30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Biang Keringat, Musuh Kulit saat Cuaca Panas

Cuaca panas menyengat, ditambah kelembapan yang tinggi, tak hanya membikin gerah. Pada beberapa orang, hal itu bisa memicu heat rash. Alias, biang keringat yang ditandai ruam merah gatal yang mengganggu.

DI KALANGAN awam, biang keringat kerap disebut sebagai keringet buntet. Alias, keringat yang tersumbat. Menurut dr Jose L. Anggowarsito GDipDerm SpKK, istilah itu tidak sepenuhnya salah. ”Secara medis, gangguan itu disebut miliaria. Kelainan tersebut muncul karena blokade atau inflamasi saluran kelenjar ekrin atau keringat,” ungkapnya. Hal itu juga dipengaruhi produksi keringat yang naik saat cuaca panas.

Jose menjelaskan, miliaria sering dialami bayi dan anak-anak. Sebab, kulit mereka relatif lebih tipis daripada kulit orang dewasa. Fungsi regulasi suhu kulit pun belum baik. Biasanya, bintil-bintil itu muncul di lipatan kulit, misalnya leher. Plus area kulit yang tertutup pakaian. Contohnya, bagian dada atau punggung. Saat cuaca panas, risiko munculnya biang keringat pun makin tinggi.

”Cara menghindarinya tiga. Hindari matahari, pakaian terlalu ketat, dan pakaian dari bahan yang tidak menyerap keringat,” tegas spesialis penyakit kulit dan kelamin di National Hospital, Surabaya, itu. Jose menjelaskan, rupa miliaria berbeda-beda, bergantung pada level obstruksi saluran ekrin yang tersumbat. Ada yang berupa bintil berisi cairan jernih hingga yang hanya terlihat bak bintik-bintik di kulit unggas. Meski demikian, penanganannya tak jauh berbeda.

Agar tidak muncul infeksi, miliaria tak boleh digaruk. ”Untuk meredakan panas dan gatalnya, bisa pakai calamine cair. Sifatnya soothing sehingga membuat kulit nyaman,” paparnya. Dia menilai, opsi tersebut lebih disarankan ketimbang bedak atau krim. Ketika menggunakan bedak, ada residu yang justru bisa mengeblok saluran keringat. Sementara itu, krim, terutama yang berbasis minyak, bersifat oklusif alias melapisi kulit.

Baca Juga :  Ini Kaitan antara Kebiasaan Tidur Anda dengan Diabetes

Jose menilai, miliaria umumnya mereda sendiri selama pencetusnya dihindari. Jika tidak digaruk atau bergesekan dengan kain, bekas pun bisa diminimalkan.

Namun, di beberapa kasus, biang keringat juga membutuhkan pengobatan khusus. Misalnya, ketika bintik-bintik berisi pus atau nanah. ”Kalau sampai terinfeksi, biasanya kami resepkan salep antibiotik. Kalau gatalnya sangat mengganggu, diresepkan antihistamin,” lanjutnya. Penggunaannya harus atas resep dokter.

Pada situasi panas yang rawan mengundang biang keringat, Jose juga menyarankan pemakaian produk skin care yang lebih ringan. ”Upayakan yang hydrophilic (mengikat air) atau berbahan dasar air. Sehingga kulit tetap lembap, tapi pori-pori tidak tersumbat,” kata Jose. Pemakaian produk lipophilic yang mengikat minyak tidak disarankan karena bisa menyumbat kelenjar minyak maupun keringat.

Paparan matahari juga perlu dihindari. Bila perlu, bawa kipas untuk menjaga aerasi tetap baik. ”Perlu dicatat, miliaria juga bisa mengenai dahi dan sekitar kepala. Jadi, bagi yang berkerudung, pilih bahan yang menyerap keringat dan tidak terlalu tebal,” lanjut Jose.

Alumnus Universitas Sam Ratulangi, Manado, itu menjelaskan, biang keringat memang tidak menular atau diturunkan. Gangguan itu juga tidak mengancam nyawa. ”Buat yang mengalaminya, sangat mengganggu. Tapi, sangat bisa dihindari agar tidak sampai parah,” tegasnya.

Baca Juga :  10 Persen Ibu Hamil Berisiko Hipertensi, Lakukan Diet Rendah Garam

APA SAJA JENIS BIANG KERINGAT?

Miliaria kristalina: Sumbatan terjadi di lapisan terluar epidermis. Bentuknya berupa bintik-bintik kecil (1–2 mm) berisi cairan jernih.

Miliaria rubra: Sumbatan terjadi di lapisan epidermis yang lebih dalam. Gejalanya berupa bintil kemerahan menyebar yang disertai keluhan perih dan gatal.

Miliaria pustulosa: Jika miliaria rubra mengalami infeksi sekunder, miliaria pustulosa muncul titik putih berisi nanah. Bentuknya menyerupai jerawat

Miliaria profunda: Biang keringat terjadi di dermal atau lebih dalam, di papillary dermis. Karena letaknya di dalam kulit, gejalanya berupa bintil keras sewarna kulit. Ia merupakan bentuk miliaria rubra yang terjadi berulang dan tidak ditangani dengan baik.

 

TIP

– Gunakan pakaian yang berbahan menyerap keringat dan longgar.

 

– Buat pengguna hijab, pilih bahan yang ringan dan tidak tebal. Gunakan inner atau ciput yang tidak terlalu tebal.

– Jika ada biang keringat di bagian wajah, jangan menutupnya dengan make-up. Apalagi yang bersifat waterproof.

– Hindari menggunakan lagi pakaian ”sisa” keringat yang telah dikeringkan karena justru memicu jamur.

– Jaga kulit tetap dingin dengan berendam atau mandi.

– Ketika cuaca panas, hindari membedong bayi dengan selimut atau pakaian tebal.

– Hindari menggunakan salep, terutama yang memiliki kandungan kortikosteroid, tanpa resep dokter.

Cuaca panas menyengat, ditambah kelembapan yang tinggi, tak hanya membikin gerah. Pada beberapa orang, hal itu bisa memicu heat rash. Alias, biang keringat yang ditandai ruam merah gatal yang mengganggu.

DI KALANGAN awam, biang keringat kerap disebut sebagai keringet buntet. Alias, keringat yang tersumbat. Menurut dr Jose L. Anggowarsito GDipDerm SpKK, istilah itu tidak sepenuhnya salah. ”Secara medis, gangguan itu disebut miliaria. Kelainan tersebut muncul karena blokade atau inflamasi saluran kelenjar ekrin atau keringat,” ungkapnya. Hal itu juga dipengaruhi produksi keringat yang naik saat cuaca panas.

Jose menjelaskan, miliaria sering dialami bayi dan anak-anak. Sebab, kulit mereka relatif lebih tipis daripada kulit orang dewasa. Fungsi regulasi suhu kulit pun belum baik. Biasanya, bintil-bintil itu muncul di lipatan kulit, misalnya leher. Plus area kulit yang tertutup pakaian. Contohnya, bagian dada atau punggung. Saat cuaca panas, risiko munculnya biang keringat pun makin tinggi.

”Cara menghindarinya tiga. Hindari matahari, pakaian terlalu ketat, dan pakaian dari bahan yang tidak menyerap keringat,” tegas spesialis penyakit kulit dan kelamin di National Hospital, Surabaya, itu. Jose menjelaskan, rupa miliaria berbeda-beda, bergantung pada level obstruksi saluran ekrin yang tersumbat. Ada yang berupa bintil berisi cairan jernih hingga yang hanya terlihat bak bintik-bintik di kulit unggas. Meski demikian, penanganannya tak jauh berbeda.

Agar tidak muncul infeksi, miliaria tak boleh digaruk. ”Untuk meredakan panas dan gatalnya, bisa pakai calamine cair. Sifatnya soothing sehingga membuat kulit nyaman,” paparnya. Dia menilai, opsi tersebut lebih disarankan ketimbang bedak atau krim. Ketika menggunakan bedak, ada residu yang justru bisa mengeblok saluran keringat. Sementara itu, krim, terutama yang berbasis minyak, bersifat oklusif alias melapisi kulit.

Baca Juga :  Ini Kaitan antara Kebiasaan Tidur Anda dengan Diabetes

Jose menilai, miliaria umumnya mereda sendiri selama pencetusnya dihindari. Jika tidak digaruk atau bergesekan dengan kain, bekas pun bisa diminimalkan.

Namun, di beberapa kasus, biang keringat juga membutuhkan pengobatan khusus. Misalnya, ketika bintik-bintik berisi pus atau nanah. ”Kalau sampai terinfeksi, biasanya kami resepkan salep antibiotik. Kalau gatalnya sangat mengganggu, diresepkan antihistamin,” lanjutnya. Penggunaannya harus atas resep dokter.

Pada situasi panas yang rawan mengundang biang keringat, Jose juga menyarankan pemakaian produk skin care yang lebih ringan. ”Upayakan yang hydrophilic (mengikat air) atau berbahan dasar air. Sehingga kulit tetap lembap, tapi pori-pori tidak tersumbat,” kata Jose. Pemakaian produk lipophilic yang mengikat minyak tidak disarankan karena bisa menyumbat kelenjar minyak maupun keringat.

Paparan matahari juga perlu dihindari. Bila perlu, bawa kipas untuk menjaga aerasi tetap baik. ”Perlu dicatat, miliaria juga bisa mengenai dahi dan sekitar kepala. Jadi, bagi yang berkerudung, pilih bahan yang menyerap keringat dan tidak terlalu tebal,” lanjut Jose.

Alumnus Universitas Sam Ratulangi, Manado, itu menjelaskan, biang keringat memang tidak menular atau diturunkan. Gangguan itu juga tidak mengancam nyawa. ”Buat yang mengalaminya, sangat mengganggu. Tapi, sangat bisa dihindari agar tidak sampai parah,” tegasnya.

Baca Juga :  10 Persen Ibu Hamil Berisiko Hipertensi, Lakukan Diet Rendah Garam

APA SAJA JENIS BIANG KERINGAT?

Miliaria kristalina: Sumbatan terjadi di lapisan terluar epidermis. Bentuknya berupa bintik-bintik kecil (1–2 mm) berisi cairan jernih.

Miliaria rubra: Sumbatan terjadi di lapisan epidermis yang lebih dalam. Gejalanya berupa bintil kemerahan menyebar yang disertai keluhan perih dan gatal.

Miliaria pustulosa: Jika miliaria rubra mengalami infeksi sekunder, miliaria pustulosa muncul titik putih berisi nanah. Bentuknya menyerupai jerawat

Miliaria profunda: Biang keringat terjadi di dermal atau lebih dalam, di papillary dermis. Karena letaknya di dalam kulit, gejalanya berupa bintil keras sewarna kulit. Ia merupakan bentuk miliaria rubra yang terjadi berulang dan tidak ditangani dengan baik.

 

TIP

– Gunakan pakaian yang berbahan menyerap keringat dan longgar.

 

– Buat pengguna hijab, pilih bahan yang ringan dan tidak tebal. Gunakan inner atau ciput yang tidak terlalu tebal.

– Jika ada biang keringat di bagian wajah, jangan menutupnya dengan make-up. Apalagi yang bersifat waterproof.

– Hindari menggunakan lagi pakaian ”sisa” keringat yang telah dikeringkan karena justru memicu jamur.

– Jaga kulit tetap dingin dengan berendam atau mandi.

– Ketika cuaca panas, hindari membedong bayi dengan selimut atau pakaian tebal.

– Hindari menggunakan salep, terutama yang memiliki kandungan kortikosteroid, tanpa resep dokter.

Terpopuler

Artikel Terbaru