30 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

UMKM Indang Apang

Bangun Galeri dan Membeli Bahan-Bahan untuk Modal Gunakan Dana Pinjaman KUR BRI

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Beragam hasil kerajinan berbahan dasar anyaman rotan berjejer rapi di Indang Apang Galeri. Produk anyaman rotan yang dikemas dengan rapi itu berupa tas, dompet, sepatu, sandal, gantungan kunci, pakaian, dan kerajinan mebel.

Sebagian besar menonjolkan motif khas Kalimantan Tengah (Kalteng). Semuanya tersusun rapi dan siap dipasarkan. Bangunan Galeri itu dibangun di sekitar salah satu rumah Jalan Tjilik Riwut Kilometer 7,5 Gang Bethel 1, Kota Palangkaraya.

Lokasinya terbilang dekat dari perkotaan. Hanya berjarak sekitar 7,5 kilometer dari pusat perkotaan.Dari galeri itu, berbagai macam produk dipamerkan khusus untuk pembeli mengunjungi dan membelinya.

Pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indang Apang Galeri, Amelia Agustina (40) mengaku telah menjalankan usaha sejak tahun 2016.

Awalnya, usahanya hanya fokus menjual tas rotan saja. Namun saat ini, Indang Apang Galeri menjual berbagai produk diversifikasi dari rotan. Seperti souvenir rotan, gantungan kunci, dompet, alas kaki, sepatu, sendal, pakaian-pakaian, bahkan mebel. Diversifikasi itu, sebut Amelia mengikuti keinginan pasar.

”Yang pasti kita setiap tahun ada progres, dari awal berdiri tahun 2016 kita mulai mendaftarkan usaha ini terbit HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) nya. Dari situ kita fokus jualan tas rotan terus 2020 masih di dalam rumah. Dari 2021 akhir kita mulai pindah ke sini. 2022 kita renovasi di sini. Terus 2023 kita punya galeri baru,” ujarnya, Senin (15/4).

Baca Juga :  136 UMKM Mitra Binaan BRI Meriahkan Bazaar UMKM di Sarinah Hingga 3 Desember

Usahanya pun juga pernah mengalami masa sulit. Akan tetapi, dia menganggap masa sulit itu menjadikan motivasi kepada dirinya untuk semakin bijak dan waspada dalam berusaha.

”Ada masanya ketika pembeli tidak banyak, ada masanya barang stoknya masih menumpuk. Tapi itu semua menjadikan kita kreatif untuk mencari cara agar barang habis terjual,” ungkapnya.

Dia mengakui, bangunan Galeri ini menggunakan dana pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ia menggunakan pinjaman sejumlah Rp 75 juta pada tahun 2023 untuk membangun Galeri dan membeli bahan-bahan untuk modal.

”Galeri ini ada karena tidak muat lagi menampung di dalam ruangan. Jadi kita bikin galeri baru supaya nanti bisa lebih banyak produk yang kita jual, kita diversifikasi produk. Misal pembeli datang, galeri ini kita jadikan one stop shopping. Jadi mereka satu kali datang langsung mendapatkan apa yang mereka mau,” jelasnya.

Amelia mengaku merasakan banyak manfaat dari KUR BRI ini. Yang pasti, dia merasa kehadiran KUR BRI sangat membantu permodalan usahanya. Selain itu, proses dan persyaratan pinjaman juga dipermudah.

”Karena kita bekerjasama dengan BI (Bank Indonesia) dan BI yang merekomendasikan (pinjaman) ke BRI dan akhirnya kami dapat pinjaman tanpa agunan. Itu sangat mempermudah sekali bagi usaha kecil seperti ini. Dengan uang, itu kami  bisa membuat galeri baru dan juga modal beli-beli bahan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Prestasi Mendunia BRI Juara Tunggal Indonesia, Sabet Sustainable Finance Awards

Amelia menerangkan, produk yang dijual menyasar ke dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan produknya sudah terjual sampai ke berbagai negara di Dunia. Diantaranya Malaysia, China, Turki, Jepang, Chile, hingga Amerika Serikat.

Meski demikian, dia mengaku mempunyai tantangan tersendiri dalam memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Salah satunya yakni, proses pengiriman yang lama dan mahal.

Pemasarannya pun mulai secara langsung ataupun lewat daring. Kini omzetnya perbulan mencapai Rp100 juta hingga Rp150 juta.

Sementara itu, Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Palangkaraya Menoto A.Kalit membenarkan sebagian besar KUR disalurkan ke sektor komersial melalui pinjaman perorangan.”KUR yang diberikan untuk disalurkan sebagian besar di sektor perdagangan, sektor perdagangan  kredit ritel,” ujarnya di Kantor BRI Cabang Palangkaraya.

”Misalnya perdagangan bahan pokok, kemudian perdagangan jasa perbengkelan, dan jasa lainnya,” sambungnya.

Menoto menjelaskan, kebutuhan pinjaman KUR  ditentukan oleh dua tujuan penggunaan pinjaman tersebut, yakni modal kerja dan investasi.

”Misalkan contoh orang beli sembako, dia mengajuan untuk penambahan stok barang, otomatis larinya ke modal kerja, beda cerita kalau misalkan dia nanti permohonannnya untuk perluasan tempat usaha, atau pembelian aset untuk menunjang keperluan bisnis dia itu larinya ke investasi,” bebernya.(hfz)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Beragam hasil kerajinan berbahan dasar anyaman rotan berjejer rapi di Indang Apang Galeri. Produk anyaman rotan yang dikemas dengan rapi itu berupa tas, dompet, sepatu, sandal, gantungan kunci, pakaian, dan kerajinan mebel.

Sebagian besar menonjolkan motif khas Kalimantan Tengah (Kalteng). Semuanya tersusun rapi dan siap dipasarkan. Bangunan Galeri itu dibangun di sekitar salah satu rumah Jalan Tjilik Riwut Kilometer 7,5 Gang Bethel 1, Kota Palangkaraya.

Lokasinya terbilang dekat dari perkotaan. Hanya berjarak sekitar 7,5 kilometer dari pusat perkotaan.Dari galeri itu, berbagai macam produk dipamerkan khusus untuk pembeli mengunjungi dan membelinya.

Pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indang Apang Galeri, Amelia Agustina (40) mengaku telah menjalankan usaha sejak tahun 2016.

Awalnya, usahanya hanya fokus menjual tas rotan saja. Namun saat ini, Indang Apang Galeri menjual berbagai produk diversifikasi dari rotan. Seperti souvenir rotan, gantungan kunci, dompet, alas kaki, sepatu, sendal, pakaian-pakaian, bahkan mebel. Diversifikasi itu, sebut Amelia mengikuti keinginan pasar.

”Yang pasti kita setiap tahun ada progres, dari awal berdiri tahun 2016 kita mulai mendaftarkan usaha ini terbit HAKI (Hak Kekayaan Intelektual) nya. Dari situ kita fokus jualan tas rotan terus 2020 masih di dalam rumah. Dari 2021 akhir kita mulai pindah ke sini. 2022 kita renovasi di sini. Terus 2023 kita punya galeri baru,” ujarnya, Senin (15/4).

Baca Juga :  136 UMKM Mitra Binaan BRI Meriahkan Bazaar UMKM di Sarinah Hingga 3 Desember

Usahanya pun juga pernah mengalami masa sulit. Akan tetapi, dia menganggap masa sulit itu menjadikan motivasi kepada dirinya untuk semakin bijak dan waspada dalam berusaha.

”Ada masanya ketika pembeli tidak banyak, ada masanya barang stoknya masih menumpuk. Tapi itu semua menjadikan kita kreatif untuk mencari cara agar barang habis terjual,” ungkapnya.

Dia mengakui, bangunan Galeri ini menggunakan dana pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI). Ia menggunakan pinjaman sejumlah Rp 75 juta pada tahun 2023 untuk membangun Galeri dan membeli bahan-bahan untuk modal.

”Galeri ini ada karena tidak muat lagi menampung di dalam ruangan. Jadi kita bikin galeri baru supaya nanti bisa lebih banyak produk yang kita jual, kita diversifikasi produk. Misal pembeli datang, galeri ini kita jadikan one stop shopping. Jadi mereka satu kali datang langsung mendapatkan apa yang mereka mau,” jelasnya.

Amelia mengaku merasakan banyak manfaat dari KUR BRI ini. Yang pasti, dia merasa kehadiran KUR BRI sangat membantu permodalan usahanya. Selain itu, proses dan persyaratan pinjaman juga dipermudah.

”Karena kita bekerjasama dengan BI (Bank Indonesia) dan BI yang merekomendasikan (pinjaman) ke BRI dan akhirnya kami dapat pinjaman tanpa agunan. Itu sangat mempermudah sekali bagi usaha kecil seperti ini. Dengan uang, itu kami  bisa membuat galeri baru dan juga modal beli-beli bahan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Prestasi Mendunia BRI Juara Tunggal Indonesia, Sabet Sustainable Finance Awards

Amelia menerangkan, produk yang dijual menyasar ke dalam negeri maupun luar negeri. Bahkan produknya sudah terjual sampai ke berbagai negara di Dunia. Diantaranya Malaysia, China, Turki, Jepang, Chile, hingga Amerika Serikat.

Meski demikian, dia mengaku mempunyai tantangan tersendiri dalam memasarkan produknya hingga ke luar negeri. Salah satunya yakni, proses pengiriman yang lama dan mahal.

Pemasarannya pun mulai secara langsung ataupun lewat daring. Kini omzetnya perbulan mencapai Rp100 juta hingga Rp150 juta.

Sementara itu, Manajer Bisnis Mikro BRI Cabang Palangkaraya Menoto A.Kalit membenarkan sebagian besar KUR disalurkan ke sektor komersial melalui pinjaman perorangan.”KUR yang diberikan untuk disalurkan sebagian besar di sektor perdagangan, sektor perdagangan  kredit ritel,” ujarnya di Kantor BRI Cabang Palangkaraya.

”Misalnya perdagangan bahan pokok, kemudian perdagangan jasa perbengkelan, dan jasa lainnya,” sambungnya.

Menoto menjelaskan, kebutuhan pinjaman KUR  ditentukan oleh dua tujuan penggunaan pinjaman tersebut, yakni modal kerja dan investasi.

”Misalkan contoh orang beli sembako, dia mengajuan untuk penambahan stok barang, otomatis larinya ke modal kerja, beda cerita kalau misalkan dia nanti permohonannnya untuk perluasan tempat usaha, atau pembelian aset untuk menunjang keperluan bisnis dia itu larinya ke investasi,” bebernya.(hfz)

Terpopuler

Artikel Terbaru