28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dirancang Sejak Masa Abdul Razak, Kini Pile Slab itu Dinamakan Jembata

JEMBATAN layang (pile
slab) Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) akhirnya telah diresmikan, Sabtu
(15/2). Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran yang langsung meresmikan dan diberi
nama Jembatan Layang H Sugianto Sabran.

Keberadaan jembatan layang
ini sudah dinantikan selama 15 tahun oleh masyarakat, namun baru terealisasi
tahun ini dan pada masa kepemimpinan Gubenur Kalteng H Sugianto Sabran.

Selama pembangunan jembatan,
gubernur bersama tim turut mengawasi langsung pengerjaannya. Bahkan gubernur
langsung terjun ke lapangan, agar hasilnya dapat sesuai dengan target dan
benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kalteng.


Melalui jembatan ini, akses
masyarakat untuk melintasi jalur Pangkalan Bun-Kolam lebih mudah dan lancar.
Biasanya, jika turun hujan jalur ini berlumpur dan susah dilewati. Selain itu,
jembatan ini juga akan dinikmati oleh masyarakat dari Kabupaten Sukamara dan
Lamandau.

“Kalau nama jalan ini
saya beri nama H Ahmad Saleh yang tak lain adalah kakek saya dan yang
memberikan nama Sugianto kepada saya. Tetapi nama jembatan tetap nama saya
tidak apa-apa,” kata Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dalam pidatonya di
Pangkalan Bun, Sabtu (15/2).

Sugianto mengaku, selesainya
pembangunan jembatan tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan dirinya saja, tapi
seluruh masyarakat Kalteng khususnya yang berada di Kobar, Sukamara dan
Lamandau. Dia mengaku senang, akhirnya bisa menyelesaikan janji untuk
masyarakat yang berada di tiga kabupaten.

Baca Juga :  WARNING..!! Di Kotim, Sudah 352 Orang Terinfeksi dan 56 Meninggal Akib

“Jembatan ini
sebetulnya dirancang oleh Kai saya, Pak Razak, sejak menjabat sebagai Bupati
Kobar. Wajar kalau saya melanjutkan. Karena dulu juga dipikirkan dengan jangka
panjang. Jadi terima kasih untuk Pak Razak yang telah merencanakan ini,”
ucapnya yang diaminkan Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalteng, Shalahuddin.


Suami Yulistra Ivo ini
menambahkan, selesainya pembangunan Jembatan Layang H Sugianto Sabran ini salah
satu bukti bahwa fokus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) memberikan
dampak positif bagi pembangunan infrastruktur, sosial, pendidikan, kesehatan,
ekonomi, kebudayaan dan pariwisata di Kalteng. Juga terwujudnya pembangunan infrastruktur
yang berkeadilan dan membuka keterisolasian daerah.

Saat ini, hampir seluruh
wilayah di Kalteng mulai terkoneksi dengan baik. Hal tersebut, tak lepas dari
seringnya gubernur turun ke lapangan mendengarkan aspirasi masyarakat dan
berupaya mewujudkannya. Kini Kalteng yang Bermartabat, Elok, Religius, Kuat,
Amanah dan Harmonis (BERKAH) bukan hanya slogan belaka, namun telah
diimplementasikan dengan kerja yang nyata untuk kepentingan masyarakat.

Pada kesempatan ini,
gubernur menegaskan bahwa muatan kendaraan di atas 8 ton ke atas tak boleh
melewati jembatan layang ini. Dia tidak ingin jembatannya jadi rusak, padahal
jembatan ini sangat penting keberadaannya dalam menunjang perekonomian, karena
mobilitas warga lebih mudah.

Baca Juga :  Lagi, Dua Pasien Positif Covid-19 di Palangka Raya Sembuh, Salah Satun

Pihaknya juga akan melakukan
rapat guna merumuskan masalah retribusi bagi pengguna jembatan tersebut. Misal,
jika kendaraan yang melebihi tonase 8 ton ke atas maka dikenakan biaya,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan pemeliharaan rutin yang tentu
tidak murah.


Pria kelahiran Sampit ini
menambahkan, tugas pemerintah ke depan adalah memikirkan pemanfaatan lahan
tidak produktif di kiri dan kanan jalan. Apakah itu untuk lahan pertanian,
perkebunan atau hal lain. Gubernur berharap dengan dana pembangunan yang
digelontorkan begitu besar, keberadaan jembatan ini jangan sampai hanya untuk
dilewati saja. Selain menunjang ekonomi, tetapi lahan di kiri dan kanan jalan
bisa menjadi kekuatan ekonomi baru.

“Sehingga jangan sampai
lahan dibiarkan terbengkalai. Kami akan melihat dengan aturan dan pengkajian.
Jika dalam waktu tiga tahun lahan tersebut tidak digarap, maka harus
dikembalikan kepada pemerintah daerah. Siapapun pemiliknya,” tegas
gubernur.(adv/nue/uni
/nto)

JEMBATAN layang (pile
slab) Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) akhirnya telah diresmikan, Sabtu
(15/2). Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran yang langsung meresmikan dan diberi
nama Jembatan Layang H Sugianto Sabran.

Keberadaan jembatan layang
ini sudah dinantikan selama 15 tahun oleh masyarakat, namun baru terealisasi
tahun ini dan pada masa kepemimpinan Gubenur Kalteng H Sugianto Sabran.

Selama pembangunan jembatan,
gubernur bersama tim turut mengawasi langsung pengerjaannya. Bahkan gubernur
langsung terjun ke lapangan, agar hasilnya dapat sesuai dengan target dan
benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kalteng.


Melalui jembatan ini, akses
masyarakat untuk melintasi jalur Pangkalan Bun-Kolam lebih mudah dan lancar.
Biasanya, jika turun hujan jalur ini berlumpur dan susah dilewati. Selain itu,
jembatan ini juga akan dinikmati oleh masyarakat dari Kabupaten Sukamara dan
Lamandau.

“Kalau nama jalan ini
saya beri nama H Ahmad Saleh yang tak lain adalah kakek saya dan yang
memberikan nama Sugianto kepada saya. Tetapi nama jembatan tetap nama saya
tidak apa-apa,” kata Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran dalam pidatonya di
Pangkalan Bun, Sabtu (15/2).

Sugianto mengaku, selesainya
pembangunan jembatan tersebut bukan hanya menjadi kebanggaan dirinya saja, tapi
seluruh masyarakat Kalteng khususnya yang berada di Kobar, Sukamara dan
Lamandau. Dia mengaku senang, akhirnya bisa menyelesaikan janji untuk
masyarakat yang berada di tiga kabupaten.

Baca Juga :  WARNING..!! Di Kotim, Sudah 352 Orang Terinfeksi dan 56 Meninggal Akib

“Jembatan ini
sebetulnya dirancang oleh Kai saya, Pak Razak, sejak menjabat sebagai Bupati
Kobar. Wajar kalau saya melanjutkan. Karena dulu juga dipikirkan dengan jangka
panjang. Jadi terima kasih untuk Pak Razak yang telah merencanakan ini,”
ucapnya yang diaminkan Kepala Dinas PUPR Provinsi Kalteng, Shalahuddin.


Suami Yulistra Ivo ini
menambahkan, selesainya pembangunan Jembatan Layang H Sugianto Sabran ini salah
satu bukti bahwa fokus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) memberikan
dampak positif bagi pembangunan infrastruktur, sosial, pendidikan, kesehatan,
ekonomi, kebudayaan dan pariwisata di Kalteng. Juga terwujudnya pembangunan infrastruktur
yang berkeadilan dan membuka keterisolasian daerah.

Saat ini, hampir seluruh
wilayah di Kalteng mulai terkoneksi dengan baik. Hal tersebut, tak lepas dari
seringnya gubernur turun ke lapangan mendengarkan aspirasi masyarakat dan
berupaya mewujudkannya. Kini Kalteng yang Bermartabat, Elok, Religius, Kuat,
Amanah dan Harmonis (BERKAH) bukan hanya slogan belaka, namun telah
diimplementasikan dengan kerja yang nyata untuk kepentingan masyarakat.

Pada kesempatan ini,
gubernur menegaskan bahwa muatan kendaraan di atas 8 ton ke atas tak boleh
melewati jembatan layang ini. Dia tidak ingin jembatannya jadi rusak, padahal
jembatan ini sangat penting keberadaannya dalam menunjang perekonomian, karena
mobilitas warga lebih mudah.

Baca Juga :  Lagi, Dua Pasien Positif Covid-19 di Palangka Raya Sembuh, Salah Satun

Pihaknya juga akan melakukan
rapat guna merumuskan masalah retribusi bagi pengguna jembatan tersebut. Misal,
jika kendaraan yang melebihi tonase 8 ton ke atas maka dikenakan biaya,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan pemeliharaan rutin yang tentu
tidak murah.


Pria kelahiran Sampit ini
menambahkan, tugas pemerintah ke depan adalah memikirkan pemanfaatan lahan
tidak produktif di kiri dan kanan jalan. Apakah itu untuk lahan pertanian,
perkebunan atau hal lain. Gubernur berharap dengan dana pembangunan yang
digelontorkan begitu besar, keberadaan jembatan ini jangan sampai hanya untuk
dilewati saja. Selain menunjang ekonomi, tetapi lahan di kiri dan kanan jalan
bisa menjadi kekuatan ekonomi baru.

“Sehingga jangan sampai
lahan dibiarkan terbengkalai. Kami akan melihat dengan aturan dan pengkajian.
Jika dalam waktu tiga tahun lahan tersebut tidak digarap, maka harus
dikembalikan kepada pemerintah daerah. Siapapun pemiliknya,” tegas
gubernur.(adv/nue/uni
/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru