehabisan oksigen, dan menjadi beracun karena karbondioksida.

Baca Juga :  Sehari Pencarian, Korban Mobil Tercebur Sungai Ditemukan Meninggal Dunia

Menurut publikasi Italia, penyebab kematian para korban adalah kematian karena terbelenggu air laut. Dikutip dari New York Post, mayat mereka ditemukan di dalam ruang kabin yang sama di sisi kiri kapal pesiar seharga 40 juta dolar (Rp 615 miliar) tersebut.

Mayat anak perempuan Lynch yang berusia 18 tahun, Hannah ditemukan di kamar sebelah, tepat di sisi kiri lambung kapal. Kapal tersebut tenggelam ke dasar laut dan duduk miring di sisi kanan, yang berarti para korban kemungkinan besar masih hidup, saat mereka masuk kabin yang terakhir terisi air. Kemungkinan para korban berharap bisa menemukan kantong udara.

Namun, kantong-kantong udara tersebut dengan cepat menjadi beracun, ketika para korban menghirup oksigen terakhir dan mengembuskan karbondioksida.

Istri Lynch dan ibu Hannah, Angela Bacares yang selamat dari kapal karam dilaporkan mencoba memperingatkan para korban di bawah dek kapal. Namun, Bacares terluka saat menginjak pecahan kaca dan tidak dapat menjangkau kabin kapal tempat para korban yang dengan cepat sudah terisi air. Bacares termasuk di antara 15 penumpang dan awak kapal pesiar yang berhasil selamat.

Baca Juga :  Banjir di Tanbu Kian Meluas, Segini Jumlah Warga yang Terdampak

Seorang awak kapal yaitu juru masak kapal, Recaldo Thomas, juga tewas. Jasadnya ditemukan mengambang di samping kapal pesiar yang tenggelam.

Tes tambahan diperlukan untuk memastikan, keempat korban meninggal karena tenggelam tertelan air. Otopsi terhadap jenazah Lynch, Hannah, dan Thomas, dijadwalkan pada Jumat (6/9).

Penyebab kapal tenggelam belum diketahui, meskipun cuaca badai diyakini sebagai faktor penyebabnya. Tiga awak kapal Bayesian termasuk Kapten James Cutfield, sedang diselidiki atas dugaan kelalaian yang menyebabkan karamnya kapal tersebut. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru