26.9 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Badai Karhutla Segera Berlalu: Jambi 30 Hot Spot, Riau Tinggal 1

Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di
berbagai daerah terus berkurang. Hujan yang terus turun mengurangi titik api (
hot
spot
). Jarak pandang pun berangsur-angsur mulai normal. Namun, Provinsi
Kalimantan Tengah belum sepenuhnya bebas dari asap.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup
(Walhi) Kalimantan Tengah (Kalteng) Dimas Hartono menyebutkan, Sabtu siang
(28/9) indeks standar pencemar udara (ISPU) di Kota Palangka Raya sempat
membaik. Namun, kemarin pagi (29/9) udara kembali pekat dipenuhi asap dengan
indeks PM 10 di angka 645 alias berbahaya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) mendeteksi penurunan signifikan jumlah titik panas di wilayah Indonesia.
Menurut pantauan satelit Modis (Terra-Aqua), Suomi NPP, dan NOAA-20 selama tiga
hari terakhir, yakni 26–28 September 2019, ada penurunan sebesar 78 persen bila
dibandingkan dengan seminggu sebelumnya. ”Jumlah hot spot di wilayah Riau,
Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Timur fluktuatif. Sedangkan di
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan fluktuatif
cenderung menurun sampai 28 September 2019,” jelas Deputi Bidang Meteorologi
BMKG Mulyono R. Prabowo.

Baca Juga :  Anak, Sopir dan Sespri Tjahjo Kumolo Positif Corona

Sementara itu, di Jambi, dalam sembilan hari
terakhir ada penurunan hot spot yang sangat signifikan. Pada 21 September,
jumlah hot spot mencapai 799 titik. Namun, kemarin tinggal 30 titik api.
Demikian pula Riau. Berdasar pantauan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) hingga pukul 19.55, hanya ada satu titik api dengan tingkat
kepercayaan di atas 80 persen. Hal tersebut membuat jarak pandang lambat laun
pulih. ”Sekitar 7–10 km,” ujar Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko TMC
Pekanbaru Samba Wirahma.

Di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, asap
bahkan mulai menghilang. Jarak pandang mulai normal. Koordinator Lapangan
BBTMC-BPPT Posko TMC Palangka Raya Faisal Sunarto menuturkan, jarak pandang di
sekitar Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya, sudah mencapai 7.000 meter.
Hujan dengan intensitas sedang terus mengguyur sejak Kamis (26/9).

Baca Juga :  Eks Jubir Kepresidenan Meninggal Dunia

”Puncak hot spot tertinggi terjadi Rabu
(25/9), mencapai 1.875 titik api. Namun, Sabtu (28/9) tersisa 14 hot spot,”
tutur Faisal.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) kembali menambah jumlah segel pada lahan perusahaan yang
terbakar. Pada 25 September, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK telah
menyegel 56 lahan milik perusahaan yang terbakar. Selanjutnya, pada 28
September, jumlahnya bertambah menjadi 62 lahan.(jpg)

 

Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di
berbagai daerah terus berkurang. Hujan yang terus turun mengurangi titik api (
hot
spot
). Jarak pandang pun berangsur-angsur mulai normal. Namun, Provinsi
Kalimantan Tengah belum sepenuhnya bebas dari asap.

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup
(Walhi) Kalimantan Tengah (Kalteng) Dimas Hartono menyebutkan, Sabtu siang
(28/9) indeks standar pencemar udara (ISPU) di Kota Palangka Raya sempat
membaik. Namun, kemarin pagi (29/9) udara kembali pekat dipenuhi asap dengan
indeks PM 10 di angka 645 alias berbahaya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) mendeteksi penurunan signifikan jumlah titik panas di wilayah Indonesia.
Menurut pantauan satelit Modis (Terra-Aqua), Suomi NPP, dan NOAA-20 selama tiga
hari terakhir, yakni 26–28 September 2019, ada penurunan sebesar 78 persen bila
dibandingkan dengan seminggu sebelumnya. ”Jumlah hot spot di wilayah Riau,
Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Timur fluktuatif. Sedangkan di
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan fluktuatif
cenderung menurun sampai 28 September 2019,” jelas Deputi Bidang Meteorologi
BMKG Mulyono R. Prabowo.

Baca Juga :  Anak, Sopir dan Sespri Tjahjo Kumolo Positif Corona

Sementara itu, di Jambi, dalam sembilan hari
terakhir ada penurunan hot spot yang sangat signifikan. Pada 21 September,
jumlah hot spot mencapai 799 titik. Namun, kemarin tinggal 30 titik api.
Demikian pula Riau. Berdasar pantauan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (Lapan) hingga pukul 19.55, hanya ada satu titik api dengan tingkat
kepercayaan di atas 80 persen. Hal tersebut membuat jarak pandang lambat laun
pulih. ”Sekitar 7–10 km,” ujar Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko TMC
Pekanbaru Samba Wirahma.

Di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, asap
bahkan mulai menghilang. Jarak pandang mulai normal. Koordinator Lapangan
BBTMC-BPPT Posko TMC Palangka Raya Faisal Sunarto menuturkan, jarak pandang di
sekitar Bandar Udara Tjilik Riwut, Palangka Raya, sudah mencapai 7.000 meter.
Hujan dengan intensitas sedang terus mengguyur sejak Kamis (26/9).

Baca Juga :  Eks Jubir Kepresidenan Meninggal Dunia

”Puncak hot spot tertinggi terjadi Rabu
(25/9), mencapai 1.875 titik api. Namun, Sabtu (28/9) tersisa 14 hot spot,”
tutur Faisal.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (KLHK) kembali menambah jumlah segel pada lahan perusahaan yang
terbakar. Pada 25 September, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK telah
menyegel 56 lahan milik perusahaan yang terbakar. Selanjutnya, pada 28
September, jumlahnya bertambah menjadi 62 lahan.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru