26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Penelitian Ungkap Pengaruh Kafein pada Kopi Bagi Susunan Otak

PROKALTENG.CO
– Kopi mengandung kafein yang bisa meningkatkan seseorang menjadi lebih awas
dan fokus. Kafein adalah zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di
seluruh dunia. Tidak hanya dalam secangkir kopi, tapi juga ada di dalam minuman
energi dan kola. Sebuah penelitian terbaru mengungkap pengaruh kafein terhadap
otak seseorang.

Sebuah
penelitian terbaru dari para peneliti di Universitas Basel menunjukkan bahwa
konsumsi kafein secara teratur dapat mengubah materi otak. Namun, efeknya
mungkin tampak sementara.

Kafein,
terutama jika diminum pada malam hari, dapat mengganggu pola tidur. Kurang tidur,
pada gilirannya, dapat memengaruhi materi otak, seperti yang dibuktikan oleh
penelitian sebelumnya.

Sebuah
tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Christian Cajochen dan dr. Carolin
Reichert dari Universitas Basel menyelidiki apakah kurang tidur karena kafein
adalah penyebab yang memengaruhi struktur otak.

Temuan
menunjukkan bahwa konsumsi kafein tidak mengakibatkan kualitas tidur yang
buruk. Di sisi lain, peneliti mengamati perubahan materi abu-abu pada otak.
Studi tersebut dilaporkan dalam jurnal Cerebral Cortex pada 15 Februari.

Baca Juga :  Meski Sudah Vaksin, Ternyata Tetap Bisa Kena Long Covid

Dilansir
dari Science Times, Kamis (18/2), menurut Pusat Informasi Bioteknologi
Nasional, otak manusia terbuat dari materi putih dan abu-abu. Tapi, materi
abu-abu memainkan peran penting dalam memungkinkan seseorang berfungsi normal
setiap hari. Tidak hanya membantu memproses informasi, tetapi juga memproses
sinyal yang dihasilkan oleh organ sensorik kita. Materi abu-abu merupakan
lapisan terluar otak yang mendapatkan warna abu-abu dari konsentrasi tinggi
badan sel saraf.

Studi
tersebut melibatkan 20 partisipan muda sehat yang secara teratur mengonsumsi
kopi setiap hari. Peserta diberi tablet untuk dua periode 10 hari (tablet
kafein atau plasebo) dan diminta untuk menahan diri dari mengonsumsi minuman
kafein lainnya selama waktu ini.

Peneliti
menganalisis materi abu-abu partisipan melalui pemindaian otak. Tim juga
menyelidiki kualitas tidur di laboratorium tidur melalui aktivitas listrik yang
direkam di otak.

Data
menunjukkan bahwa kedalaman tidur peserta sama saja kualitasnya. Terlepas dari
apakah mereka mengonsumsi kafein atau kapsul plasebo. Tetapi melihat perbedaan
yang signifikan pada materi abu-abu otak tergantung pada apakah partisipan
menerima kafein atau plasebo. Setelah 10 hari tidak mengonsumsi kafein karena
kapsul plasebo, volume materi abu-abu pada partisipan jauh lebih besar daripada
periode waktu yang sama dengan kapsul kafein.

Baca Juga :  Delapan Langkah Pasien Gagal Ginjal Untuk Hidup Lebih Berkualitas

“Hasil
penelitian kami tidak selalu berarti bahwa konsumsi kafein berdampak negatif
pada otak. Namun, konsumsi kafein setiap hari memengaruhi perangkat keras
kognitif kita, tapi memang perlu penelitian lebih lanjut,” jelas peneliti.

Para
peneliti mencatat bahwa perubahan morfologi otak tampaknya bersifat sementara
ketika membandingkan pengurangan volume materi abu-abu pada peminum kopi yang
rajin dan setelah berhenti minum kafein. Perbedaan itu lebih mencolok pada
lobus temporal medial kanan, termasuk hipokampus otak, wilayah otak yang vital
untuk konsolidasi memori. Kesimpulannya, perubahan itu hanya bersifat sementara
dan tidak berdampak negatif. Dan kafein juga tidak begitu terlalu memengaruhi
kualitas tidur seseorang.

PROKALTENG.CO
– Kopi mengandung kafein yang bisa meningkatkan seseorang menjadi lebih awas
dan fokus. Kafein adalah zat psikoaktif yang paling banyak dikonsumsi di
seluruh dunia. Tidak hanya dalam secangkir kopi, tapi juga ada di dalam minuman
energi dan kola. Sebuah penelitian terbaru mengungkap pengaruh kafein terhadap
otak seseorang.

Sebuah
penelitian terbaru dari para peneliti di Universitas Basel menunjukkan bahwa
konsumsi kafein secara teratur dapat mengubah materi otak. Namun, efeknya
mungkin tampak sementara.

Kafein,
terutama jika diminum pada malam hari, dapat mengganggu pola tidur. Kurang tidur,
pada gilirannya, dapat memengaruhi materi otak, seperti yang dibuktikan oleh
penelitian sebelumnya.

Sebuah
tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Christian Cajochen dan dr. Carolin
Reichert dari Universitas Basel menyelidiki apakah kurang tidur karena kafein
adalah penyebab yang memengaruhi struktur otak.

Temuan
menunjukkan bahwa konsumsi kafein tidak mengakibatkan kualitas tidur yang
buruk. Di sisi lain, peneliti mengamati perubahan materi abu-abu pada otak.
Studi tersebut dilaporkan dalam jurnal Cerebral Cortex pada 15 Februari.

Baca Juga :  Meski Sudah Vaksin, Ternyata Tetap Bisa Kena Long Covid

Dilansir
dari Science Times, Kamis (18/2), menurut Pusat Informasi Bioteknologi
Nasional, otak manusia terbuat dari materi putih dan abu-abu. Tapi, materi
abu-abu memainkan peran penting dalam memungkinkan seseorang berfungsi normal
setiap hari. Tidak hanya membantu memproses informasi, tetapi juga memproses
sinyal yang dihasilkan oleh organ sensorik kita. Materi abu-abu merupakan
lapisan terluar otak yang mendapatkan warna abu-abu dari konsentrasi tinggi
badan sel saraf.

Studi
tersebut melibatkan 20 partisipan muda sehat yang secara teratur mengonsumsi
kopi setiap hari. Peserta diberi tablet untuk dua periode 10 hari (tablet
kafein atau plasebo) dan diminta untuk menahan diri dari mengonsumsi minuman
kafein lainnya selama waktu ini.

Peneliti
menganalisis materi abu-abu partisipan melalui pemindaian otak. Tim juga
menyelidiki kualitas tidur di laboratorium tidur melalui aktivitas listrik yang
direkam di otak.

Data
menunjukkan bahwa kedalaman tidur peserta sama saja kualitasnya. Terlepas dari
apakah mereka mengonsumsi kafein atau kapsul plasebo. Tetapi melihat perbedaan
yang signifikan pada materi abu-abu otak tergantung pada apakah partisipan
menerima kafein atau plasebo. Setelah 10 hari tidak mengonsumsi kafein karena
kapsul plasebo, volume materi abu-abu pada partisipan jauh lebih besar daripada
periode waktu yang sama dengan kapsul kafein.

Baca Juga :  Delapan Langkah Pasien Gagal Ginjal Untuk Hidup Lebih Berkualitas

“Hasil
penelitian kami tidak selalu berarti bahwa konsumsi kafein berdampak negatif
pada otak. Namun, konsumsi kafein setiap hari memengaruhi perangkat keras
kognitif kita, tapi memang perlu penelitian lebih lanjut,” jelas peneliti.

Para
peneliti mencatat bahwa perubahan morfologi otak tampaknya bersifat sementara
ketika membandingkan pengurangan volume materi abu-abu pada peminum kopi yang
rajin dan setelah berhenti minum kafein. Perbedaan itu lebih mencolok pada
lobus temporal medial kanan, termasuk hipokampus otak, wilayah otak yang vital
untuk konsolidasi memori. Kesimpulannya, perubahan itu hanya bersifat sementara
dan tidak berdampak negatif. Dan kafein juga tidak begitu terlalu memengaruhi
kualitas tidur seseorang.

Terpopuler

Artikel Terbaru