26.6 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Terungkap Penyebab Pasien Long Covid Alami Rambut Rontok Meski Sembuh

PROKALTENG.CO
– Sejumlah pasien Covid-19 yang telah terinfeksi beberapa bulan lalu dan sudah
negatif, mengalami keluhan aneh. Sebagian penyintas mengalami kerontokan
rambut. Mengapa demikian?

Sebuah
laporan dari NPR menunjukkan bahwa rambut rontok mungkin tampak mengkhawatirkan
meski sebenarnya itu adalah reaksi umum terhadap stres yang ekstrem. Baik
secara fisik seperti infeksi virus Korona atau emosional akibat pandemi ini.

Sehubungan
dengan hal tersebut, sebuah penelitian yang diterbitkan The Lancet menemukan
bahwa sekitar 22 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Tiongkok
melaporkan mengalami kerontokan rambut enam bulan setelahnya.

Telogen
Effluvium

Menurut
spesialis penyakit menular dr. Aurora Pop-Vicas dari UW Health di Madison,
Wisconsin, jenis kerontokan rambut yang terkait dengan stres, secara resmi
dinamai dengan istilah telogen effluvium. Dia menambahkan bahwa orang yang
menderita Covid-19 beberapa bulan yang lalu mungkin mengalaminya sekarang
karena begitu banyak orang yang sangat menyadari penyakit tersebut, termasuk
gejalanya.

Baca Juga :  Makna Warna Merah pada Angpao dan Busana Imlek

Sementara
itu, dilansir dari Science Times, Senin (8/3), Direktur Medis Program
Rehabilitasi Aktivitas Covid-19, dr. Greg Vanichcakhorn di Mayo Clinic yang
berbasis di Rochester, Minnesota mengatakan, lebih tepat menganggap kejadian
itu sebagai kerontokan rambut.

Pada
dasarnya, Vanichcakhorn menjelaskan, jika seseorang mengalami infeksi atau
peristiwa yang sangat menegangkan, hal itu dapat mengakibatkan sel-sel rambut
memasuki fase tidak aktifnya.

Oleh
karena itu, mungkin alasan seseorang mengalami keluhan rambut rontok pasca
Covid-19 adalah karena tubuhnya masih bereaksi kurang baik atas infeksi yang
terjadi.

Dokter
pengobatan keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John yang berbasis di
California, dr. David Cutler mengatakan bahwa rambut juga mengalami siklus ini
dalam keadaan biasa. Dia melanjutkan rambut rontok adalah kejadian alami bahwa
folikel rambut mengalami episode istirahat dan. Lima persen rambut dikatakan
berada dalam fase rontok, dan sisanya mengalami fase pertumbuhan.

Baca Juga :  Jumlah Virus Korona Pada OTG Bisa Sama Banyaknya Seperti Pasien di RS

Alasan
Lain Rambut Rontok

Rambut
rontok tidak dapat diasosiasikan hanya dengan gejala Covid-19 yang panjang. Ada
alasan lain untuk kejadian seperti itu, dan obat-obatan seperti kemoterapi dan
penuaan termasuk di antaranya.

Terkadang,
penyakit tiroid juga dapat menyebabkan kerontokan rambut, serta masalah kulit
kepala dan ketidakseimbangan hormon. Sangat penting untuk menghubungi penyedia
perawatan primer untuk membantu mengatasi masalah ini. Keluhan rambut rontok di
Indonesia dialami penyintas kasus 01 serta beberapa penyintas lainnya. Dan,
contoh lain juga terjadi pada selebriti dunia. Pada Agustus 2020, aktris Alyssa
Milano terlihat di video YouTube menunjukkan kerontokan rambut yang dialaminya
akibat Covid-19 bahkan beberapa bulan setelah pemulihan.

PROKALTENG.CO
– Sejumlah pasien Covid-19 yang telah terinfeksi beberapa bulan lalu dan sudah
negatif, mengalami keluhan aneh. Sebagian penyintas mengalami kerontokan
rambut. Mengapa demikian?

Sebuah
laporan dari NPR menunjukkan bahwa rambut rontok mungkin tampak mengkhawatirkan
meski sebenarnya itu adalah reaksi umum terhadap stres yang ekstrem. Baik
secara fisik seperti infeksi virus Korona atau emosional akibat pandemi ini.

Sehubungan
dengan hal tersebut, sebuah penelitian yang diterbitkan The Lancet menemukan
bahwa sekitar 22 persen pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit di Tiongkok
melaporkan mengalami kerontokan rambut enam bulan setelahnya.

Telogen
Effluvium

Menurut
spesialis penyakit menular dr. Aurora Pop-Vicas dari UW Health di Madison,
Wisconsin, jenis kerontokan rambut yang terkait dengan stres, secara resmi
dinamai dengan istilah telogen effluvium. Dia menambahkan bahwa orang yang
menderita Covid-19 beberapa bulan yang lalu mungkin mengalaminya sekarang
karena begitu banyak orang yang sangat menyadari penyakit tersebut, termasuk
gejalanya.

Baca Juga :  Makna Warna Merah pada Angpao dan Busana Imlek

Sementara
itu, dilansir dari Science Times, Senin (8/3), Direktur Medis Program
Rehabilitasi Aktivitas Covid-19, dr. Greg Vanichcakhorn di Mayo Clinic yang
berbasis di Rochester, Minnesota mengatakan, lebih tepat menganggap kejadian
itu sebagai kerontokan rambut.

Pada
dasarnya, Vanichcakhorn menjelaskan, jika seseorang mengalami infeksi atau
peristiwa yang sangat menegangkan, hal itu dapat mengakibatkan sel-sel rambut
memasuki fase tidak aktifnya.

Oleh
karena itu, mungkin alasan seseorang mengalami keluhan rambut rontok pasca
Covid-19 adalah karena tubuhnya masih bereaksi kurang baik atas infeksi yang
terjadi.

Dokter
pengobatan keluarga di Pusat Kesehatan Providence Saint John yang berbasis di
California, dr. David Cutler mengatakan bahwa rambut juga mengalami siklus ini
dalam keadaan biasa. Dia melanjutkan rambut rontok adalah kejadian alami bahwa
folikel rambut mengalami episode istirahat dan. Lima persen rambut dikatakan
berada dalam fase rontok, dan sisanya mengalami fase pertumbuhan.

Baca Juga :  Jumlah Virus Korona Pada OTG Bisa Sama Banyaknya Seperti Pasien di RS

Alasan
Lain Rambut Rontok

Rambut
rontok tidak dapat diasosiasikan hanya dengan gejala Covid-19 yang panjang. Ada
alasan lain untuk kejadian seperti itu, dan obat-obatan seperti kemoterapi dan
penuaan termasuk di antaranya.

Terkadang,
penyakit tiroid juga dapat menyebabkan kerontokan rambut, serta masalah kulit
kepala dan ketidakseimbangan hormon. Sangat penting untuk menghubungi penyedia
perawatan primer untuk membantu mengatasi masalah ini. Keluhan rambut rontok di
Indonesia dialami penyintas kasus 01 serta beberapa penyintas lainnya. Dan,
contoh lain juga terjadi pada selebriti dunia. Pada Agustus 2020, aktris Alyssa
Milano terlihat di video YouTube menunjukkan kerontokan rambut yang dialaminya
akibat Covid-19 bahkan beberapa bulan setelah pemulihan.

Terpopuler

Artikel Terbaru