26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Karhutla Belum Usai, Giliran Banjir Mengancam Banua

PROKALTENG.CO-Belum usai kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kini Kalsel kembali dihantui dengan bencana banjir. Ancaman itu terlihat dengan adanya sejumlah wilayah yang sudah diguyur hujan deras. Bahkan, sebagian juga disertai dengan angin kencang. Cuaca serupa diprediksi masih berlangsung hingga akhir pekan ini.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan sudah mengeluarkan peringatan dini yang berlaku sampai Senin (23/10). “Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang/sore hari,” tulis BMKG dalam pengumuman dini yang dikeluarkan pada Jumat (20/10) tadi.

Pemerhati lingkungan, Akbar Rahman meminta agar hal tersebut wajib jadi atensi bagi jajaran Pemprov Kalsel. Menurutnya, prakiraan cuaca dari BMKG tersebut sudah cukup jadi warning untuk melakukan mitigasi sejak dini.

Dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini menilai bahwa bencana banjir bukan hal baru di Banua. “Wilayah kita ini apabila musim hujan, rawan banjir. Musim kemarau, rawan karhutla. Jadi, seharusnya pemprov sudah belajar dari sana,” ucapnya.

Akbar menyarankan Pemprov Kalsel harus memikirkan sedini mungkin strategi berupa mitigasi penanganan banjir dari wilayah hulu. Supaya banjir besar 2021, tidak kembali terulang.

“Upaya penanggulangan banjir ini bisa dilakukan saat musim kemarau, seperti membersihkan sungai dan lain-lain. Demikian pula dengan karhutla, pemerintah bisa melakukan pencegahan ketika musim hujan,” bebernya.

Direktur Utama Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono menyebut banjir maupun karhutla menjadi masalah musiman yang hingga saat ini belum bisa ditangani dengan baik di Kalsel. “Begitu terus berulang,” ucap aktivis lingkungan yang akrab disapa Cak Kiss ini.

Baca Juga :  55.000 Butir Obat Jenis Karisprodol Diamankan Polisi

Cak Kiss mengingatkan pemerintah harus melakukan proses pencegahan dan penanganan bencana sebaik mungkin. Berdasarkan Undang-Undang tentang Penanggulangan Kebencanaan, kata Cak Kiss, pemerintah harusnya punya tahap-tahap penanganan. Mulai dari sebelum, saat, dan sesudah kejadian. “Jangan sampai pas bencana terjadi, baru mereka gelagapan menanggulangi,” ingatnya.

Siapkan Alat dan Petakan Wilayah Rawan

Ancaman bencana banjir sudah mendapat atensi dini Pemprov Kalsel. Tak seperti 2021, kali ini mitigasi penanganan lebih dimaksimalkan.

Persediaan peralatan telah dipersiapkan. Peningkatan pengetahuan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) pun dilaksanakan. “Sejak akhir 2022 lalu, kami sudah mempersiapkan. Kemudian pada tahun ini, ada pelatihan kepada warga terkait respons menghadapi bencana,” kata Kasubbid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Ariansyah.

BPBD Kalsel juga telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah kawasan rawan. Berkaca dari peristiwa sebelumnya, menimpa kawasan seperti Banjar, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, dan Tanah Bumbu. Tak terkecuali Kota Banjarbaru.

“Kami juga sudah menyampaikan peringatan dini berdasar perkiraan BMKG, bahwa ada potensi angin kencang di sejumlah wilayah,” tekannya.

Untuk jangka panjang, Pemprov Kalsel sedang membangun proyek Bendungan Riam Kiwa. Tetapi, prosesnya tidak sebentar. Proyek yang bakal menelan dana tak sedikit ini, rencananya menggunakan skema pengerjaan tahun jamak. “Jadi bisa dibilang lebih siap kita untuk tahun ini,” yakinnya.

Baca Juga :  Drainase di Lokasi Rawan Banjir akan Dibenahi

Sebagai wilayah yang kerap dilanda banjir, Pemko Banjarbaru juga sedang menyiapkan diri dalam menghadapi banjir. BPBD Banjarbaru juga menyatakan sudah melakukan sejumlah persiapan mitigisi banjir.

Di antaranya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan simulasi pelatihan penanganan banjir. “Untuk sementara ini, warga Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang sudah kami latih mitigasi banjir,” kata Kalakhar BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie.

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan peralatan evakuasi dan SDM. “Karena personel kami harus selalu bersiaga bila terjadi bencana,” tegasnya.

Zaini menyebut banjir kerap terjadi di Kelurahan Cempaka di Kecamatan Cempaka, dan Kelurahan Kemuning di Kecamatan Banjarbaru Selatan. “Mesin buka tutup dari PUPR akan kami pasang. Semoga bisa mengurangi dampak banjir karena air bisa dikeluarkan melalui Sungai Kemuning,” ucapnya.

Di bidang infrastruktur, Pemko Banjarbaru saat ini sedang melakukan pembangunan embung di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka yang progresnya sekarang sudah mencapai 52 persen. Embung seluas 3,5 hektare itu diperkirakan mampu menampung air hingga 30 juta liter.

Saat ini, Banjarbaru memang memiliki sejumlah embung guna mencegah banjir. Satu di antaranya adalah Embung Sidodadi di Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan.

“Sebagai mitigasi banjir, kami menangani bagian hilir Embung Sidodadi, yakni Sungai Veteran, Sungai Simba dan Sungai Lukudat,” kata Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Banjarbaru, Subrianto.(zkr/gr/dye/jpg/hnd)

PROKALTENG.CO-Belum usai kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kini Kalsel kembali dihantui dengan bencana banjir. Ancaman itu terlihat dengan adanya sejumlah wilayah yang sudah diguyur hujan deras. Bahkan, sebagian juga disertai dengan angin kencang. Cuaca serupa diprediksi masih berlangsung hingga akhir pekan ini.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahkan sudah mengeluarkan peringatan dini yang berlaku sampai Senin (23/10). “Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat pada siang/sore hari,” tulis BMKG dalam pengumuman dini yang dikeluarkan pada Jumat (20/10) tadi.

Pemerhati lingkungan, Akbar Rahman meminta agar hal tersebut wajib jadi atensi bagi jajaran Pemprov Kalsel. Menurutnya, prakiraan cuaca dari BMKG tersebut sudah cukup jadi warning untuk melakukan mitigasi sejak dini.

Dosen Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini menilai bahwa bencana banjir bukan hal baru di Banua. “Wilayah kita ini apabila musim hujan, rawan banjir. Musim kemarau, rawan karhutla. Jadi, seharusnya pemprov sudah belajar dari sana,” ucapnya.

Akbar menyarankan Pemprov Kalsel harus memikirkan sedini mungkin strategi berupa mitigasi penanganan banjir dari wilayah hulu. Supaya banjir besar 2021, tidak kembali terulang.

“Upaya penanggulangan banjir ini bisa dilakukan saat musim kemarau, seperti membersihkan sungai dan lain-lain. Demikian pula dengan karhutla, pemerintah bisa melakukan pencegahan ketika musim hujan,” bebernya.

Direktur Utama Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono menyebut banjir maupun karhutla menjadi masalah musiman yang hingga saat ini belum bisa ditangani dengan baik di Kalsel. “Begitu terus berulang,” ucap aktivis lingkungan yang akrab disapa Cak Kiss ini.

Baca Juga :  55.000 Butir Obat Jenis Karisprodol Diamankan Polisi

Cak Kiss mengingatkan pemerintah harus melakukan proses pencegahan dan penanganan bencana sebaik mungkin. Berdasarkan Undang-Undang tentang Penanggulangan Kebencanaan, kata Cak Kiss, pemerintah harusnya punya tahap-tahap penanganan. Mulai dari sebelum, saat, dan sesudah kejadian. “Jangan sampai pas bencana terjadi, baru mereka gelagapan menanggulangi,” ingatnya.

Siapkan Alat dan Petakan Wilayah Rawan

Ancaman bencana banjir sudah mendapat atensi dini Pemprov Kalsel. Tak seperti 2021, kali ini mitigasi penanganan lebih dimaksimalkan.

Persediaan peralatan telah dipersiapkan. Peningkatan pengetahuan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) pun dilaksanakan. “Sejak akhir 2022 lalu, kami sudah mempersiapkan. Kemudian pada tahun ini, ada pelatihan kepada warga terkait respons menghadapi bencana,” kata Kasubbid Kesiapsiagaan BPBD Kalsel, Ariansyah.

BPBD Kalsel juga telah melakukan pemetaan terhadap sejumlah kawasan rawan. Berkaca dari peristiwa sebelumnya, menimpa kawasan seperti Banjar, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, dan Tanah Bumbu. Tak terkecuali Kota Banjarbaru.

“Kami juga sudah menyampaikan peringatan dini berdasar perkiraan BMKG, bahwa ada potensi angin kencang di sejumlah wilayah,” tekannya.

Untuk jangka panjang, Pemprov Kalsel sedang membangun proyek Bendungan Riam Kiwa. Tetapi, prosesnya tidak sebentar. Proyek yang bakal menelan dana tak sedikit ini, rencananya menggunakan skema pengerjaan tahun jamak. “Jadi bisa dibilang lebih siap kita untuk tahun ini,” yakinnya.

Baca Juga :  Drainase di Lokasi Rawan Banjir akan Dibenahi

Sebagai wilayah yang kerap dilanda banjir, Pemko Banjarbaru juga sedang menyiapkan diri dalam menghadapi banjir. BPBD Banjarbaru juga menyatakan sudah melakukan sejumlah persiapan mitigisi banjir.

Di antaranya, melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan simulasi pelatihan penanganan banjir. “Untuk sementara ini, warga Kecamatan Landasan Ulin dan Liang Anggang sudah kami latih mitigasi banjir,” kata Kalakhar BPBD Kota Banjarbaru, Zaini Syahranie.

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan peralatan evakuasi dan SDM. “Karena personel kami harus selalu bersiaga bila terjadi bencana,” tegasnya.

Zaini menyebut banjir kerap terjadi di Kelurahan Cempaka di Kecamatan Cempaka, dan Kelurahan Kemuning di Kecamatan Banjarbaru Selatan. “Mesin buka tutup dari PUPR akan kami pasang. Semoga bisa mengurangi dampak banjir karena air bisa dikeluarkan melalui Sungai Kemuning,” ucapnya.

Di bidang infrastruktur, Pemko Banjarbaru saat ini sedang melakukan pembangunan embung di Gunung Kupang, Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka yang progresnya sekarang sudah mencapai 52 persen. Embung seluas 3,5 hektare itu diperkirakan mampu menampung air hingga 30 juta liter.

Saat ini, Banjarbaru memang memiliki sejumlah embung guna mencegah banjir. Satu di antaranya adalah Embung Sidodadi di Kelurahan Loktabat Selatan, Kecamatan Banjarbaru Selatan.

“Sebagai mitigasi banjir, kami menangani bagian hilir Embung Sidodadi, yakni Sungai Veteran, Sungai Simba dan Sungai Lukudat,” kata Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Banjarbaru, Subrianto.(zkr/gr/dye/jpg/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru