33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Peneliti AS Sebut Antibodi Pasien Covid-19 Bisa Obati Pasien Lain

Para
peneliti di Amerika Serikat menemukan bukti baru. Antibodi dari pasien yang
sakit Covid-19 bisa menyembuhkan pasien lainnya. Antibodi dapat membantu dokter
mengobati infeksi Covid-19 dan melindungi orang yang berisiko terserang
penyakit.

Antibodi
dikumpulkan dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi
yang parah. Dan antibodi dapat diproduksi dalam skala oleh perusahaan farmasi
dan ditransfusikan ke dalam darah untuk melawan virus.

Para
ilmuwan dari Universitas Columbia di New York menskrining antibodi dari 40
pasien Covid-19 dan mengidentifikasi 61 jenis khusus dari lima orang lainnya.
Di antara mereka ada 9 sukarelawan yang menampilkan kemajuan luar biasa.

“Potensi
luar biasa untuk menetralkan patogen,” kata para peneliti seperti dilansir dari
The Guardian, Kamis (23/7).

Tes
pada sel menunjukkan bahwa antibodi membunuh virus. Sementara percobaan dengan
hamster mengungkapkan bahwa antibodi yang lebih kuat bisa melindungi hewan dari
penyakit.

Baca Juga :  Manfaat Daun Salam untuk Kesehatan

“Bisa
mematikan virus menular di jaringan paru-paru hamster yang kami tangani,” kata
profesor kedokteran di Columbia yang memimpin penelitian, David Ho.

“Kami
secara khusus mengisolasi antibodi yang sangat kuat yang dapat diproduksi
secara masal dan kemudian diberikan,” kata Ho.

“Kami
akan menganggap bahwa ini dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati
Sars-Cov-2. Bisa mengobati penyakit di awal infeksi terutama mereka yang
berisiko terkena penyakit parah seperti orang tua dan mereka yang memiliki
penyakit yang mendasarinya,” tambahnya.

Dia
menambahkan dalam hal pencegahan, antibodi tentu bisa menggantikan vaksin. “Dan
sekali lagi kita akan melihat yang paling rentan, misalnya, penghuni panti
jompo,” jelasnya.

Profesor
Sachdev Sidhu di Universitas Toronto juga memiliki rencana untuk membuktikan
fungsi antibodi penetralisir dalam uji klinis akhir tahun ini. “Menurut saya,
semakin banyak antibodi semakin baik, karena meningkatkan antibodi, meskipun
standar, masih membutuhkan waktu,” katanya.

Baca Juga :  Benarkah Sering Vertigo Bisa Memicu Stroke?

“Memiliki
banyak pilihan akan baik untuk memastikan pasien sebanyak mungkin dapat
menerima terapi,” katanya.

Antibodi
adalah salah satu jalur pertahanan utama tubuh terhadap infeksi virus. Ketika
virus menyerang sel dan berkembang biak, sistem kekebalan tubuh belajar mengenali
patogen dan mengeluarkan antibodi untuk menonaktifkan mikroba.

Laboratorium
perusahaan farmasi telah memproduksi antibodi dalam jumlah besar, memurnikannya
dari sel-sel yang ditanam dalam fermentor besar. Perkiraan menunjukkan bahwa
per dosis antibodi mungkin menelan biaya produksi USD 50 atau setara Rp 700
ribu.

Para
peneliti berharap untuk meluncurkan percobaan keamanan fase 1 pada manusia pada
Oktober. Jika uji coba aman, maka uji coba lanjutan bisa dimulai awal tahun
depan. Antibodi dapat direkayasa sehingga bertahan dalam darah selama tiga
hingga enam bulan.

Para
peneliti di Amerika Serikat menemukan bukti baru. Antibodi dari pasien yang
sakit Covid-19 bisa menyembuhkan pasien lainnya. Antibodi dapat membantu dokter
mengobati infeksi Covid-19 dan melindungi orang yang berisiko terserang
penyakit.

Antibodi
dikumpulkan dari pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi
yang parah. Dan antibodi dapat diproduksi dalam skala oleh perusahaan farmasi
dan ditransfusikan ke dalam darah untuk melawan virus.

Para
ilmuwan dari Universitas Columbia di New York menskrining antibodi dari 40
pasien Covid-19 dan mengidentifikasi 61 jenis khusus dari lima orang lainnya.
Di antara mereka ada 9 sukarelawan yang menampilkan kemajuan luar biasa.

“Potensi
luar biasa untuk menetralkan patogen,” kata para peneliti seperti dilansir dari
The Guardian, Kamis (23/7).

Tes
pada sel menunjukkan bahwa antibodi membunuh virus. Sementara percobaan dengan
hamster mengungkapkan bahwa antibodi yang lebih kuat bisa melindungi hewan dari
penyakit.

Baca Juga :  Manfaat Daun Salam untuk Kesehatan

“Bisa
mematikan virus menular di jaringan paru-paru hamster yang kami tangani,” kata
profesor kedokteran di Columbia yang memimpin penelitian, David Ho.

“Kami
secara khusus mengisolasi antibodi yang sangat kuat yang dapat diproduksi
secara masal dan kemudian diberikan,” kata Ho.

“Kami
akan menganggap bahwa ini dapat digunakan untuk mencegah atau mengobati
Sars-Cov-2. Bisa mengobati penyakit di awal infeksi terutama mereka yang
berisiko terkena penyakit parah seperti orang tua dan mereka yang memiliki
penyakit yang mendasarinya,” tambahnya.

Dia
menambahkan dalam hal pencegahan, antibodi tentu bisa menggantikan vaksin. “Dan
sekali lagi kita akan melihat yang paling rentan, misalnya, penghuni panti
jompo,” jelasnya.

Profesor
Sachdev Sidhu di Universitas Toronto juga memiliki rencana untuk membuktikan
fungsi antibodi penetralisir dalam uji klinis akhir tahun ini. “Menurut saya,
semakin banyak antibodi semakin baik, karena meningkatkan antibodi, meskipun
standar, masih membutuhkan waktu,” katanya.

Baca Juga :  Benarkah Sering Vertigo Bisa Memicu Stroke?

“Memiliki
banyak pilihan akan baik untuk memastikan pasien sebanyak mungkin dapat
menerima terapi,” katanya.

Antibodi
adalah salah satu jalur pertahanan utama tubuh terhadap infeksi virus. Ketika
virus menyerang sel dan berkembang biak, sistem kekebalan tubuh belajar mengenali
patogen dan mengeluarkan antibodi untuk menonaktifkan mikroba.

Laboratorium
perusahaan farmasi telah memproduksi antibodi dalam jumlah besar, memurnikannya
dari sel-sel yang ditanam dalam fermentor besar. Perkiraan menunjukkan bahwa
per dosis antibodi mungkin menelan biaya produksi USD 50 atau setara Rp 700
ribu.

Para
peneliti berharap untuk meluncurkan percobaan keamanan fase 1 pada manusia pada
Oktober. Jika uji coba aman, maka uji coba lanjutan bisa dimulai awal tahun
depan. Antibodi dapat direkayasa sehingga bertahan dalam darah selama tiga
hingga enam bulan.

Terpopuler

Artikel Terbaru