28.2 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Selain Mahal, Stok Hewan Kurban di Palangka Raya Berkurang karena Ini

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Imbas wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda di sejumlah wilayah di Indonesia, membuat stok hewan kurban di Kota Palangka Raya mengalami kekurangan.

Itu diakui oleh salah satu pedagang hewan kurban di Jalan Tjilik Riwut, Adi. Dia  mengaku kesulitan untuk mendapatkan hewan kurban, karena banyaknya prosedur perizinan untuk memasukan hewan ternak sapi ke kota ini. Sehingga stok hewan miliknya pun saat ini sangat kurang jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sekarang stoknya 90 ekor lah. Dulu 100 lebih bahkan 130 hewan kurban,” ujarnya, Sabtu (11/6).

Sementara disinggung Soal harga, Adi menyebutkan bahwa harga sapi pada tahun ini mengalami kenaikan. Dengan selisih Rp1 juta, harga yang dipatok tahun sebelumnya Rp18 juta, kini mengalami kenaikan mencapai Rp19 juta per ekornya. Bahkan dikatakannya selisih harga tersebut masih bisa mencapai Rp2 juta jika dibandingkan dengan harga pada tahun lalu.

Baca Juga :  Upaya Antisipasi PMK di Kapuas, Dewan Bilang Begini

Stok sapi di tempatnya itu dituturkan berasal dari wilayah Kota Kupang, Kabupaten Nusa Tenggara Timur. Sedangkan sapi yang berasal dari wilayah pulau Jawa, jika terkena penyakit PMK, tidak bisa masuk ke wilayah Kota Palangka Raya.

Bahkan dia akui, saat ini saja untuk kambing hanya bisa didapat sebanyak 15 ekor. Padahal stok kambing biasanya bisa didapat sebanyak 200 ekor. Pasalnya, kambing yang biasa dipasok dari daerah Jawa kini sama sekali tidak bisa masuk ke Kalteng.

Akibat kondisi tersebut, dirinya terpaksa mematok harga kambing lebih mahal dari harga biasanya. Dia mengaku untuk seekor kambing seharga Rp3,5 juta dari biasanya yang hanya Rp2,5 juta. Kambing tersebut dirinya peroleh hanya dari wilayah Pangkoh, Kabupaten Pulang Pisau.

Baca Juga :  Bantu Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19

“Ya gimana lagi, karena peraturan pemerintah ya tidak bisa juga. Kita mengikuti lah, kalau gak bisa masuk ya sudahlah,”tandasnya.






Reporter: M Hafidz

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO – Imbas wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang melanda di sejumlah wilayah di Indonesia, membuat stok hewan kurban di Kota Palangka Raya mengalami kekurangan.

Itu diakui oleh salah satu pedagang hewan kurban di Jalan Tjilik Riwut, Adi. Dia  mengaku kesulitan untuk mendapatkan hewan kurban, karena banyaknya prosedur perizinan untuk memasukan hewan ternak sapi ke kota ini. Sehingga stok hewan miliknya pun saat ini sangat kurang jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Sekarang stoknya 90 ekor lah. Dulu 100 lebih bahkan 130 hewan kurban,” ujarnya, Sabtu (11/6).

Sementara disinggung Soal harga, Adi menyebutkan bahwa harga sapi pada tahun ini mengalami kenaikan. Dengan selisih Rp1 juta, harga yang dipatok tahun sebelumnya Rp18 juta, kini mengalami kenaikan mencapai Rp19 juta per ekornya. Bahkan dikatakannya selisih harga tersebut masih bisa mencapai Rp2 juta jika dibandingkan dengan harga pada tahun lalu.

Baca Juga :  Upaya Antisipasi PMK di Kapuas, Dewan Bilang Begini

Stok sapi di tempatnya itu dituturkan berasal dari wilayah Kota Kupang, Kabupaten Nusa Tenggara Timur. Sedangkan sapi yang berasal dari wilayah pulau Jawa, jika terkena penyakit PMK, tidak bisa masuk ke wilayah Kota Palangka Raya.

Bahkan dia akui, saat ini saja untuk kambing hanya bisa didapat sebanyak 15 ekor. Padahal stok kambing biasanya bisa didapat sebanyak 200 ekor. Pasalnya, kambing yang biasa dipasok dari daerah Jawa kini sama sekali tidak bisa masuk ke Kalteng.

Akibat kondisi tersebut, dirinya terpaksa mematok harga kambing lebih mahal dari harga biasanya. Dia mengaku untuk seekor kambing seharga Rp3,5 juta dari biasanya yang hanya Rp2,5 juta. Kambing tersebut dirinya peroleh hanya dari wilayah Pangkoh, Kabupaten Pulang Pisau.

Baca Juga :  Bantu Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19

“Ya gimana lagi, karena peraturan pemerintah ya tidak bisa juga. Kita mengikuti lah, kalau gak bisa masuk ya sudahlah,”tandasnya.






Reporter: M Hafidz

Terpopuler

Artikel Terbaru