26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Harga Cabai di Palangka Raya Capai Rp100 Ribu Per Kilogram

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Mengawali tahun 2021, harga cabai
rawit kini mulai melambung tinggi di pasaran. Sejumlah pedagang pasar
tradisional di Kota Palangka Raya mengeluhkan harga cabai yang melonjak naik
tersebut.

Penulusuran prokalteng.co di Pasar Besar Palangka Raya, Rabu (6/12/2021), harga
cabai rawit per kilogram (Kg) mencapai Rp100 ribu. Kenaikan tersebut sudah
terjadi empat hingga lima hari ke belakang. Ada yang Rp80 ribu, itupun masih
muda dan berwarna hijau.

Parno, salah satu pedagang cabai
menyebutkan, kenaikan saat ini dikarenakan pasokan cabai rawit dari Banjarmasin
Kalimantan Selatan, sudah dipatok tinggi. Harga yang ada di pasar ini pun
mengikuti harga yang dibeli dari tengkulak disana. Sementara bagi pedagang
pastinya ingin mematok harga sebaik mungkin.

Baca Juga :  Tekun Layani Nasabah, AgenBRILink Ini Kini Punya Kos-Kosan

“Kami (pedagang cabai rawit,
red) juga mengejar omset. Dimana saat harga cabai naik kita juga mengejar
keuntungan yang sudah ditargetkan dari hari ke hari,” katanya.

Dijelaskannya, pasokan cabai yang
diterimanya ini berasal dari Berabai. Sehingga pedagang asal Kalteng pun jadi
mengikuti harga yang dipatok mereka. Kalau tidak menyesuaikan pastinya tidak
akan kebagian stok cabai. “Subsidi dari pemerintah juga tidak ada untuk
mengurangi harga cabai ini. Disaat naik ini kalau saya yang biasanya beli 400
Kg, sekarang cuma ambil 100 kg. Karena memang mahal, mangkannya di Jawa kemarin
sempat sampai di cat orang itu cabainya,” jelasnya.

Disamping itu, saat musim hujan
harga cabai membang melambung naik namun kualitas cabai menurun. Berbeda pada
saat musim panen atau lebih sering saat kemarau. Cabai akan mencapai harga Rp.
20 ribu per kilonya.

Baca Juga :  Di Dukung BRI, Ini Perjalanan Start Up Plépah di Hannover Messe 2023

Ia menambahkan sejumlah pedagang
di Kalimantan Tengah ini juga bersaing dengan tengkulak cabai di daerah lain
untuk mendapat barang sebanyak-banyaknya.

Sementara itu, Alfiano, juga
mengungkapkan harus menyusutkan pasokannya akibat harga yang melonjak naik
tersebut. Harga yang naik hingga dua kali lipat itu membuat pedagang sepertinya
mengurangi barang dagangnya. “Yang semula membeli 1 karung (40 Kg), kini
cuma beli 20 Kg saja. Yang beli juga ngurangin. Dari yang setengah kilo jadi
seperempat saja,” pungkasnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Mengawali tahun 2021, harga cabai
rawit kini mulai melambung tinggi di pasaran. Sejumlah pedagang pasar
tradisional di Kota Palangka Raya mengeluhkan harga cabai yang melonjak naik
tersebut.

Penulusuran prokalteng.co di Pasar Besar Palangka Raya, Rabu (6/12/2021), harga
cabai rawit per kilogram (Kg) mencapai Rp100 ribu. Kenaikan tersebut sudah
terjadi empat hingga lima hari ke belakang. Ada yang Rp80 ribu, itupun masih
muda dan berwarna hijau.

Parno, salah satu pedagang cabai
menyebutkan, kenaikan saat ini dikarenakan pasokan cabai rawit dari Banjarmasin
Kalimantan Selatan, sudah dipatok tinggi. Harga yang ada di pasar ini pun
mengikuti harga yang dibeli dari tengkulak disana. Sementara bagi pedagang
pastinya ingin mematok harga sebaik mungkin.

Baca Juga :  Tekun Layani Nasabah, AgenBRILink Ini Kini Punya Kos-Kosan

“Kami (pedagang cabai rawit,
red) juga mengejar omset. Dimana saat harga cabai naik kita juga mengejar
keuntungan yang sudah ditargetkan dari hari ke hari,” katanya.

Dijelaskannya, pasokan cabai yang
diterimanya ini berasal dari Berabai. Sehingga pedagang asal Kalteng pun jadi
mengikuti harga yang dipatok mereka. Kalau tidak menyesuaikan pastinya tidak
akan kebagian stok cabai. “Subsidi dari pemerintah juga tidak ada untuk
mengurangi harga cabai ini. Disaat naik ini kalau saya yang biasanya beli 400
Kg, sekarang cuma ambil 100 kg. Karena memang mahal, mangkannya di Jawa kemarin
sempat sampai di cat orang itu cabainya,” jelasnya.

Disamping itu, saat musim hujan
harga cabai membang melambung naik namun kualitas cabai menurun. Berbeda pada
saat musim panen atau lebih sering saat kemarau. Cabai akan mencapai harga Rp.
20 ribu per kilonya.

Baca Juga :  Di Dukung BRI, Ini Perjalanan Start Up Plépah di Hannover Messe 2023

Ia menambahkan sejumlah pedagang
di Kalimantan Tengah ini juga bersaing dengan tengkulak cabai di daerah lain
untuk mendapat barang sebanyak-banyaknya.

Sementara itu, Alfiano, juga
mengungkapkan harus menyusutkan pasokannya akibat harga yang melonjak naik
tersebut. Harga yang naik hingga dua kali lipat itu membuat pedagang sepertinya
mengurangi barang dagangnya. “Yang semula membeli 1 karung (40 Kg), kini
cuma beli 20 Kg saja. Yang beli juga ngurangin. Dari yang setengah kilo jadi
seperempat saja,” pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru