27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Membuat Arang Briket dari Daun Kayu Kering

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Meski produk hasil olahan dilakukan secara manual dan tradisional, namun hasil karya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Sampit yang membuat produk arang briket dari sampah daur ulang berbahan daun kayu kering mendapat apresiasi dari Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H Halikinnor.

“Saya selaku bupati Kotim mengapresiasi sekali hasil produk siswa. Hasil karya siswa dengan membuat arang briket yang dihasilkan dari daun kayu kering harus terus dikembangkan,”ungkap bupati. Dia mengaku, kagum dengan hasil produk olahan siswa, karya yang dihasilkan ini perlu dibina agar bisa mempunyai nilai ekonomis.

Dia menambahkan, melalui kreativitas ini, semoga memberikan pengalaman bagi siswa untuk lebih unggul, mandiri, dan berkarakter. Dapat menanamkan nilai juang untuk bekal di masa depan.

Bupati mengimbau, agar para guru dan orang tua terus memberikan bimbingan kepada anak-anak tersebut. Karena bagaimanapun juga, tanpa bimbingan, peserta didik tidak bisa berkarya. “Latih anak-anak kita untuk memiliki ketahanan mental yang tinggi sebagai pelaku dunia usaha di sektor industri kreatif,” tegasnya.

Baca Juga :  Umi Lepas 26 Peserta Khafilah Lasqi

Sementara itu, Kepsek SMP 3 Sampit, Hj Siti Hadijah mengungkapkan, daun kering selama ini dianggap sampah, tapi ternyata dapat dimanfaatkan untuk membuat briket. Briket daun kering dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif untuk membakar masakan.

Dijelaskannya, untuk membuat briket berbahan daun kering, pertama siswa menyiapkan bahan utama yaitu daun kering dalam jumlah yang cukup dan sedikit tepung tapioka sebagai bahan lem. Kemudian, membuat cairan lem yang terbuat dari tepung tapioka terlebih dahulu. Caranya campurkan empat sendok makan tepung tapioka ke dalam air dingin 1 liter, aduk hingga tercampur rata.

Rebuslah campuran tepung tapioka tersebut. Cairan lem siap digunakan.Daun kering yang sudah dijemur sehingga tidak lembab lagi dibakar sedikit demi sedikit hingga menjadi arang dan jangan sampai menjadi abu. Arang daun yang sudah terkumpul banyak ditumbuk dan dihaluskan, kemudian diayak.

Baca Juga :  Zuli Eko : Kami Selalu Siap Bersinergi Membantu dan Mendukung Jalannya

Campurlah tumbukan arang daun dengan lem tepioka hingga tercampur rata dan padat. Masukkan ke dalam cetakan dan tekan kuat hingga terbentuk briket yang diinginkan. Jemurlah briket yang sudah tercetak selama dua atau tiga hari di sinar matahari hingga benar-benar kering.

“Briket dapat dimanfaatkan sebagai pengganti arang untuk membakar masakan dan sebagainya,” tukasnya.

Siti Hadijah mengungkapkan, ide pembuatan arang briket yang dihasilkan dari daun kayu kering mengingat, sebagian besar masyarakat Kotim masih sangat tergantung dengan bahan bakar minyak (BBM) dan penggunaan gas LPG.

“Briket menjadi peluang usaha menjanjikan sebagai bahan bakar alternatif, briket bisa menjadi solusi di tengah kelangkaan BBM dan LPG yang terjadi di masyarakat,” ucapnya.

SAMPIT, PROKALTENG.CO – Meski produk hasil olahan dilakukan secara manual dan tradisional, namun hasil karya siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 3 Sampit yang membuat produk arang briket dari sampah daur ulang berbahan daun kayu kering mendapat apresiasi dari Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H Halikinnor.

“Saya selaku bupati Kotim mengapresiasi sekali hasil produk siswa. Hasil karya siswa dengan membuat arang briket yang dihasilkan dari daun kayu kering harus terus dikembangkan,”ungkap bupati. Dia mengaku, kagum dengan hasil produk olahan siswa, karya yang dihasilkan ini perlu dibina agar bisa mempunyai nilai ekonomis.

Dia menambahkan, melalui kreativitas ini, semoga memberikan pengalaman bagi siswa untuk lebih unggul, mandiri, dan berkarakter. Dapat menanamkan nilai juang untuk bekal di masa depan.

Bupati mengimbau, agar para guru dan orang tua terus memberikan bimbingan kepada anak-anak tersebut. Karena bagaimanapun juga, tanpa bimbingan, peserta didik tidak bisa berkarya. “Latih anak-anak kita untuk memiliki ketahanan mental yang tinggi sebagai pelaku dunia usaha di sektor industri kreatif,” tegasnya.

Baca Juga :  Umi Lepas 26 Peserta Khafilah Lasqi

Sementara itu, Kepsek SMP 3 Sampit, Hj Siti Hadijah mengungkapkan, daun kering selama ini dianggap sampah, tapi ternyata dapat dimanfaatkan untuk membuat briket. Briket daun kering dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif untuk membakar masakan.

Dijelaskannya, untuk membuat briket berbahan daun kering, pertama siswa menyiapkan bahan utama yaitu daun kering dalam jumlah yang cukup dan sedikit tepung tapioka sebagai bahan lem. Kemudian, membuat cairan lem yang terbuat dari tepung tapioka terlebih dahulu. Caranya campurkan empat sendok makan tepung tapioka ke dalam air dingin 1 liter, aduk hingga tercampur rata.

Rebuslah campuran tepung tapioka tersebut. Cairan lem siap digunakan.Daun kering yang sudah dijemur sehingga tidak lembab lagi dibakar sedikit demi sedikit hingga menjadi arang dan jangan sampai menjadi abu. Arang daun yang sudah terkumpul banyak ditumbuk dan dihaluskan, kemudian diayak.

Baca Juga :  Zuli Eko : Kami Selalu Siap Bersinergi Membantu dan Mendukung Jalannya

Campurlah tumbukan arang daun dengan lem tepioka hingga tercampur rata dan padat. Masukkan ke dalam cetakan dan tekan kuat hingga terbentuk briket yang diinginkan. Jemurlah briket yang sudah tercetak selama dua atau tiga hari di sinar matahari hingga benar-benar kering.

“Briket dapat dimanfaatkan sebagai pengganti arang untuk membakar masakan dan sebagainya,” tukasnya.

Siti Hadijah mengungkapkan, ide pembuatan arang briket yang dihasilkan dari daun kayu kering mengingat, sebagian besar masyarakat Kotim masih sangat tergantung dengan bahan bakar minyak (BBM) dan penggunaan gas LPG.

“Briket menjadi peluang usaha menjanjikan sebagai bahan bakar alternatif, briket bisa menjadi solusi di tengah kelangkaan BBM dan LPG yang terjadi di masyarakat,” ucapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru