26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Varian Baru Virus Corona Afsel Lebih Bahaya Dibanding Varian Inggris

PROKALTENG.CO – Varian baru virus Covid-19 yang ditemukan di
Inggris disebut lebih kuat dengan tingkat penularan yang lebih tinggi. Namun,
varian baru Covid-19 yang ditemukan di Afrika Selatan (Afsel), dilaporkan jauh
lebih berisiko.

Bahkan, Menteri Kesehatan
Inggris, Matt Hancock mengaku, lebih khawatir dengan varian baru virus corona
di Afrika Selatan. Pasalnya, varian baru itu disebut dapat memicu masalah yang
sangat signifikan.

“Saya sangat khawatir tentang
varian (corona) Afrika Selatan, dan itulah mengapa kami mengambil tindakan yang
kami lakukan untuk membatasi semua penerbangan dari Afrika Selatan,” ujarnya
dikutip dari Reuters, Senin (4/1/2021).

“Ini adalah masalah yang sangat,
sangat signifikan. Dan ini bahkan menjadi lebih masalah daripada varian baru
Inggris,” lanjutnya.

Baca Juga :  6 Kiat Memenuhi Nutrisi setelah Olahraga

Kesehatan Masyarakat Inggris
mengatakan saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin tidak akan efektif
melawan mutasi virus corona.

Tetapi mengutip sebuah sumber,
editor politik ITV Inggris Robert Peston mengatakan beberapa ilmuwan tidak
sepenuhnya yakin bahwa vaksin Covid-19 akan bekerja pada varian Afrika Selatan.

“Menurut salah satu penasihat
ilmiah pemerintah, alasan ‘kekhawatiran luar biasa’ Matt Hancock tentang varian
Covid-19 Afrika Selatan adalah karena mereka tidak yakin vaksin akan seefektif
itu seperti untuk varian Inggris,” ujarnya.

Para ilmuwan, termasuk CEO
BioNTech Ugur Sahin dan Profesor Regius Kedokteran di Universitas Oxford John
Bell mengatakan, mereka sedang menguji vaksin pada varian dan dapat membuat
perubahan yang diperlukan dalam waktu sekitar enam pekan.

Baca Juga :  Pengmas Edukasi Penggunaan Obat saat Ramadan Dtinjau dari Kesehatan da

Para ilmuwan mengatakan varian
baru Afrika Selatan memiliki beberapa mutasi pada protein lonjakan penting yang
digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.

Ini juga dikaitkan dengan viral
load yang lebih tinggi, yang berarti konsentrasi partikel virus yang lebih
tinggi dalam tubuh pasien, kemungkinan berkontribusi pada tingkat penularan
yang lebih tinggi.

PROKALTENG.CO – Varian baru virus Covid-19 yang ditemukan di
Inggris disebut lebih kuat dengan tingkat penularan yang lebih tinggi. Namun,
varian baru Covid-19 yang ditemukan di Afrika Selatan (Afsel), dilaporkan jauh
lebih berisiko.

Bahkan, Menteri Kesehatan
Inggris, Matt Hancock mengaku, lebih khawatir dengan varian baru virus corona
di Afrika Selatan. Pasalnya, varian baru itu disebut dapat memicu masalah yang
sangat signifikan.

“Saya sangat khawatir tentang
varian (corona) Afrika Selatan, dan itulah mengapa kami mengambil tindakan yang
kami lakukan untuk membatasi semua penerbangan dari Afrika Selatan,” ujarnya
dikutip dari Reuters, Senin (4/1/2021).

“Ini adalah masalah yang sangat,
sangat signifikan. Dan ini bahkan menjadi lebih masalah daripada varian baru
Inggris,” lanjutnya.

Baca Juga :  6 Kiat Memenuhi Nutrisi setelah Olahraga

Kesehatan Masyarakat Inggris
mengatakan saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin tidak akan efektif
melawan mutasi virus corona.

Tetapi mengutip sebuah sumber,
editor politik ITV Inggris Robert Peston mengatakan beberapa ilmuwan tidak
sepenuhnya yakin bahwa vaksin Covid-19 akan bekerja pada varian Afrika Selatan.

“Menurut salah satu penasihat
ilmiah pemerintah, alasan ‘kekhawatiran luar biasa’ Matt Hancock tentang varian
Covid-19 Afrika Selatan adalah karena mereka tidak yakin vaksin akan seefektif
itu seperti untuk varian Inggris,” ujarnya.

Para ilmuwan, termasuk CEO
BioNTech Ugur Sahin dan Profesor Regius Kedokteran di Universitas Oxford John
Bell mengatakan, mereka sedang menguji vaksin pada varian dan dapat membuat
perubahan yang diperlukan dalam waktu sekitar enam pekan.

Baca Juga :  Pengmas Edukasi Penggunaan Obat saat Ramadan Dtinjau dari Kesehatan da

Para ilmuwan mengatakan varian
baru Afrika Selatan memiliki beberapa mutasi pada protein lonjakan penting yang
digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.

Ini juga dikaitkan dengan viral
load yang lebih tinggi, yang berarti konsentrasi partikel virus yang lebih
tinggi dalam tubuh pasien, kemungkinan berkontribusi pada tingkat penularan
yang lebih tinggi.

Terpopuler

Artikel Terbaru