33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Banyak Pekebun Karet Beralih ke Sawit

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten
Pulang Pisau makin jadi primadona. Terlebih harga komoditi tersebut yang
beberapa waktu terakhir terbilang bagus dan stabil.

Kepala Bidang Perkebunan, Dinas
Pertanian Pulang Pisau Tata Ali mengungkapkan, saat ini banyak pekebun karet
yang pindah ke kebun sawit. “Salah satu faktor penyebab adalah harga getah
karet yang relatif murah. Sedangkan harga kelapa sawit terbilang stabil. Yakni
kisaran Rp1.500 sampai Rp1.600 per kilogram,” kata Tata, kemarin.

Tata mengungkapkan, ada empat
komoditi perkebunan andalan di Kabupaten Pulang Pisau. Yakni kelapa sawit,
karet, kelapa dan kopi. Dia mengungkapkan, berdasar data tahun 2019, luas lahan
perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Pulang Pisau seluas 4.800 hektare
dan yang sudah produksi 2.100 hektare.

Baca Juga :  Pasar Mingguan Ditutup, Ini Penjelasan Camat Kahayan Hilir

Untuk perkebunan karet seluas 41
ribu hektare dan yang produksi sekitar 23 ribu lebih. Perkebunan kelapa seluas
5.400 hektare dan yang produksi 4.600 hektare. Sedangkan untuk kopi seluas 416
hektare dan yang produksi 233 hektare.

“Itu data tahun 2019. Untuk
2020, kami masih menunggu data dari kecamatan,” beber Tata.

Dia menambahkan, untuk perkebunan
kelapa 80 persen berada di Kecamatan Kahayan Kuala. “Untuk produksi kelapa
kebanyakan dijual dalam bentuk butiran. Kalau yang dalam bentuk kopra ada,
namun tidak banyak.

Tata mengungkapkan, untuk
perkebunan kopi berada di Kecamatan Maliku dan Pandih Batu. Namun, lanjut dia,
untuk tanaman kopi tidak dikhususkan sebagai tanaman utama.

Baca Juga :  Bupati Pulpis Minta Tambahan Masker dan Disinfektan

“Tanaman kopi dikembangkan
di pekarangan rumah saja. Kalaupun ada yang di sawah, itu hanya tanaman
selingan saja,” tandasnya.

PULANG PISAU, PROKALTENG.CO – Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten
Pulang Pisau makin jadi primadona. Terlebih harga komoditi tersebut yang
beberapa waktu terakhir terbilang bagus dan stabil.

Kepala Bidang Perkebunan, Dinas
Pertanian Pulang Pisau Tata Ali mengungkapkan, saat ini banyak pekebun karet
yang pindah ke kebun sawit. “Salah satu faktor penyebab adalah harga getah
karet yang relatif murah. Sedangkan harga kelapa sawit terbilang stabil. Yakni
kisaran Rp1.500 sampai Rp1.600 per kilogram,” kata Tata, kemarin.

Tata mengungkapkan, ada empat
komoditi perkebunan andalan di Kabupaten Pulang Pisau. Yakni kelapa sawit,
karet, kelapa dan kopi. Dia mengungkapkan, berdasar data tahun 2019, luas lahan
perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Pulang Pisau seluas 4.800 hektare
dan yang sudah produksi 2.100 hektare.

Baca Juga :  Pasar Mingguan Ditutup, Ini Penjelasan Camat Kahayan Hilir

Untuk perkebunan karet seluas 41
ribu hektare dan yang produksi sekitar 23 ribu lebih. Perkebunan kelapa seluas
5.400 hektare dan yang produksi 4.600 hektare. Sedangkan untuk kopi seluas 416
hektare dan yang produksi 233 hektare.

“Itu data tahun 2019. Untuk
2020, kami masih menunggu data dari kecamatan,” beber Tata.

Dia menambahkan, untuk perkebunan
kelapa 80 persen berada di Kecamatan Kahayan Kuala. “Untuk produksi kelapa
kebanyakan dijual dalam bentuk butiran. Kalau yang dalam bentuk kopra ada,
namun tidak banyak.

Tata mengungkapkan, untuk
perkebunan kopi berada di Kecamatan Maliku dan Pandih Batu. Namun, lanjut dia,
untuk tanaman kopi tidak dikhususkan sebagai tanaman utama.

Baca Juga :  Bupati Pulpis Minta Tambahan Masker dan Disinfektan

“Tanaman kopi dikembangkan
di pekarangan rumah saja. Kalaupun ada yang di sawah, itu hanya tanaman
selingan saja,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru