28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

RUNTUHNYA DOMINASI BARCA, VALENCIA JUARA COPA DEL REY

SEVILLE-Sejak musim 2014-2015 Barcelona
mendominasi ajang Copa del Rey. Bagaimana tidak, sejak 2014-205 sampai musim
lalu, 2017-208, Barcelona selalu juara. Musim ini, 218-2019, Barcelona tampil
di final dan bertekad mengukuhkan dominasi.

 

Sebagai catatan, hingga musim lalu Barcelona
telah menjuarai ajang Copa del Rey sebanyak 30 kali dan menjadi klub tersukses
di ajang ini. Bahkan, Real Madrid yang merupakan rival abadi baru meraih 19
gelar Copa del Rey.

 

Hanya saja, dominasi Barcelona di ajang Copa
del Rey sejak 2014-2015 akhirnya runtuh. Dalam final Copa del Rey 2018-2019
yang digelar Minggu (26/5) dini hari, Blaugrana kalah 1-2 dari Valencia. Itu
artinya, target treble winners hanya satu yang tercapai yakni juara La Liga.
Trofi Liga Champions terbang setelah tersingkir di semifinal, kini Barcelona
kehilangan mimpi meraih Copa del Rey.

Tampil dengan kekuatan utama di Stadion Benito
Villamarin, Barcelona tak berdaya menghadapi terjangan kelelawar-kelelawar
Mestalla. Pada babak pertama, Barcelona sudah tertinggal 0-2.

Valencia unggul 1-0 pada menit 21 lewat
tendangan Kevin Gameiro. Mendapat sodoran bola dari Jose Gaya, Gameiro sempat
mengecoh Jordi Alba sebelum melepaskan tembakan keras. Jasper Cillessen gagal
mengadang tendangan dari Gameiro.

Barcelona berusaha merespons dengan melakukan
serangan secara intensif. Namun, justru gawang Cillessen yang kembali
kebobolan. Rodrigo membawa Valencia unggul 2-0 pada menit 33 usai memanfaatkan
umpan silang Carlos Soler. Sundulan Rodrigo membentur tanah dan memantul
merobek gawang Barcelona.

Baca Juga :  Valentino Rossi, Bermula dan Berakhir di Styria

Pada babak kedua, Barcelona makin gencar
melakukan serangan. Hanya saja, mereka hanya bisa mencetak satu gol lewat
Lionel Messi. Dia memanfaatkan bola mantul dari sundulan Clemet Lenglet usai
memanfaatkan sepak pojok. Gol Messi tercipta pada menit 73. Skor 2-1 bertahan
hingga laga berakhir dan dominasi Barcelona di ajang Copa del Rey runtuh.

Bagi Valencia, ini merupakan gelar Copa del Rey
kedelapan sepanjang sejarah, setelah setelah 2007-08, 1998-99, 1978-79,
1966-67, 1954, 1948-49 dan 1941.. Sebelum ini, Los Che terakhir meraihnya pada
2007-2008. Ini merupakan trofi pertama Marcelino sebagai pelatih Valencia.

Valencia menjadi juara Copa del Rey 2018-19
setelah memutus keperkasaan Barcelona di ajang ini dalam empat tahun terakhir.

Meski sukses menjadi pemenang La Liga musim
ini, Barcelona langsung menjadi sasaran kritik usai kalah dari Valencia. Sang
pelatih Ernesto Valverde menjadi target. Banyak yang menilai Valverde pantas
dipecat.

Namun, Presiden Barca Josep Maria Bartomeu
tidak mau menyalahkan pelatih. “Kekalahan ini buka kesalahan pelatih. Kami
memiliki banyak peluang, tetapi tak membuat banyak gol. Saya tidak akan
menganggap musim ini sebagai kegagalan,” ujar Bartomeu seperti dikutip
dari Marca.

Baca Juga :  Sinetron Hanya Sampingan

Ivan Rakitic memendam kekesalan pribadi saat
Barcelona ditekuk Valencia di final Copa del Rey. Pemain Kroasia itu tak senang
ditarik pelatih Ernesto Valverde.Rakitic ditarik keluar Valverde saat Barcelona
justru baru memperkecil ketertinggalannya atas Valencia. Gol Lionel Messi di
menit ke-73 membuat Blaugrana mengubah kedudukan menjadi 1-2, setelah sempat
ketinggalan dua gol.

“Normal bagiku untuk marah, jika aku
meninggalkan lapangan dengan tersenyum, mereka harus memberiku wafer,”
kata Rakitic dilansir AS.

“Aku menghormati keputusan pelatih, aku
ingin membantu. Aku sudah mengerahkan semua yang aku miliki di lapangan, itu
adalah reaksiku dan aku tak bisa bilang apa-apa lagi,” ungkapnya.

Pelatih Marcelino Garcia Toral tak bisa
menutupi kegembiraan atas keberhasilan Valencia merengkuh gelar juara Copa del
Rey.

“Hari ini adalah hari paling bahagia
sepanjang karier saya,” tutur Marcelino, seperti dikutip BolaSport.com
dari laman MARCA.

“Kemenangan ini adalah yang pertama dari
partai final perdana.

“Terima kasih saya ucapkan kepada para
pemain, staf kepelatihan, fan, keluarga saya, dan siapa pun yang membuat saya
menjadi pria paling bahagia di dunia,” kata sosok 53 tahun itu.
(adk/jpnn)

SEVILLE-Sejak musim 2014-2015 Barcelona
mendominasi ajang Copa del Rey. Bagaimana tidak, sejak 2014-205 sampai musim
lalu, 2017-208, Barcelona selalu juara. Musim ini, 218-2019, Barcelona tampil
di final dan bertekad mengukuhkan dominasi.

 

Sebagai catatan, hingga musim lalu Barcelona
telah menjuarai ajang Copa del Rey sebanyak 30 kali dan menjadi klub tersukses
di ajang ini. Bahkan, Real Madrid yang merupakan rival abadi baru meraih 19
gelar Copa del Rey.

 

Hanya saja, dominasi Barcelona di ajang Copa
del Rey sejak 2014-2015 akhirnya runtuh. Dalam final Copa del Rey 2018-2019
yang digelar Minggu (26/5) dini hari, Blaugrana kalah 1-2 dari Valencia. Itu
artinya, target treble winners hanya satu yang tercapai yakni juara La Liga.
Trofi Liga Champions terbang setelah tersingkir di semifinal, kini Barcelona
kehilangan mimpi meraih Copa del Rey.

Tampil dengan kekuatan utama di Stadion Benito
Villamarin, Barcelona tak berdaya menghadapi terjangan kelelawar-kelelawar
Mestalla. Pada babak pertama, Barcelona sudah tertinggal 0-2.

Valencia unggul 1-0 pada menit 21 lewat
tendangan Kevin Gameiro. Mendapat sodoran bola dari Jose Gaya, Gameiro sempat
mengecoh Jordi Alba sebelum melepaskan tembakan keras. Jasper Cillessen gagal
mengadang tendangan dari Gameiro.

Barcelona berusaha merespons dengan melakukan
serangan secara intensif. Namun, justru gawang Cillessen yang kembali
kebobolan. Rodrigo membawa Valencia unggul 2-0 pada menit 33 usai memanfaatkan
umpan silang Carlos Soler. Sundulan Rodrigo membentur tanah dan memantul
merobek gawang Barcelona.

Baca Juga :  Valentino Rossi, Bermula dan Berakhir di Styria

Pada babak kedua, Barcelona makin gencar
melakukan serangan. Hanya saja, mereka hanya bisa mencetak satu gol lewat
Lionel Messi. Dia memanfaatkan bola mantul dari sundulan Clemet Lenglet usai
memanfaatkan sepak pojok. Gol Messi tercipta pada menit 73. Skor 2-1 bertahan
hingga laga berakhir dan dominasi Barcelona di ajang Copa del Rey runtuh.

Bagi Valencia, ini merupakan gelar Copa del Rey
kedelapan sepanjang sejarah, setelah setelah 2007-08, 1998-99, 1978-79,
1966-67, 1954, 1948-49 dan 1941.. Sebelum ini, Los Che terakhir meraihnya pada
2007-2008. Ini merupakan trofi pertama Marcelino sebagai pelatih Valencia.

Valencia menjadi juara Copa del Rey 2018-19
setelah memutus keperkasaan Barcelona di ajang ini dalam empat tahun terakhir.

Meski sukses menjadi pemenang La Liga musim
ini, Barcelona langsung menjadi sasaran kritik usai kalah dari Valencia. Sang
pelatih Ernesto Valverde menjadi target. Banyak yang menilai Valverde pantas
dipecat.

Namun, Presiden Barca Josep Maria Bartomeu
tidak mau menyalahkan pelatih. “Kekalahan ini buka kesalahan pelatih. Kami
memiliki banyak peluang, tetapi tak membuat banyak gol. Saya tidak akan
menganggap musim ini sebagai kegagalan,” ujar Bartomeu seperti dikutip
dari Marca.

Baca Juga :  Sinetron Hanya Sampingan

Ivan Rakitic memendam kekesalan pribadi saat
Barcelona ditekuk Valencia di final Copa del Rey. Pemain Kroasia itu tak senang
ditarik pelatih Ernesto Valverde.Rakitic ditarik keluar Valverde saat Barcelona
justru baru memperkecil ketertinggalannya atas Valencia. Gol Lionel Messi di
menit ke-73 membuat Blaugrana mengubah kedudukan menjadi 1-2, setelah sempat
ketinggalan dua gol.

“Normal bagiku untuk marah, jika aku
meninggalkan lapangan dengan tersenyum, mereka harus memberiku wafer,”
kata Rakitic dilansir AS.

“Aku menghormati keputusan pelatih, aku
ingin membantu. Aku sudah mengerahkan semua yang aku miliki di lapangan, itu
adalah reaksiku dan aku tak bisa bilang apa-apa lagi,” ungkapnya.

Pelatih Marcelino Garcia Toral tak bisa
menutupi kegembiraan atas keberhasilan Valencia merengkuh gelar juara Copa del
Rey.

“Hari ini adalah hari paling bahagia
sepanjang karier saya,” tutur Marcelino, seperti dikutip BolaSport.com
dari laman MARCA.

“Kemenangan ini adalah yang pertama dari
partai final perdana.

“Terima kasih saya ucapkan kepada para
pemain, staf kepelatihan, fan, keluarga saya, dan siapa pun yang membuat saya
menjadi pria paling bahagia di dunia,” kata sosok 53 tahun itu.
(adk/jpnn)

Terpopuler

Artikel Terbaru