28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Teras Narang Sebut Politik Integritas Kunci Pemilu Berintegritas

PROKALTENG.CO – Politik integritas adalah kunci pemilu yang berintegritas dan demokratis. Untuk itu para pemilih pemula, khususnya generasi Z, juga mesti cerdas dan berintegritas.

Hal ini dikatakan Anggota DPD RI, Agustin Teras Narang dalam Seminar Nasional kolaborasi Fakultas Hukum dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia, baru-baru ini.

Perbincangan di almamater ini, dibuka dengan keynote speech dari Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Guru Besar Hukum Tata Negara UI yang juga kolega Teras Narang di DPD RI. Selain itu, ada Ir. Nelson Simanjuntak, M.H., selaku akademisi Fakultas Hukum UKI dan juga Ir. Dohardo Pakpahan, M.Si yang merupakan Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga KPU RI.

“Politik integritas adalah arus baru politik yang mengedepankan isu integritas sebagai kunci dalam memilih pemimpin. Ini sejalan dengan survei pemilih pemula oleh CSIS pada periode Agustus 2022. Menunjukkan generasi muda sebagai pemilih pemula menempatkan kriteria jujur dan tidak korupsi sebagai pilihan utama mereka dalam pemilihan umum,” kata Teras.

Baca Juga :  30 Personel Diterjunkan Kawal Jalannya Kegiatan Musda KNPI

“Sejalan dengan harapan Prof. Jimly agar kita melakukan rekonstruksi ilmu tata bangsa dalam Keynote Speechnya, menjadikan politik integritas sebagai arus baru dalam demokrasi menjadi sangat penting,” tambahnya.

Untuk itulah, Teras berharap generasi muda, pemilih pemula, khususnya mahasiswa dan mahasiswi UKI juga pemilih pemula di Kalteng agar dapat meningkatkan literasi, jadi pemilih cerdas.

Berikutnya melakukan pendidikan politik dalam semangat kolaborasi, dan perguruan tinggi juga turut menyokong sebagai bagian dari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Hal ini tak lepas dari upaya menghadapi tantangan pemilu mulai dari hoax hingga masalah sekitar 17 juta suara tidak sah yang sangat tinggi pada pemilu 2019 lalu.

Baca Juga :  Diduga Korsleting Arus Pendek, Rumah di Jalan Kencana Palangka Raya Terbakar

Salah satu cara agar politik integritas menjadi arus utama dalam demokrasi dan menangkal politik identitas, maka pemilih pemula mesti kritis. Selain itu juga mesti konstruktif, konstitusional, dan mengarah pada upaya merawat kebersamaan.

“Jadilah pemilih pemula yang cerdas. Smart people, smart voters. Jangan golput, karena bonus demografi menunjukkan dalam dekade mendatang penduduk kita didominasi generasi muda. Jadi pilihan kita sangat menentukan siapa yang akan mengambil kebijakan atas hidup berbangsa kita 5 tahun mendatang,” tutupnya. (*)

PROKALTENG.CO – Politik integritas adalah kunci pemilu yang berintegritas dan demokratis. Untuk itu para pemilih pemula, khususnya generasi Z, juga mesti cerdas dan berintegritas.

Hal ini dikatakan Anggota DPD RI, Agustin Teras Narang dalam Seminar Nasional kolaborasi Fakultas Hukum dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kristen Indonesia, baru-baru ini.

Perbincangan di almamater ini, dibuka dengan keynote speech dari Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., Guru Besar Hukum Tata Negara UI yang juga kolega Teras Narang di DPD RI. Selain itu, ada Ir. Nelson Simanjuntak, M.H., selaku akademisi Fakultas Hukum UKI dan juga Ir. Dohardo Pakpahan, M.Si yang merupakan Kepala Bagian Hubungan Antar Lembaga KPU RI.

“Politik integritas adalah arus baru politik yang mengedepankan isu integritas sebagai kunci dalam memilih pemimpin. Ini sejalan dengan survei pemilih pemula oleh CSIS pada periode Agustus 2022. Menunjukkan generasi muda sebagai pemilih pemula menempatkan kriteria jujur dan tidak korupsi sebagai pilihan utama mereka dalam pemilihan umum,” kata Teras.

Baca Juga :  30 Personel Diterjunkan Kawal Jalannya Kegiatan Musda KNPI

“Sejalan dengan harapan Prof. Jimly agar kita melakukan rekonstruksi ilmu tata bangsa dalam Keynote Speechnya, menjadikan politik integritas sebagai arus baru dalam demokrasi menjadi sangat penting,” tambahnya.

Untuk itulah, Teras berharap generasi muda, pemilih pemula, khususnya mahasiswa dan mahasiswi UKI juga pemilih pemula di Kalteng agar dapat meningkatkan literasi, jadi pemilih cerdas.

Berikutnya melakukan pendidikan politik dalam semangat kolaborasi, dan perguruan tinggi juga turut menyokong sebagai bagian dari semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Hal ini tak lepas dari upaya menghadapi tantangan pemilu mulai dari hoax hingga masalah sekitar 17 juta suara tidak sah yang sangat tinggi pada pemilu 2019 lalu.

Baca Juga :  Diduga Korsleting Arus Pendek, Rumah di Jalan Kencana Palangka Raya Terbakar

Salah satu cara agar politik integritas menjadi arus utama dalam demokrasi dan menangkal politik identitas, maka pemilih pemula mesti kritis. Selain itu juga mesti konstruktif, konstitusional, dan mengarah pada upaya merawat kebersamaan.

“Jadilah pemilih pemula yang cerdas. Smart people, smart voters. Jangan golput, karena bonus demografi menunjukkan dalam dekade mendatang penduduk kita didominasi generasi muda. Jadi pilihan kita sangat menentukan siapa yang akan mengambil kebijakan atas hidup berbangsa kita 5 tahun mendatang,” tutupnya. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru