30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Selain Belah Diri, Virus Korona Bisa Lompat hingga 5 Meter saat Bersin

Setiap
orang diminta untuk menjaga jarak aman atau physical distancing untuk mencegah
penularan virus Korona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan jaga jarak
minimal 1-2 meter. Tapi ternyata, virus Korona bisa melompat lebih jauh dari
jarak aman itu. Caranya melalui percikan atau droplet dari seseorang yang
sesang batuk dan bersin.

Tim
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan
ancaman virus Korona masih ada di sekitar kita dan tidak terlihat oleh mata.
Karena itu kita harus selalu tanggap dan waspada dan disiplin terapkan protokol
kesehatan. Pakai masker dengan benar, jaga jarak, dan cuci tangan.

Covid-19
adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019 atau penyakit menular yang
disebabkan Sars-Cov-2 yang pertama kali ditemukan Desember 2019. Virus Korona
banyak jenisnya dan biasanya ada di hewan. Tetapi ada beberapa jenis yang bisa
menginfeksi manusia yaitu SARS dan MERS pada awal 2000an.

Baca Juga :  Diet atau Olahraga, Mana yang Lebih Baik untuk Menurunkan Berat Badan?

“Sejauh
ini kita ketahui ada beberapa virus Lorona yang bisa serang manusia. Tipe virus
itu adalah penyebab wabah raya dunia. Dan tipe ini Sars-Cov-2 itulah pemicu wabah
dunia saat ini,” jelasnya.

Dokter
Reisa menjelaskan bagaimana virus Korona bisa menyerang tubuh manusia. Virus
Korona yang masuk ke tubuh seseorang bisa menggandakan diri ke tubuh manusia,
terutama di bagian saluran pernapasan bawah seperti paru-paru.

“Virus
Korona juga mengganggu imunitas dan kekebalan tubuh, apalagi mereka dengan
penyakit penyerta bisa fatal,” katanya.

Menurut
dokter Reisa, penyebaran virus dari satu manusia melalui percikan cairan dari
saluran pernapasan dan mulut kontak langsung atau dari perantara barang yang
dipegang bersama. Dan saat seseorang bersin atau bicara maka percikan itu
keluar bersama liur.

“Paling
peting jaga jarak. Percikan droplets itu bisa sampai 1-2 meter. Kalau batuk
atau bersin bisa lompat sampai 3-5 meter. Jadi kita harus saling jaga jarak,”
tegasnya.

Baca Juga :  Kode Etik dan Disiplin Tak Jamin Dokter Berhati-hati dalam Tugas

Maka
selain menjaga jarak, penggunaan masker dan cuci tangan dengan sabun yang
mengalir akan sangat efektif.

Dokter
Reisa menyebut saat ini Covid-19 bukan lagi virus impor, tapi penularannya
sudah secara lokal.

“Mayoritas
dari kontak dengan pasien atau dari orang yang tidak diketahui status
kesehatannya, jadi virus ini benar-benar ada,” katanya.

Kini
para ilmuwan sedang memetakan beberapa karakter virus atau merinci identitas
virus pada pasien di indonesia. Data ini digunakan untuk penelitian lebih
lanjut mengetahui epidimiologi virus, pengobatan dan pembuatan vaksin.

“Dengan
mengetahui virus yang beredar kita bisa desain vaksin yang ada. Jadi penting
sekali tahu status kesehatan kita apakah positif atau negatif. Jika kita bisa
bekerja sama, maka bisa membuat pandemi cepat selesai,” ungkapnya.

Setiap
orang diminta untuk menjaga jarak aman atau physical distancing untuk mencegah
penularan virus Korona. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan jaga jarak
minimal 1-2 meter. Tapi ternyata, virus Korona bisa melompat lebih jauh dari
jarak aman itu. Caranya melalui percikan atau droplet dari seseorang yang
sesang batuk dan bersin.

Tim
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan
ancaman virus Korona masih ada di sekitar kita dan tidak terlihat oleh mata.
Karena itu kita harus selalu tanggap dan waspada dan disiplin terapkan protokol
kesehatan. Pakai masker dengan benar, jaga jarak, dan cuci tangan.

Covid-19
adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019 atau penyakit menular yang
disebabkan Sars-Cov-2 yang pertama kali ditemukan Desember 2019. Virus Korona
banyak jenisnya dan biasanya ada di hewan. Tetapi ada beberapa jenis yang bisa
menginfeksi manusia yaitu SARS dan MERS pada awal 2000an.

Baca Juga :  Diet atau Olahraga, Mana yang Lebih Baik untuk Menurunkan Berat Badan?

“Sejauh
ini kita ketahui ada beberapa virus Lorona yang bisa serang manusia. Tipe virus
itu adalah penyebab wabah raya dunia. Dan tipe ini Sars-Cov-2 itulah pemicu wabah
dunia saat ini,” jelasnya.

Dokter
Reisa menjelaskan bagaimana virus Korona bisa menyerang tubuh manusia. Virus
Korona yang masuk ke tubuh seseorang bisa menggandakan diri ke tubuh manusia,
terutama di bagian saluran pernapasan bawah seperti paru-paru.

“Virus
Korona juga mengganggu imunitas dan kekebalan tubuh, apalagi mereka dengan
penyakit penyerta bisa fatal,” katanya.

Menurut
dokter Reisa, penyebaran virus dari satu manusia melalui percikan cairan dari
saluran pernapasan dan mulut kontak langsung atau dari perantara barang yang
dipegang bersama. Dan saat seseorang bersin atau bicara maka percikan itu
keluar bersama liur.

“Paling
peting jaga jarak. Percikan droplets itu bisa sampai 1-2 meter. Kalau batuk
atau bersin bisa lompat sampai 3-5 meter. Jadi kita harus saling jaga jarak,”
tegasnya.

Baca Juga :  Kode Etik dan Disiplin Tak Jamin Dokter Berhati-hati dalam Tugas

Maka
selain menjaga jarak, penggunaan masker dan cuci tangan dengan sabun yang
mengalir akan sangat efektif.

Dokter
Reisa menyebut saat ini Covid-19 bukan lagi virus impor, tapi penularannya
sudah secara lokal.

“Mayoritas
dari kontak dengan pasien atau dari orang yang tidak diketahui status
kesehatannya, jadi virus ini benar-benar ada,” katanya.

Kini
para ilmuwan sedang memetakan beberapa karakter virus atau merinci identitas
virus pada pasien di indonesia. Data ini digunakan untuk penelitian lebih
lanjut mengetahui epidimiologi virus, pengobatan dan pembuatan vaksin.

“Dengan
mengetahui virus yang beredar kita bisa desain vaksin yang ada. Jadi penting
sekali tahu status kesehatan kita apakah positif atau negatif. Jika kita bisa
bekerja sama, maka bisa membuat pandemi cepat selesai,” ungkapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru