26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dua Anak Laki-Laki Ditinggalkan Ibunya di Rujab Bupati

MUARA TEWEH-Security
Rujab Bupati Batara Badransyah yang saat itu sedang piket, melihat dan
mengetahui seorang ibu masuk ke dalam rumah jabatan bupati Batara, membawa dua
orang anak laki-laki dan ditinggalkannya begitu saja. Anak-anak tersebut
menangis tidak ingin ditinggalkan ibunya. Sempat dikejar oleh security namun
sang ibu pergi menggunakan kendaraan motor miliknya.

Kapolsek Teweh Tengah
AKP Erwin Situmorang melalui Bhabinkamtibmas Aiptu Giyanto, mengatakan sekitar
sebelum azan zuhur, ada security Rujab Bupati datang ke Polsek Teweh Tengah,
membawa dua anak kecil inisial Y (9) dan Z (2).

“Cerita Badriansyah
awalnya ada ibu-ibu masuk ke dalam Rujab Bupati, dikejarlah oleh security. Ibu-ibu
tersebut tidak bicara apa-apa, begitu ditaruh terus ditinggalkan pergi, padahal
si anak tidak mau,” kata Aiptu Giyanto, Selasa (5/8).

Diantarlah oleh
security anak tersebut ke Mapolsek Teweh Tengah. Setelah berkoordinasi dengan
ibu Hanida selaku Kasi Perlindungan Anak Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Batara.

Baca Juga :  Ikuti Instruksi Kapolri Baru,Kalteng Segera Terapkan Tilang Elektroni

“Kita simpulkan, kita
selamatkan kedua anak ini dulu dengan menitipnya di Panti Asuhan. Selanjutnya,
Ibu Hanida pergi ke Panti Asuhan Khoirunnas Muara Teweh, setelah disepakati.
Lalu kedua anak tersebut diantarlah ke panti asuhan,” ujarnya.

Sekitar pukul 14.15 wib
ada bapak-bapak mengaku yang mempunyai kos-kosan di Jalan Pendreh.  Menurut pengakuan pemilik kos-kosan tersebut,
Bahrudin, ia kenal dengan anak tersebut, sering ditinggal di kamar kos. Namun
dikatakannya ibu tersebut lagi mengamuk-ngamuk dalam kamar sendirian, makanya
pihaknya tidak berani mendekat.

“Informasi yang didapat
bahwa menurut pengakuan pemilik kos-kosan tersebut bahwa ibu itu baru dua
minggu menempati kos miliknya,” katanya.

Tidak berselang lama,
ada telepon dari panti asuhan, bahwa ada 3 orang ibu-ibu yang mau mengambil
kedua anak tersebut, lalu pihaknya datang lagi ke panti asuhan. Ternyata
ibu-ibu tersebut rupanya tetangga pelaku. Setelah diceritakan, disepakati bahwa
kedua anak itu tetap dititip di panti asuhan.

Baca Juga :  Cegah Pernikahan Din

Selanjutnya, sebelum Magrib
ada seoarang bapak-bapak lagi datang, bahwa ia mengaku kedua anak inisal Y (9)
dan Z (2) tersebut adalah anaknya.

“Berceritalah bapak itu
tadi bahwa ia adalah mantan napi narkoba saat ia dihukum dan setelah ke luar
dari penjara berusaha mencari anak-anak dan istrinya tidak ketemu,” ujarnya.

Bapak inisial BY (33)
itu diantarlah ke Panti asuhan, begitu ketemu peluk sambil nangis-nangis karena
rindu lama.

“Karena ia baru ke luar
dari penjara dan belum bekerja serta tidak memiliki rumah, diputuskan anak
tersebut dititipkan saja di panti asuhan,” ucapnya.

BY yang baru ke luar
dari penjara itu diantar ke kos-kosan istrinya, untuk mengambil baju serta
perlengkapan anak-anaknya. Ketika bertemu dengan istrinya M (30), memang susah
diajak komunikasi.

“Sang ibu itu susah diajak komunikasi, terlihat
ia main handphone terus,” ujar Aiptu Giyanto. (adl/abe)

MUARA TEWEH-Security
Rujab Bupati Batara Badransyah yang saat itu sedang piket, melihat dan
mengetahui seorang ibu masuk ke dalam rumah jabatan bupati Batara, membawa dua
orang anak laki-laki dan ditinggalkannya begitu saja. Anak-anak tersebut
menangis tidak ingin ditinggalkan ibunya. Sempat dikejar oleh security namun
sang ibu pergi menggunakan kendaraan motor miliknya.

Kapolsek Teweh Tengah
AKP Erwin Situmorang melalui Bhabinkamtibmas Aiptu Giyanto, mengatakan sekitar
sebelum azan zuhur, ada security Rujab Bupati datang ke Polsek Teweh Tengah,
membawa dua anak kecil inisial Y (9) dan Z (2).

“Cerita Badriansyah
awalnya ada ibu-ibu masuk ke dalam Rujab Bupati, dikejarlah oleh security. Ibu-ibu
tersebut tidak bicara apa-apa, begitu ditaruh terus ditinggalkan pergi, padahal
si anak tidak mau,” kata Aiptu Giyanto, Selasa (5/8).

Diantarlah oleh
security anak tersebut ke Mapolsek Teweh Tengah. Setelah berkoordinasi dengan
ibu Hanida selaku Kasi Perlindungan Anak Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga
Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Batara.

Baca Juga :  Ikuti Instruksi Kapolri Baru,Kalteng Segera Terapkan Tilang Elektroni

“Kita simpulkan, kita
selamatkan kedua anak ini dulu dengan menitipnya di Panti Asuhan. Selanjutnya,
Ibu Hanida pergi ke Panti Asuhan Khoirunnas Muara Teweh, setelah disepakati.
Lalu kedua anak tersebut diantarlah ke panti asuhan,” ujarnya.

Sekitar pukul 14.15 wib
ada bapak-bapak mengaku yang mempunyai kos-kosan di Jalan Pendreh.  Menurut pengakuan pemilik kos-kosan tersebut,
Bahrudin, ia kenal dengan anak tersebut, sering ditinggal di kamar kos. Namun
dikatakannya ibu tersebut lagi mengamuk-ngamuk dalam kamar sendirian, makanya
pihaknya tidak berani mendekat.

“Informasi yang didapat
bahwa menurut pengakuan pemilik kos-kosan tersebut bahwa ibu itu baru dua
minggu menempati kos miliknya,” katanya.

Tidak berselang lama,
ada telepon dari panti asuhan, bahwa ada 3 orang ibu-ibu yang mau mengambil
kedua anak tersebut, lalu pihaknya datang lagi ke panti asuhan. Ternyata
ibu-ibu tersebut rupanya tetangga pelaku. Setelah diceritakan, disepakati bahwa
kedua anak itu tetap dititip di panti asuhan.

Baca Juga :  Cegah Pernikahan Din

Selanjutnya, sebelum Magrib
ada seoarang bapak-bapak lagi datang, bahwa ia mengaku kedua anak inisal Y (9)
dan Z (2) tersebut adalah anaknya.

“Berceritalah bapak itu
tadi bahwa ia adalah mantan napi narkoba saat ia dihukum dan setelah ke luar
dari penjara berusaha mencari anak-anak dan istrinya tidak ketemu,” ujarnya.

Bapak inisial BY (33)
itu diantarlah ke Panti asuhan, begitu ketemu peluk sambil nangis-nangis karena
rindu lama.

“Karena ia baru ke luar
dari penjara dan belum bekerja serta tidak memiliki rumah, diputuskan anak
tersebut dititipkan saja di panti asuhan,” ucapnya.

BY yang baru ke luar
dari penjara itu diantar ke kos-kosan istrinya, untuk mengambil baju serta
perlengkapan anak-anaknya. Ketika bertemu dengan istrinya M (30), memang susah
diajak komunikasi.

“Sang ibu itu susah diajak komunikasi, terlihat
ia main handphone terus,” ujar Aiptu Giyanto. (adl/abe)

Terpopuler

Artikel Terbaru