30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Akes Masuk ke GBT Terkunci, Menpora : Masih Tercium Bau Sampahnya

SURABAYA- Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin
Amali langsung memegang hidung begitu tiba di stadion Gelora Bung Tomo,
Surabaya, kemarin sore. Gestur yang mengisyaratkan kalau dia tidak betah dengan
aroma di stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu.  

“Masih tercium ya. Belum hilang (bau
sampahnya),” katanya singkat.

Zainuddin memang melakukan kunjungan ke GBT.
Dia ingin memastikan kondisi lapangan tersebut. Maklum, GBT kini tengah dalam
perbaikan setelah ada kerusuhan usai laga Persebaya Surabaya kontra PSS Sleman
(29/10) lalu.

Zainuddin ingin melihat kondisi terbaru. Sebab,
GBT merupakan salah satu calon venue Piala Dunia U-20 2021. Sayang, niatnya tak
kesampaian. Dia hanya bisa melihat GBT dari luar. Sebab, seluruh akses masuk
terkunci. “Saya sudah koordinasi ke Dispora (Kota Surabaya). Tapi nggak
ada jawaban. Padahal kami siap bantu apa yang kira-kira perlu diperbaiki. Kalau
tertutup gini saya mau bantu apa?,” keluh pengganti Imam Nahrawi itu.
“Sudah saya telpon, tapi tidak ada jawaban,” sambung Kepala Dispora
Jatim Supratomo.

Baca Juga :  Juara Bundesliga, Gelar ke 8 Beruntun dan ke 30 Dalam Sejarah Klub

Meski tak sampai masuk, Zainuddin melihat
banyak kekurangan dari GBT. Pertama tentu saja aroma sampah yang menyengat.
Termasuk akses masuk menuju stadion. Zainuddin tak menampik hal itu membuat GBT
akan sulit bersaing. Saat ini, ada 10 stadion yang terdaftar sebagai kandidat
venue Piala Dunia U-20 2021.  

Nah, dari 10 stadion itu, hanya akan ada enam
yang akan terpilih sebagai venue resmi. Jika tak segera berbenah, bukan tak
mungkin GBT bakal terdepak. “Makanya semua harus duduk bareng. Pemprov
(Jatim), pemkot (Surabaya) serta stake holder yang lain. Harus segera dicarikan
jalan keluarnya,” tambah pria 57 tahun tersebut.  

Sejatinya, masih ada waktu untuk berbenah. FIFA
memberi tenggat waktu enam bulan untuk melakukan perbaikan stadion. Setelah
itu, penunjukan venue resmi akan dilakukan. Soal kans GBT terpilih, Zainuddin
tak mau berandai-andai. “Saya belum bisa pastikan itu. Yang menentukan
FIFA, bukan pemerintah. Hanya, sarana dan prasarana harus segera
diperbaiki,” tambah Zainuddin.  

Baca Juga :  Inggris Tembus 16 Besar

Kalaupun GBT tak terpilih, dia tak bisa berbuat
apa-apa. “Karena yang ditetapkan tuan rumah itu Indonesia. Soal lapangan
mana yang dipilih, itu lihat nanti,” terangnya. Tapi, dia berharap agar
dua wilayah bisa menjadi venue Piala Dunia U-20 2021, yakni Jawa Timur dan
Bali. “Makanya kami harus segera cari jalan keluar, nanti kira-kira
stadion mana yang layak,” kata pria kelahiran 26 September 1962
itu.  

 

Untuk stadion yang benar-benar tidak terpilih,
Zainuddin sudah punya solusi. Dia memgusulkan empat stadion yang tersisih untuk
dijadikan sebagai tempat latihan. “Apalagi tim-tim kemungkinan akan datang
enam bulan sebelumnya. Kan mereka harus adaptasi dengan cuaca di
Indonesia,” kata Zainuddin.

 Artinya, jika GBT tidak terpilih, pemerintah
Surabaya tak perlu berkecil hati. Sebab, masih ada kans bagi GBT disinggahi
negara peserta. “Apalagi di Surabaya ini kan banyak lapangan penyangga.
Ada stadion (Gelora Joko Samudro) Gresik yang bagus juga,” imbuhnya.
(gus/jpg)

SURABAYA- Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin
Amali langsung memegang hidung begitu tiba di stadion Gelora Bung Tomo,
Surabaya, kemarin sore. Gestur yang mengisyaratkan kalau dia tidak betah dengan
aroma di stadion berkapasitas 50 ribu penonton itu.  

“Masih tercium ya. Belum hilang (bau
sampahnya),” katanya singkat.

Zainuddin memang melakukan kunjungan ke GBT.
Dia ingin memastikan kondisi lapangan tersebut. Maklum, GBT kini tengah dalam
perbaikan setelah ada kerusuhan usai laga Persebaya Surabaya kontra PSS Sleman
(29/10) lalu.

Zainuddin ingin melihat kondisi terbaru. Sebab,
GBT merupakan salah satu calon venue Piala Dunia U-20 2021. Sayang, niatnya tak
kesampaian. Dia hanya bisa melihat GBT dari luar. Sebab, seluruh akses masuk
terkunci. “Saya sudah koordinasi ke Dispora (Kota Surabaya). Tapi nggak
ada jawaban. Padahal kami siap bantu apa yang kira-kira perlu diperbaiki. Kalau
tertutup gini saya mau bantu apa?,” keluh pengganti Imam Nahrawi itu.
“Sudah saya telpon, tapi tidak ada jawaban,” sambung Kepala Dispora
Jatim Supratomo.

Baca Juga :  Juara Bundesliga, Gelar ke 8 Beruntun dan ke 30 Dalam Sejarah Klub

Meski tak sampai masuk, Zainuddin melihat
banyak kekurangan dari GBT. Pertama tentu saja aroma sampah yang menyengat.
Termasuk akses masuk menuju stadion. Zainuddin tak menampik hal itu membuat GBT
akan sulit bersaing. Saat ini, ada 10 stadion yang terdaftar sebagai kandidat
venue Piala Dunia U-20 2021.  

Nah, dari 10 stadion itu, hanya akan ada enam
yang akan terpilih sebagai venue resmi. Jika tak segera berbenah, bukan tak
mungkin GBT bakal terdepak. “Makanya semua harus duduk bareng. Pemprov
(Jatim), pemkot (Surabaya) serta stake holder yang lain. Harus segera dicarikan
jalan keluarnya,” tambah pria 57 tahun tersebut.  

Sejatinya, masih ada waktu untuk berbenah. FIFA
memberi tenggat waktu enam bulan untuk melakukan perbaikan stadion. Setelah
itu, penunjukan venue resmi akan dilakukan. Soal kans GBT terpilih, Zainuddin
tak mau berandai-andai. “Saya belum bisa pastikan itu. Yang menentukan
FIFA, bukan pemerintah. Hanya, sarana dan prasarana harus segera
diperbaiki,” tambah Zainuddin.  

Baca Juga :  Inggris Tembus 16 Besar

Kalaupun GBT tak terpilih, dia tak bisa berbuat
apa-apa. “Karena yang ditetapkan tuan rumah itu Indonesia. Soal lapangan
mana yang dipilih, itu lihat nanti,” terangnya. Tapi, dia berharap agar
dua wilayah bisa menjadi venue Piala Dunia U-20 2021, yakni Jawa Timur dan
Bali. “Makanya kami harus segera cari jalan keluar, nanti kira-kira
stadion mana yang layak,” kata pria kelahiran 26 September 1962
itu.  

 

Untuk stadion yang benar-benar tidak terpilih,
Zainuddin sudah punya solusi. Dia memgusulkan empat stadion yang tersisih untuk
dijadikan sebagai tempat latihan. “Apalagi tim-tim kemungkinan akan datang
enam bulan sebelumnya. Kan mereka harus adaptasi dengan cuaca di
Indonesia,” kata Zainuddin.

 Artinya, jika GBT tidak terpilih, pemerintah
Surabaya tak perlu berkecil hati. Sebab, masih ada kans bagi GBT disinggahi
negara peserta. “Apalagi di Surabaya ini kan banyak lapangan penyangga.
Ada stadion (Gelora Joko Samudro) Gresik yang bagus juga,” imbuhnya.
(gus/jpg)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru