31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Baby Blues Biasa Terjadi pada Masa 2 Minggu Pertama Melahirkan

Semangat
dan dukungan harus diberikan kepada para ibu yang baru saja melahirkan di masa
pandemi Covid-19 saat ini. Sebab mereka mengalami tekanan dan beban ganda
kecemasan atas penyebaran virus yang tak kunjung selesai. Suami dan keluarga
besar hingga sahabat adalah garda terdepan yang bisa membantu ibu.

Psikolog
Kasandra Putranto menjelaskan Baby Blues adalah gangguan mood yang terjadi
setelah melahirkan. Kondisi ini disebabkan karena lain ketidakseimbangan
hormon, perubahan kehidupan yang drastis dengan kehadiran bayi dan berbagai
pikiran negatif yang terkait dengan kewajiban sebagai ibu baru.

“Baby
blues dibedakan dengan postpartum depression. Terutama dalam hal durasi dan
kejadian,” katanya kepada JawaPos.com, Minggu (12/7).

Baca Juga :  Nah Lho, Pakai Sarung Tangan Ternyata Malah Picu Penularan Covid-19

Kasandra
membenarkan pandemi memang memberikan tekanan yang cukup berat kepada siapa
pun. Terutama pada ibu hamil yang mengalami gangguan cemas atau gangguan mood.
Masa paling berat adalah 2 pekan pertama usai melahirkan.

“Baby
blues biasanya pasti terjadi, terutama pada masa 2 minggu pertama. Yang penting
adalah meminimalkan,” katanya.

Menurut
Kasandra, Baby Blues tak hanya dirasakan ibu usai melahirkan anak pertama,
tetapi bisa juga saat melahirkan anak kedua, ketiga dan seterusnya. Semuanya
tergantung pada situasi dan kondisinya. Tapi yang jelas bisa terjadi pada ibu,
yang memang punya kecenderungan kecemasan dan gangguan mood tentu akan lebih
tinggi risikonya.

“Apalagi
jika pada saat kelahiran anak pertama tidak dilakukan intervensi yang memadai,”
jelasnya.

Baca Juga :  Latihan Terlalu Ekstrem Bisa Melelahkan Otak

Dukungan
suami, kata dia, adalah paling besar dan utama. Sehingga bisa membantu ibu baru
meringankan bebannya

“Lalu
harus menjaga nutrisi ibu, bergerak yang sesuai kondisi (kelahiran spontan atau
Caesar), mengubah pola pikir,” jelasnya.

Semangat
dan dukungan harus diberikan kepada para ibu yang baru saja melahirkan di masa
pandemi Covid-19 saat ini. Sebab mereka mengalami tekanan dan beban ganda
kecemasan atas penyebaran virus yang tak kunjung selesai. Suami dan keluarga
besar hingga sahabat adalah garda terdepan yang bisa membantu ibu.

Psikolog
Kasandra Putranto menjelaskan Baby Blues adalah gangguan mood yang terjadi
setelah melahirkan. Kondisi ini disebabkan karena lain ketidakseimbangan
hormon, perubahan kehidupan yang drastis dengan kehadiran bayi dan berbagai
pikiran negatif yang terkait dengan kewajiban sebagai ibu baru.

“Baby
blues dibedakan dengan postpartum depression. Terutama dalam hal durasi dan
kejadian,” katanya kepada JawaPos.com, Minggu (12/7).

Baca Juga :  Nah Lho, Pakai Sarung Tangan Ternyata Malah Picu Penularan Covid-19

Kasandra
membenarkan pandemi memang memberikan tekanan yang cukup berat kepada siapa
pun. Terutama pada ibu hamil yang mengalami gangguan cemas atau gangguan mood.
Masa paling berat adalah 2 pekan pertama usai melahirkan.

“Baby
blues biasanya pasti terjadi, terutama pada masa 2 minggu pertama. Yang penting
adalah meminimalkan,” katanya.

Menurut
Kasandra, Baby Blues tak hanya dirasakan ibu usai melahirkan anak pertama,
tetapi bisa juga saat melahirkan anak kedua, ketiga dan seterusnya. Semuanya
tergantung pada situasi dan kondisinya. Tapi yang jelas bisa terjadi pada ibu,
yang memang punya kecenderungan kecemasan dan gangguan mood tentu akan lebih
tinggi risikonya.

“Apalagi
jika pada saat kelahiran anak pertama tidak dilakukan intervensi yang memadai,”
jelasnya.

Baca Juga :  Latihan Terlalu Ekstrem Bisa Melelahkan Otak

Dukungan
suami, kata dia, adalah paling besar dan utama. Sehingga bisa membantu ibu baru
meringankan bebannya

“Lalu
harus menjaga nutrisi ibu, bergerak yang sesuai kondisi (kelahiran spontan atau
Caesar), mengubah pola pikir,” jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru