28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pasien Kanker dengan Keganasan Darah Paling Rentan Terinfeksi Covid-19

PROKALTENG.CO – Orang dengan penyakit penyerta atau komorbid rentan terinfeksi
Covid-19 salah satunya penderita kanker. Jika sudah terinfeksi Covid-19, maka
berisiko berat atau fatal. Ternyata ada kategori penderita kanker tertentu yang
paling parah jika terinfeksi Covid-19.

Internis,
Konsultan Hematologi dan Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta dr. Ronald A.
Hukom menjelaskan pasien dengan kanker telah terbukti sebagai kelompok yang
dapat memiliki risiko infeksi Covid-19 parah yang lebih tinggi. Di antara
pasien dengan kanker, tampaknya keganasan (darah) hematologis dan paru-paru
serta adanya penyakit metastasis (kanker sudah menyebar) dikaitkan dengan
peningkatan risiko.

“Infeksi
berat terutama dialami oleh pasien-pasien kanker dengan keganasan
darah/hematologi,” katanya dalam keterangan virtual baru-baru ini.

Sedangkan
pasien dengan tumor padat atau solid jauh lebih rendah risikonya jika
terinfeksi Covid-19 dengan pasien yang mengalami keganasan darah. Namun pasiem
dengan tumor padat tetap berisiko terutama saat tahun-tahun pertama pengobatan
atau saat didiagnosis.

“Terutama
pada tahun pertama setelah diagnosis yang turun mendekati orang normal jika
diagnosis> 5 tahun sebelumnya. Untuk keganasan apa pun, penyakit aktif
memberikan peningkatan risiko Covid-19 parah yang signifikan,” jelas dr.
Ronald.

Namun,
insiden dan tingkat keparahan Covid-19 yang lebih tinggi pada pasien dengan
kanker, dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita kanker. Dan ini adalah
masih pengamatan berdasarkan studi retrospektif non-komparatif.

Baca Juga :  Orang yang Sering Berjalan Cepat, Hidupnya Lebih Lama

Lalu
terkait vaksinasi Covid-19 untuk pasien kanker, menurut dr. Ronald, pasien
kanker (atau dengan riwayat kanker) bisa mendapatkan beberapa jenis vaksin yang
ada saat ini, tetapi ini tergantung juga pada banyak faktor. Misalnya seperti
data vaksin, jenis kanker yang diderita, apakah masih dalam perawatan untuk
kanker, dan kepastian sistem kekebalan bekerja dengan baik.

“Karena
itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter Onkologi atau internis sebelum
mendapatkan jenis vaksin apa pun,” tegasnya.

Hal
itu senada dengan American Society of Clinical Oncology (ASCO) yang telah
memberikan jawaban untuk beberapa pertanyaan penting terkait pemberian vaksin
Covid-19 pada pasien kanker. Haruskah penderita kanker divaksinasi untuk
melawan Covid-19?

Saat
ini, pasien kanker dapat ditawarkan vaksinasi Covid-19 selama komponen vaksin
tersebut tidak dikontraindikasikan. Panduan klinis sementara CDC saat ini
membahas individu dengan gangguan sistem imun. Dinyatakan orang dengan
kekebalan yang terganggu masih dapat menerima vaksinasi Covid-19 jika mereka tidak
memiliki kontraindikasi terhadap vaksinasi.

Namun,
mereka harus diberi penjelasan tentang profil keamanan vaksin yang tidak
diketahui dan keefektifannya pada populasi yang terganggu kekebalannya, serta
potensi penurunan respons imun dan kebutuhan untuk terus mengikuti semua
panduan saat ini untuk melindungi diri mereka dari Covid-19.

Baca Juga :  Terlihat Sepele, Latihan Singkat Siang Hari Banyak Manfaatnya lho

Panel
ahli mencatat bahwa sementara beberapa pasien immunocompromised mungkin
mengalami penurunan respons terhadap vaksin, hal itu mungkin masih tetap
memberikan beberapa manfaat dan penting untuk mengurangi risiko atau keparahan
Covid-19 untuk pasien kanker, terutama mengingat bukti terbaru tentang tingkat
infeksi parah yang lebih tinggi.

Lalu
haruskah orang yang sedang menjalani pengobatan aktif untuk kanker divaksinasi
untuk melawan Covid-19? Saat ini, pasien yang menjalani pengobatan kanker dapat
ditawari vaksinasi untuk melawan Covid-19 selama tidak ada komponen vaksin yang
dikontraindikasikan. Ahli Onkologi Medik memiliki pengalaman memberikan jenis
vaksin lain kepada pasien yang menerima pengobatan kanker, termasuk kemoterapi,
imunoterapi, terapi radiasi, atau transplantasi sel induk.

Strategi
seperti menyediakan vaksin di antara siklus terapi, dan setelah masa tunggu
yang tepat untuk pasien yang menerima transplantasi sel induk. Pengobatan
imunoglobulin dapat digunakan untuk mengurangi risiko sambil mempertahankan
kemanjuran vaksinasi. Lalu orang yang sudah menyelesaikan pengobatan kanker dan
dinyatakan sembuh (survivors) dapat ditawari vaksinasi untuk melawan Covid-19,
selama komponen vaksin apa pun tidak dikontraindikasikan.

PROKALTENG.CO – Orang dengan penyakit penyerta atau komorbid rentan terinfeksi
Covid-19 salah satunya penderita kanker. Jika sudah terinfeksi Covid-19, maka
berisiko berat atau fatal. Ternyata ada kategori penderita kanker tertentu yang
paling parah jika terinfeksi Covid-19.

Internis,
Konsultan Hematologi dan Onkologi RS Kanker Dharmais Jakarta dr. Ronald A.
Hukom menjelaskan pasien dengan kanker telah terbukti sebagai kelompok yang
dapat memiliki risiko infeksi Covid-19 parah yang lebih tinggi. Di antara
pasien dengan kanker, tampaknya keganasan (darah) hematologis dan paru-paru
serta adanya penyakit metastasis (kanker sudah menyebar) dikaitkan dengan
peningkatan risiko.

“Infeksi
berat terutama dialami oleh pasien-pasien kanker dengan keganasan
darah/hematologi,” katanya dalam keterangan virtual baru-baru ini.

Sedangkan
pasien dengan tumor padat atau solid jauh lebih rendah risikonya jika
terinfeksi Covid-19 dengan pasien yang mengalami keganasan darah. Namun pasiem
dengan tumor padat tetap berisiko terutama saat tahun-tahun pertama pengobatan
atau saat didiagnosis.

“Terutama
pada tahun pertama setelah diagnosis yang turun mendekati orang normal jika
diagnosis> 5 tahun sebelumnya. Untuk keganasan apa pun, penyakit aktif
memberikan peningkatan risiko Covid-19 parah yang signifikan,” jelas dr.
Ronald.

Namun,
insiden dan tingkat keparahan Covid-19 yang lebih tinggi pada pasien dengan
kanker, dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita kanker. Dan ini adalah
masih pengamatan berdasarkan studi retrospektif non-komparatif.

Baca Juga :  Orang yang Sering Berjalan Cepat, Hidupnya Lebih Lama

Lalu
terkait vaksinasi Covid-19 untuk pasien kanker, menurut dr. Ronald, pasien
kanker (atau dengan riwayat kanker) bisa mendapatkan beberapa jenis vaksin yang
ada saat ini, tetapi ini tergantung juga pada banyak faktor. Misalnya seperti
data vaksin, jenis kanker yang diderita, apakah masih dalam perawatan untuk
kanker, dan kepastian sistem kekebalan bekerja dengan baik.

“Karena
itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter Onkologi atau internis sebelum
mendapatkan jenis vaksin apa pun,” tegasnya.

Hal
itu senada dengan American Society of Clinical Oncology (ASCO) yang telah
memberikan jawaban untuk beberapa pertanyaan penting terkait pemberian vaksin
Covid-19 pada pasien kanker. Haruskah penderita kanker divaksinasi untuk
melawan Covid-19?

Saat
ini, pasien kanker dapat ditawarkan vaksinasi Covid-19 selama komponen vaksin
tersebut tidak dikontraindikasikan. Panduan klinis sementara CDC saat ini
membahas individu dengan gangguan sistem imun. Dinyatakan orang dengan
kekebalan yang terganggu masih dapat menerima vaksinasi Covid-19 jika mereka tidak
memiliki kontraindikasi terhadap vaksinasi.

Namun,
mereka harus diberi penjelasan tentang profil keamanan vaksin yang tidak
diketahui dan keefektifannya pada populasi yang terganggu kekebalannya, serta
potensi penurunan respons imun dan kebutuhan untuk terus mengikuti semua
panduan saat ini untuk melindungi diri mereka dari Covid-19.

Baca Juga :  Terlihat Sepele, Latihan Singkat Siang Hari Banyak Manfaatnya lho

Panel
ahli mencatat bahwa sementara beberapa pasien immunocompromised mungkin
mengalami penurunan respons terhadap vaksin, hal itu mungkin masih tetap
memberikan beberapa manfaat dan penting untuk mengurangi risiko atau keparahan
Covid-19 untuk pasien kanker, terutama mengingat bukti terbaru tentang tingkat
infeksi parah yang lebih tinggi.

Lalu
haruskah orang yang sedang menjalani pengobatan aktif untuk kanker divaksinasi
untuk melawan Covid-19? Saat ini, pasien yang menjalani pengobatan kanker dapat
ditawari vaksinasi untuk melawan Covid-19 selama tidak ada komponen vaksin yang
dikontraindikasikan. Ahli Onkologi Medik memiliki pengalaman memberikan jenis
vaksin lain kepada pasien yang menerima pengobatan kanker, termasuk kemoterapi,
imunoterapi, terapi radiasi, atau transplantasi sel induk.

Strategi
seperti menyediakan vaksin di antara siklus terapi, dan setelah masa tunggu
yang tepat untuk pasien yang menerima transplantasi sel induk. Pengobatan
imunoglobulin dapat digunakan untuk mengurangi risiko sambil mempertahankan
kemanjuran vaksinasi. Lalu orang yang sudah menyelesaikan pengobatan kanker dan
dinyatakan sembuh (survivors) dapat ditawari vaksinasi untuk melawan Covid-19,
selama komponen vaksin apa pun tidak dikontraindikasikan.

Terpopuler

Artikel Terbaru