30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Mengenal 5 Fakta Menarik dari Ambivert, Kepribadian Gabungan dari Introvert dan Ekstrovert

PROKALTENG.CO – Banyak orang mungkin sudah pernah mendengar dan mengetahui tentang introvert dan ekstrovert, namun bagaimana dengan ambivert? Siapa mereka, bagaimana karakteristiknya, dan apa hal yang menarik dari mereka?

Mengutip dari Siglets, berikut daftar dari fakta menarik pada kepribadian ambivert.

  1. Ambivert memiliki karakteristik yang sama dengan introvert dan ekstrovert

Jika introvert dan ekstrovert adalah dua sisi yang bertolak belakang, maka ambivert adalah mereka yang berada di tengah dan karakteristik darinya sama dengan introvert dan ekstrovert, yaitu:

– Mereka biasa menikmati malam sendirian tapi bisa juga menghabiskan waktu malam hari dengan teman dan sanak keluarga

– Mereka lebih suka mendengarkan dan berbicara

– Jumlah teman yang para ambivert miliki jauh lebih besar daripada introvert

– Mereka bisa memilih mau diam di belakang atau menjadi pusat perhatian

– Mereka dapat memahami informasi secara eksternal dan internal

– Ambivert bisa bersenang-senang di luar maupun di rumah selama berminggu-minggu

Meskipun memiliki karakteristik yang sama, ambivert bukanlah omnivert, karena omnivert bisa berubah-ubah dari introvert ke ekstrovert (atau sebaliknya) tergantung situasinya.

Contohnya seperti jika mereka berada di situasi yang tidak disukai, maka sifat introvert mereka akan dikeluarkan, berbeda dengan ambivert yang menunjukan kedua sifat.

  1. Ambivert bisa bekerja secara tim atau sendirian

Mereka yang ambivert berkembang pesat ketika berada di tempat kerja karena mereka dapat bekerja secara tim maupun mandiri.

Namun, meski begitu, karakteristik mereka juga bisa menunjukan seperti apa preferensi mereka dalam lingkungan kerja.

Misalnya, ambivert lebih suka menyewa ruang kantor bersama karena itu memberikan fleksibilitas. Dengan begitu mereka bisa bekerja sama dengan orang lain, namun saat diperlukan maka mereka juga bisa menjauhkan diri.

Baca Juga :  Saat Berhubungan Stamina Suami Cepat Kendor ? Berikut Cara Alami untuk Mengatasinya

Berbeda dengan introvert, ambivert tidak ada masalah dengan desain kantor dengan ruang terbuka, namun disaat yang sama mereka juga menghargai ruangan kecil atau area di mana mereka bisa menyendiri.

  1. Populasi dari ambivert bisa terbilang besar

Meskipun Carl Jung menganggap ambivert sebagai kelompok terakhir, mereka merupakan persentase terbesar dalam populasi, karena sekitar 50% – 60% menunjukan sifat introvert dan ekstrovert dalam satu orang.

Namun, ada kemungkinan besar introvert dan ekstrovert mendapatkan sorotan lebih akhir-akhir ini karena mereka adalah pengecualian, bukan sebuah norma.

Hal itu karena mereka lebih menarik dan perilaku mereka lebih ekstrim karena mereka lebih sering mengalami kesulitan dibandingkan kaum ambivert dalam kehidupan pribadi dan profesional.

  1. Ambivert terbilang bisa lebih sukses dari ekstrovert

Banyak orang introvert menghindari pekerjaan yang mengharuskan mereka bertemu atau berinteraksi dengan banyak orang dan itu bukan hanya karena mereka tidak ingin berada di tengah keramaian, tapi karena mereka sering keliru bahwa jenis pekerjaannya hanya diperuntukkan bagi orang ekstrovert dan sebuah studi menjelaskan bahwa ambivert lebih sukses di karir mereka, bahkan dalam hal penjualan.

Dalam sebuah studi yang dilakukan Adam Grant, seorang peneliti Universitas Wharton yang ahli dalam spektrum, membuktikan bahwa ambivert menghasilkan uang lebih banyak daripada ekstrovert dalam tiga bulan sebanyak 32%.

Yang lebih menarik lagi, mereka yang memiliki karakteristik spektrum yang ekstrim memperoleh jumlah pendapatan yang hampir sama.

Kesukseskan dan keberhasilan dari ambivert berasal dari fakta bahwa mereka dapat mengubah sifat dan perilaku mereka sesuai karakteristik yang dibutuhkan dan diinginkan. Ini membuat mereka bisa terhubung ke introvert dan ekstrovert dengan mudah.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Dalam Kepribadian Ekstrovert, Berikut Penjelasannya

Sementara itu, tenaga penjualan yang ekstrovert terkadang dianggap memaksa atau agresif jika dibandingkan dengan introvert. Mereka selalu bersaing dengan rekan ektrovert sendiri.

  1. Itu semua pada akhirnya bergantung pada dopamine

Sastra zaman sekarang mendefinisikan introversi dan ekstroversi dalam dua cara: energi dan stimulasi, yaitu konsep energi luar-dalam yang berasal dari Carl Jung. Sebaliknya, stimulasi memiliki banyak hubungan dengan otak.

Menurut sebuah studi, hal yang membantu dalam mengatur kepribadian setidaknya untuk spektrum ini adalah dopamine. Dopamin adalah sebuah transmitter yang mengatur rasa nikmat dan juga rangsangan.

Para ahli percaya bahwa orang ekstrovert memiliki tingkat dopamine yang begitu rendah, dan untuk meningkatkannya maka mereka mencoba untuk meningkatkan rangsangan mereka.

Sementara itu, introvert menghasilkannya lebih banyak dan hal itu bisa memicu respon stres yang tidak normal yang meningkatkan rasa cemas. Untuk menurunkannya, mereka harus mengurangi paparan terhadap stimulasi.

Namun ambivert agak berbeda karena mereka lebih bagus yang membuat mereka bisa menyeimbangkan pemaparan dopamine secara efektif dan itulah kenapa mereka bisa mengatur tingkat stres dengan baik dan berkembang, meskipun berada di tempat dengan situasi yang buruk.

Meskipun begitu, ambivert tetap harus waspada, terutama jika berada di tempat kerja. Karena orang lain berada di ujung ekstrem yang berlawanan, ambivert mendapati diri mereka berada di tengah konflik.

Jika anda adalah ambivert, maka bersyukurlah, meskipun anda tidak terbebas dari tantangan di hidup, anda punya banyak cara untuk mengatasinya. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Banyak orang mungkin sudah pernah mendengar dan mengetahui tentang introvert dan ekstrovert, namun bagaimana dengan ambivert? Siapa mereka, bagaimana karakteristiknya, dan apa hal yang menarik dari mereka?

Mengutip dari Siglets, berikut daftar dari fakta menarik pada kepribadian ambivert.

  1. Ambivert memiliki karakteristik yang sama dengan introvert dan ekstrovert

Jika introvert dan ekstrovert adalah dua sisi yang bertolak belakang, maka ambivert adalah mereka yang berada di tengah dan karakteristik darinya sama dengan introvert dan ekstrovert, yaitu:

– Mereka biasa menikmati malam sendirian tapi bisa juga menghabiskan waktu malam hari dengan teman dan sanak keluarga

– Mereka lebih suka mendengarkan dan berbicara

– Jumlah teman yang para ambivert miliki jauh lebih besar daripada introvert

– Mereka bisa memilih mau diam di belakang atau menjadi pusat perhatian

– Mereka dapat memahami informasi secara eksternal dan internal

– Ambivert bisa bersenang-senang di luar maupun di rumah selama berminggu-minggu

Meskipun memiliki karakteristik yang sama, ambivert bukanlah omnivert, karena omnivert bisa berubah-ubah dari introvert ke ekstrovert (atau sebaliknya) tergantung situasinya.

Contohnya seperti jika mereka berada di situasi yang tidak disukai, maka sifat introvert mereka akan dikeluarkan, berbeda dengan ambivert yang menunjukan kedua sifat.

  1. Ambivert bisa bekerja secara tim atau sendirian

Mereka yang ambivert berkembang pesat ketika berada di tempat kerja karena mereka dapat bekerja secara tim maupun mandiri.

Namun, meski begitu, karakteristik mereka juga bisa menunjukan seperti apa preferensi mereka dalam lingkungan kerja.

Misalnya, ambivert lebih suka menyewa ruang kantor bersama karena itu memberikan fleksibilitas. Dengan begitu mereka bisa bekerja sama dengan orang lain, namun saat diperlukan maka mereka juga bisa menjauhkan diri.

Baca Juga :  Saat Berhubungan Stamina Suami Cepat Kendor ? Berikut Cara Alami untuk Mengatasinya

Berbeda dengan introvert, ambivert tidak ada masalah dengan desain kantor dengan ruang terbuka, namun disaat yang sama mereka juga menghargai ruangan kecil atau area di mana mereka bisa menyendiri.

  1. Populasi dari ambivert bisa terbilang besar

Meskipun Carl Jung menganggap ambivert sebagai kelompok terakhir, mereka merupakan persentase terbesar dalam populasi, karena sekitar 50% – 60% menunjukan sifat introvert dan ekstrovert dalam satu orang.

Namun, ada kemungkinan besar introvert dan ekstrovert mendapatkan sorotan lebih akhir-akhir ini karena mereka adalah pengecualian, bukan sebuah norma.

Hal itu karena mereka lebih menarik dan perilaku mereka lebih ekstrim karena mereka lebih sering mengalami kesulitan dibandingkan kaum ambivert dalam kehidupan pribadi dan profesional.

  1. Ambivert terbilang bisa lebih sukses dari ekstrovert

Banyak orang introvert menghindari pekerjaan yang mengharuskan mereka bertemu atau berinteraksi dengan banyak orang dan itu bukan hanya karena mereka tidak ingin berada di tengah keramaian, tapi karena mereka sering keliru bahwa jenis pekerjaannya hanya diperuntukkan bagi orang ekstrovert dan sebuah studi menjelaskan bahwa ambivert lebih sukses di karir mereka, bahkan dalam hal penjualan.

Dalam sebuah studi yang dilakukan Adam Grant, seorang peneliti Universitas Wharton yang ahli dalam spektrum, membuktikan bahwa ambivert menghasilkan uang lebih banyak daripada ekstrovert dalam tiga bulan sebanyak 32%.

Yang lebih menarik lagi, mereka yang memiliki karakteristik spektrum yang ekstrim memperoleh jumlah pendapatan yang hampir sama.

Kesukseskan dan keberhasilan dari ambivert berasal dari fakta bahwa mereka dapat mengubah sifat dan perilaku mereka sesuai karakteristik yang dibutuhkan dan diinginkan. Ini membuat mereka bisa terhubung ke introvert dan ekstrovert dengan mudah.

Baca Juga :  Mengenal Lebih Dalam Kepribadian Ekstrovert, Berikut Penjelasannya

Sementara itu, tenaga penjualan yang ekstrovert terkadang dianggap memaksa atau agresif jika dibandingkan dengan introvert. Mereka selalu bersaing dengan rekan ektrovert sendiri.

  1. Itu semua pada akhirnya bergantung pada dopamine

Sastra zaman sekarang mendefinisikan introversi dan ekstroversi dalam dua cara: energi dan stimulasi, yaitu konsep energi luar-dalam yang berasal dari Carl Jung. Sebaliknya, stimulasi memiliki banyak hubungan dengan otak.

Menurut sebuah studi, hal yang membantu dalam mengatur kepribadian setidaknya untuk spektrum ini adalah dopamine. Dopamin adalah sebuah transmitter yang mengatur rasa nikmat dan juga rangsangan.

Para ahli percaya bahwa orang ekstrovert memiliki tingkat dopamine yang begitu rendah, dan untuk meningkatkannya maka mereka mencoba untuk meningkatkan rangsangan mereka.

Sementara itu, introvert menghasilkannya lebih banyak dan hal itu bisa memicu respon stres yang tidak normal yang meningkatkan rasa cemas. Untuk menurunkannya, mereka harus mengurangi paparan terhadap stimulasi.

Namun ambivert agak berbeda karena mereka lebih bagus yang membuat mereka bisa menyeimbangkan pemaparan dopamine secara efektif dan itulah kenapa mereka bisa mengatur tingkat stres dengan baik dan berkembang, meskipun berada di tempat dengan situasi yang buruk.

Meskipun begitu, ambivert tetap harus waspada, terutama jika berada di tempat kerja. Karena orang lain berada di ujung ekstrem yang berlawanan, ambivert mendapati diri mereka berada di tengah konflik.

Jika anda adalah ambivert, maka bersyukurlah, meskipun anda tidak terbebas dari tantangan di hidup, anda punya banyak cara untuk mengatasinya. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru