27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ketahuan Dugem, Pemain Barito Putera Dikirim ke Pesantren

Manajemen Barito Putera masih memberikan
toleransi sikap indisipliner yang ditunjukkan pemainnya, Mochamad Yudha
Febrian. Seperti diketahui, Yudha kedapatan berada di hiburan malam sedang
dugem. Barito Putera tak memecatnya melainkan mengirimnya ke pesantren untuk
membenahi mentalnya.

Hanya saja, sikap indisipliner itu membuat
Yudha harus dicoret dalam pemusatan latihan Timnas U-19 Indonesia di Jakarta.
Dia kehilangan kesempatan menjadi bagian skuad Merah Putih di Piala Dunia U-20
pada 2021 mendatang.

“Sebagaimana selayaknya sebuah keluarga, kita
sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan pembinaan bukan dalam bentuk
hukuman,” ujar CEO Barito Putera Hasnuryadi dikutip dalam laman resmi klub
seperti dilansir Antara.

“Kami dari Barito memberikan tindakan yang
sifatnya membina dengan cara mengirimkan Yudha ke pesantren. Harapan kita
tindakan yang kita ambil ini bisa membuat Yudha lebih baik lagi, memperbaiki
diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi,” imbuh Hasnuryadi.

Keputusan mengirim ke pesantren di Jawa Barat
diambil salah satunya berdasarkan atas hasil klarifikasi Yudha Febrian yang
didampingi ayahnya kepada manajemen Barito Putera pada Jumat (4/12). Barito
Putera juga ingin mengedepankan asas kekeluargaan ketimbang menghakimi karena
akan berpengaruh pada mental dan masa depan si pemain.

Baca Juga :  Tim Palangkaraya United FC Juara Pertama ASC Super Copa, Begini Perjalanannya

Saat di pesantren nanti, Yudha akan dibina
mental dan sikapnya dengan dibimbing langsung oleh pengasuh pondok pesantren.
Selain itu, pemain berusia 18 tahun itu akan mendapatkan latihan fisik,
sehingga kondisinya tetap terjaga.

“Selain dibina oleh pengasuh pesantren, Yudha
juga dapat latihan dari pelatih yang kami siapkan khusus mendampinginya di
pesantren,” kata Hasnuryadi menegaskan.

Sementara itu, Yudha mengaku menyesal atas
perbuatan yang dilakukannya dan membuat dia harus tersisih di skuad Timnas
U-19. Dia akan menerima keputusan manajemen Barito Putera untuk melakukan
pembinaan tersebut.

“Saya meminta maaf kepada keluarga besar Barito
Putera, Timnas Indonesia, dan seluruh masyarakat Indonesia atas kesalahan yang
telah saya perbuat. Semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi, ini menjadi
pelajaran buat saya sebagai pemain,” ungkapnya.

Baca Juga :  Fasilitas Minim, Cabor Gulat Yakin Bisa Lolos ke PON

Beda halnya dengan Yudha, pemain Bhayangkara
Solo FC Serdy Ephy Fano justru nasibnya lebih nahas. Dia langsung didepak dari
skuad The Guardians setelah manajemen mengadakan rapat internal. Yudha dan
Serdy diketahui terekam kamera tengah berada di sebuah tempat hiburan malam
saat masih menjalani pemusatan latihan Timnas U-19.

Yudha dan Serdy kemudian kedapatan pulang ke
hotel sekitar pukul 03.00 WIB dan telat menjalani latihan pagi sehingga pelatih
Shin Tae-yong langsung mencoret nama keduanya dari skuad. Fatalnya bagi Serdy,
pencoretan ini menjadi yang kedua kalinya. Pada Agustus lalu sebelum Timnas
berangkat ke Kroasia, dia didepak karena terlambat mengikuti sesi latihan pagi.

Setelah dicoret dan diberikan kesempatan kedua,
Serdy malah mengkhianati kepercayaan tersebut dengan mengulang kesalahan yang
sama.

Manajemen Barito Putera masih memberikan
toleransi sikap indisipliner yang ditunjukkan pemainnya, Mochamad Yudha
Febrian. Seperti diketahui, Yudha kedapatan berada di hiburan malam sedang
dugem. Barito Putera tak memecatnya melainkan mengirimnya ke pesantren untuk
membenahi mentalnya.

Hanya saja, sikap indisipliner itu membuat
Yudha harus dicoret dalam pemusatan latihan Timnas U-19 Indonesia di Jakarta.
Dia kehilangan kesempatan menjadi bagian skuad Merah Putih di Piala Dunia U-20
pada 2021 mendatang.

“Sebagaimana selayaknya sebuah keluarga, kita
sebagai orang tua berkewajiban untuk memberikan pembinaan bukan dalam bentuk
hukuman,” ujar CEO Barito Putera Hasnuryadi dikutip dalam laman resmi klub
seperti dilansir Antara.

“Kami dari Barito memberikan tindakan yang
sifatnya membina dengan cara mengirimkan Yudha ke pesantren. Harapan kita
tindakan yang kita ambil ini bisa membuat Yudha lebih baik lagi, memperbaiki
diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi,” imbuh Hasnuryadi.

Keputusan mengirim ke pesantren di Jawa Barat
diambil salah satunya berdasarkan atas hasil klarifikasi Yudha Febrian yang
didampingi ayahnya kepada manajemen Barito Putera pada Jumat (4/12). Barito
Putera juga ingin mengedepankan asas kekeluargaan ketimbang menghakimi karena
akan berpengaruh pada mental dan masa depan si pemain.

Baca Juga :  Tim Palangkaraya United FC Juara Pertama ASC Super Copa, Begini Perjalanannya

Saat di pesantren nanti, Yudha akan dibina
mental dan sikapnya dengan dibimbing langsung oleh pengasuh pondok pesantren.
Selain itu, pemain berusia 18 tahun itu akan mendapatkan latihan fisik,
sehingga kondisinya tetap terjaga.

“Selain dibina oleh pengasuh pesantren, Yudha
juga dapat latihan dari pelatih yang kami siapkan khusus mendampinginya di
pesantren,” kata Hasnuryadi menegaskan.

Sementara itu, Yudha mengaku menyesal atas
perbuatan yang dilakukannya dan membuat dia harus tersisih di skuad Timnas
U-19. Dia akan menerima keputusan manajemen Barito Putera untuk melakukan
pembinaan tersebut.

“Saya meminta maaf kepada keluarga besar Barito
Putera, Timnas Indonesia, dan seluruh masyarakat Indonesia atas kesalahan yang
telah saya perbuat. Semoga ke depannya saya bisa lebih baik lagi, ini menjadi
pelajaran buat saya sebagai pemain,” ungkapnya.

Baca Juga :  Fasilitas Minim, Cabor Gulat Yakin Bisa Lolos ke PON

Beda halnya dengan Yudha, pemain Bhayangkara
Solo FC Serdy Ephy Fano justru nasibnya lebih nahas. Dia langsung didepak dari
skuad The Guardians setelah manajemen mengadakan rapat internal. Yudha dan
Serdy diketahui terekam kamera tengah berada di sebuah tempat hiburan malam
saat masih menjalani pemusatan latihan Timnas U-19.

Yudha dan Serdy kemudian kedapatan pulang ke
hotel sekitar pukul 03.00 WIB dan telat menjalani latihan pagi sehingga pelatih
Shin Tae-yong langsung mencoret nama keduanya dari skuad. Fatalnya bagi Serdy,
pencoretan ini menjadi yang kedua kalinya. Pada Agustus lalu sebelum Timnas
berangkat ke Kroasia, dia didepak karena terlambat mengikuti sesi latihan pagi.

Setelah dicoret dan diberikan kesempatan kedua,
Serdy malah mengkhianati kepercayaan tersebut dengan mengulang kesalahan yang
sama.

Terpopuler

Artikel Terbaru