30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Warga Antusias Ikut Lomba Perahu Hias, Siap Undang Perwakilan Kalbar

Masing-masing
daerah memiliki tradisi dan cara tersendiri dalam merayakan Idulfitri atau Lebaran.
Salah satu contohnya di Kabupaten Sukamara. Pada momentum Idulfitri tahun ini,
digelar lomba perahu hias. Tradisi yang sudah ada sejak 1970-an itu mampu
memikat wisatawan lokal. Seperti apa kemeriahannya?  

 

EMANUEL LIU, Palangka
Raya

 

ZAMAN dahulu, ketika
belum ada alat transportasi darat seperti mobil dan sepeda motor, masyarakat
Kabupaten Sukamara menggunakan perahu sebagai transportasi untuk bepergian.
Baik untuk berangkat ke kebun, ladang, mupun mencari ikan. Begitu pula ketika
Lebaran tiba. Perahu bermesin kelotok menjadi pilihan utama masyarakat untuk
mengantarkan mereka menemui keluarga yang jauh.  

Sebagai bentuk kecintaan
terhadap moda transportasi sungai itu, masyarakat pun menggelar lomba perahu
kelotok. Hasilnya cukup menghibur, meskipun perahu yang ikut dilombakan tidak
dihiasi. Tradisi itu akhirnya berlanjut turun-temurun hingga sekarang ini, yang
dilaksanakan setiap hari besar keagamaan, yakni Idulfitri dan Iduladha. Saat
ini kegiatan tersebut sudah dikemas lebih berbeda dan berwana.

Pada Idulfitri tahun
ini, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Sukamara bekerja sama dengan Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sukamara, mengadakan lomba perahu
hias dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idulfitri 1440 Hijriah. Lomba digelar
pada Sabtu (8/6).

Baca Juga :  Tunggakan Listrik Bukan Disengaja, Wali Kota Palangka Raya Sebut PLN

“Atas kerja sama dengan
PHBI, kami menggelar lomba kelotok hias. Ternyata cukup menarik perhatian sejak
tiga tahun belakangan,” kata Kepala Disporapar Ahmad Julani kepada Kalteng Pos,
Minggu (9/6).

Menurutnya, selain untuk
memperebutkan hadiah yang telah disediakan, lomba tersebut juga diadakan untuk
memberikan hiburan. Acara tersebut dinilai bisa menjadi daya tarik bagi
wisatawan, apabila dikemas dengan lebih menarik.

“Ini digelar di
Sukamara setiap Idulfitri maupun Iduladha. Tahun ini, lomba yang sudah menjadi
tradisi dan budaya sejak tahun 1970-an itu dirangkai sekaligus dengan susur Sungai
Jelai,” terangnya.

Perlombaan perahu hias tersebut
bukan yang pertama kali digelar. Sudah dilakukan sejak zaman dahulu, saat belum
ada tontonan yang dapat menghibur warga Sukamara.

Ketika belum adanya
mobil dan sepeda motor, satu-satunya alat transportasi yang digunakan masyarakat
adalah kelotok. Perahu menjadi pilihan, baik sekadar untuk jalan-jalan maupun
untuk aktivitas lainnya.

“Dulu memang sudah ada
perlombaan kelotok, tetapi kelotoknya belum dihiasi. Seiring dengan
perkembangan zaman, muncul ide untuk menghiasi kelotok sebelum dilakukan
perlombaan,” ujarnya.

Baca Juga :  Kandidat Ibu Kota Baru, Jokowi Akui Kalteng Memenuhi Kriteria dan Laya

Perlombaan ini pun
mendapat antusias yang cukup tinggi. Masyarakat berbondong-bondong datang ke
arena perlombaan. Antusiasme masyarakat terus meningkat dari tahun ke tahun,
baik yang mengikuti perlombaan maupun sekadar menyaksikan.

“Ini kami anggap
sebagai pertunjukan yang bagus dan perlu dilestarikan ke depannya, khususnya di
Kabupaten Sukamara. Warga yang hadir bisa mencapai 1000-an orang bahkan lebih,”
ungkapnya.

Karena tingginya minat
masyarakat akan perlombaan ini, pihak Disporapar Sukamara berencana akan
kembali menggelar event yang sama saat Iduladha pada Agustus nanti. Untuk event
selanjutnya akan mengundang juga peserta dari Kecamatan Jelai dan Kecamatan
Manis Mata, Provinsi Kalimantan Barat.

“Kami harap pertunjukan
seperti ini tidak hilang begitu saja, tapi harus tetap dilestarikan. Kami juga
mempromosikan. Ke depannya kami berencana akan melombakan 50 perahu, demi menyiasati
dana pembinaan yang akan diberikan kepada peserta,” imbuhnya.

Perlombaan perahu hias yang digelar, juga
memberi dampak besar kepada para pedagang asongan. Sebab, pendapatan para
pedagang meningkat seiring digelarnya event ini. Pemerintah setempat pun
berharap lomba perahu hias dikemas secara baik, karena juga berkontribusi pada
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). (*/ce/ala)

Masing-masing
daerah memiliki tradisi dan cara tersendiri dalam merayakan Idulfitri atau Lebaran.
Salah satu contohnya di Kabupaten Sukamara. Pada momentum Idulfitri tahun ini,
digelar lomba perahu hias. Tradisi yang sudah ada sejak 1970-an itu mampu
memikat wisatawan lokal. Seperti apa kemeriahannya?  

 

EMANUEL LIU, Palangka
Raya

 

ZAMAN dahulu, ketika
belum ada alat transportasi darat seperti mobil dan sepeda motor, masyarakat
Kabupaten Sukamara menggunakan perahu sebagai transportasi untuk bepergian.
Baik untuk berangkat ke kebun, ladang, mupun mencari ikan. Begitu pula ketika
Lebaran tiba. Perahu bermesin kelotok menjadi pilihan utama masyarakat untuk
mengantarkan mereka menemui keluarga yang jauh.  

Sebagai bentuk kecintaan
terhadap moda transportasi sungai itu, masyarakat pun menggelar lomba perahu
kelotok. Hasilnya cukup menghibur, meskipun perahu yang ikut dilombakan tidak
dihiasi. Tradisi itu akhirnya berlanjut turun-temurun hingga sekarang ini, yang
dilaksanakan setiap hari besar keagamaan, yakni Idulfitri dan Iduladha. Saat
ini kegiatan tersebut sudah dikemas lebih berbeda dan berwana.

Pada Idulfitri tahun
ini, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Sukamara bekerja sama dengan Dinas
Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Sukamara, mengadakan lomba perahu
hias dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idulfitri 1440 Hijriah. Lomba digelar
pada Sabtu (8/6).

Baca Juga :  Tunggakan Listrik Bukan Disengaja, Wali Kota Palangka Raya Sebut PLN

“Atas kerja sama dengan
PHBI, kami menggelar lomba kelotok hias. Ternyata cukup menarik perhatian sejak
tiga tahun belakangan,” kata Kepala Disporapar Ahmad Julani kepada Kalteng Pos,
Minggu (9/6).

Menurutnya, selain untuk
memperebutkan hadiah yang telah disediakan, lomba tersebut juga diadakan untuk
memberikan hiburan. Acara tersebut dinilai bisa menjadi daya tarik bagi
wisatawan, apabila dikemas dengan lebih menarik.

“Ini digelar di
Sukamara setiap Idulfitri maupun Iduladha. Tahun ini, lomba yang sudah menjadi
tradisi dan budaya sejak tahun 1970-an itu dirangkai sekaligus dengan susur Sungai
Jelai,” terangnya.

Perlombaan perahu hias tersebut
bukan yang pertama kali digelar. Sudah dilakukan sejak zaman dahulu, saat belum
ada tontonan yang dapat menghibur warga Sukamara.

Ketika belum adanya
mobil dan sepeda motor, satu-satunya alat transportasi yang digunakan masyarakat
adalah kelotok. Perahu menjadi pilihan, baik sekadar untuk jalan-jalan maupun
untuk aktivitas lainnya.

“Dulu memang sudah ada
perlombaan kelotok, tetapi kelotoknya belum dihiasi. Seiring dengan
perkembangan zaman, muncul ide untuk menghiasi kelotok sebelum dilakukan
perlombaan,” ujarnya.

Baca Juga :  Kandidat Ibu Kota Baru, Jokowi Akui Kalteng Memenuhi Kriteria dan Laya

Perlombaan ini pun
mendapat antusias yang cukup tinggi. Masyarakat berbondong-bondong datang ke
arena perlombaan. Antusiasme masyarakat terus meningkat dari tahun ke tahun,
baik yang mengikuti perlombaan maupun sekadar menyaksikan.

“Ini kami anggap
sebagai pertunjukan yang bagus dan perlu dilestarikan ke depannya, khususnya di
Kabupaten Sukamara. Warga yang hadir bisa mencapai 1000-an orang bahkan lebih,”
ungkapnya.

Karena tingginya minat
masyarakat akan perlombaan ini, pihak Disporapar Sukamara berencana akan
kembali menggelar event yang sama saat Iduladha pada Agustus nanti. Untuk event
selanjutnya akan mengundang juga peserta dari Kecamatan Jelai dan Kecamatan
Manis Mata, Provinsi Kalimantan Barat.

“Kami harap pertunjukan
seperti ini tidak hilang begitu saja, tapi harus tetap dilestarikan. Kami juga
mempromosikan. Ke depannya kami berencana akan melombakan 50 perahu, demi menyiasati
dana pembinaan yang akan diberikan kepada peserta,” imbuhnya.

Perlombaan perahu hias yang digelar, juga
memberi dampak besar kepada para pedagang asongan. Sebab, pendapatan para
pedagang meningkat seiring digelarnya event ini. Pemerintah setempat pun
berharap lomba perahu hias dikemas secara baik, karena juga berkontribusi pada
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). (*/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru