28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Belum Ada Penurunan Signifikan, Pemprov Ajak Semua CSR Perusahaan Diar

PALANGKA RAYA – Kasus Stunting di Kabupaten Kotawaringin
Timur menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalteng. Sebab, saat ini
Kotim tertinggi kasus stunting dengan 48 persen kasus.

Stunting merupakan penyakit yang menyerah tumbuh kembang
anak, baik pertumbuhan fisik dan paling berbahaya adalah pertumbuhan otak.
“Isu kesehatan terkait stunting merupakan isu nasional. Dan Kalteng berada
pada peringkat ke 5 kasus stunting,” kata Sekda Fahrizal Fitri.

Dia mengatakan, memang secara nasional terjadi penurunan
kasus di Kalteng. Namun, setelah diperhatikan perkabupaten/kota, penurunan
tersebut tidak signifikan.

“Setelah kita lihat perkabupaten/kota belum ada
penurunan yang signifikan, khususnya lokasi-lakasi dekat usaha pertambangan.
Kami mengajak kita semua agar CSR atau PPM perusahaan dapat diarahkan untuk
program penanganan stunting di Kalteng,” ucapnya.

Baca Juga :  Aturan Pencegahan Covid-19 Bukan Untuk Menyulitkan Masyarakat

Menurutnya, saat ini Kabupaten Kotim menjadi sorotan
pemerintah provinsi dan pusat terkait tingginya kasus stunting. “Kasus
stunting di Kotim berada pada 48 persen, sedangkan provinsi berada di 35
persen. Artinya, di Kotim 50 persen dari angka kelahiran adalah stunting, dari
10 kelahiran ada 5 bayi stunting,” ujarnya.

Target nasional angka stunting di Kalteng harus berada
diangka 28 persen. Namun, sampai saat ini masih di atas 30 persen dan Kabupaten
Kotim sangat tinggi.

“Langkah kita
berikutnya adalah mencegah tingkat stunting. Sebab, anak yang mengalami
stunting tumbuh kembangnya terganggu, baik itu fisik dan perkembangan otak. Ini
membuat anak tidak mampu bersaing nantinya. Ini disebabkan gizi buruk akut
sejak dalam kandungan dan pola hidup yang salah serta lingkungan yang kurang
bagus. Kami meminta pengusaha tambang, saat menyusun program blue print bisa
memperhatikan isu-isu wilahnya masing-masing, khususnya stunting,”
pungkasnya. (arj/OL)

Baca Juga :  Dinas PMD Kalteng Sosialisasikan Peran Serta Generasi Muda Desa dan Hak Politik di Katingan

PALANGKA RAYA – Kasus Stunting di Kabupaten Kotawaringin
Timur menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalteng. Sebab, saat ini
Kotim tertinggi kasus stunting dengan 48 persen kasus.

Stunting merupakan penyakit yang menyerah tumbuh kembang
anak, baik pertumbuhan fisik dan paling berbahaya adalah pertumbuhan otak.
“Isu kesehatan terkait stunting merupakan isu nasional. Dan Kalteng berada
pada peringkat ke 5 kasus stunting,” kata Sekda Fahrizal Fitri.

Dia mengatakan, memang secara nasional terjadi penurunan
kasus di Kalteng. Namun, setelah diperhatikan perkabupaten/kota, penurunan
tersebut tidak signifikan.

“Setelah kita lihat perkabupaten/kota belum ada
penurunan yang signifikan, khususnya lokasi-lakasi dekat usaha pertambangan.
Kami mengajak kita semua agar CSR atau PPM perusahaan dapat diarahkan untuk
program penanganan stunting di Kalteng,” ucapnya.

Baca Juga :  Aturan Pencegahan Covid-19 Bukan Untuk Menyulitkan Masyarakat

Menurutnya, saat ini Kabupaten Kotim menjadi sorotan
pemerintah provinsi dan pusat terkait tingginya kasus stunting. “Kasus
stunting di Kotim berada pada 48 persen, sedangkan provinsi berada di 35
persen. Artinya, di Kotim 50 persen dari angka kelahiran adalah stunting, dari
10 kelahiran ada 5 bayi stunting,” ujarnya.

Target nasional angka stunting di Kalteng harus berada
diangka 28 persen. Namun, sampai saat ini masih di atas 30 persen dan Kabupaten
Kotim sangat tinggi.

“Langkah kita
berikutnya adalah mencegah tingkat stunting. Sebab, anak yang mengalami
stunting tumbuh kembangnya terganggu, baik itu fisik dan perkembangan otak. Ini
membuat anak tidak mampu bersaing nantinya. Ini disebabkan gizi buruk akut
sejak dalam kandungan dan pola hidup yang salah serta lingkungan yang kurang
bagus. Kami meminta pengusaha tambang, saat menyusun program blue print bisa
memperhatikan isu-isu wilahnya masing-masing, khususnya stunting,”
pungkasnya. (arj/OL)

Baca Juga :  Dinas PMD Kalteng Sosialisasikan Peran Serta Generasi Muda Desa dan Hak Politik di Katingan

Terpopuler

Artikel Terbaru