28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Rupiah Drop karena Investor Ragukan Upaya Pemerintah Tangani Covid-19

Wabah virus
korona Covid-19 di tanah air turut menggerogoti perekonomian nasional termasuk
pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat tembus di bawah level
4.000 dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD),
Senin (23/3) ini tembus 16.608, berdasar JISDOR Bank Indonesia (BI).

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE)
Indonesia Mohammad Faisal melihat, saat ini para investor mengalami kepanikan
akibat wabah virus korona yang penyebarannya terus meningkat dari hari ke hari.
Sehingga, stimulus yang diberikan oleh pemerintahpun tak dapat meredam
pelemahan mata uang Garuda yang semakin dalam.

“Bukan hanya permasalahan supply-demand mata
uang, atau tingkat suku bunga. Ini lebih banyak terlihat dari sisi psikologis.
Ada sentimen pasar, ada kepanikan pasar masalah korona,” ujarnya kepada JawaPos.com, Senin
(23/3).

Baca Juga :  Testing Melebihi 1 Juta Tunjukkan Rendahnya Penularan Covid-19

Meskipun demikian, dia mengakui bukan hanya Rupiah yang
mengalami tekanan akibat pandemi ini. Negara-negara berkembang lain yang punya
kasus serupa juga mengalami tekanan.

Faisal menuturkan, investor tak lagi melirik rendahnya suku
bunga global namun lebih mencermati langkah pemerintah masing-masing dalam
menangani Covid-19. “Pelaku pasar enggak lagi lihat suku bunga rendah atau
tinggi, tapi mencari portofolio yang lebih nyaman untuk menyelamatkan
investasinya,” tuturnya.

Menurutnya, saat ini para investor tengah mencermati upaya
serius pemerintah dalam mempercepat penanganan penyebaran Covid-19. Sebab,
angka kematian dan orang yang terpapar virus tersebut semakin meningkat.

“Sejauh mana pemerintah menanggulangi wabah korona,” katanya.

Faisal menurutkan, selama tidak terlihat upaya serius yang
efektif, maka tekanan di pasar keuangan akan terus berlangsung. Dia pun
berpesan agar pemerintah tanggap dengan gejolak di pasar keuangan ini, agar
tidak merembet ke sektor ekonomi lainnya, terutama industri.

Baca Juga :  Ketahui Waktu Terbaik untuk Suntik Vaksin Booster saat Ramadan

“Sepanjang penanggulangan wabah enggak baik, sepanjang itu pula
tekanan ekonomi terjadi. Karena virus korona dampaknya ke mana-mana dari sisi
ekonomi,” pungkasnya.

 

Wabah virus
korona Covid-19 di tanah air turut menggerogoti perekonomian nasional termasuk
pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat tembus di bawah level
4.000 dan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD),
Senin (23/3) ini tembus 16.608, berdasar JISDOR Bank Indonesia (BI).

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE)
Indonesia Mohammad Faisal melihat, saat ini para investor mengalami kepanikan
akibat wabah virus korona yang penyebarannya terus meningkat dari hari ke hari.
Sehingga, stimulus yang diberikan oleh pemerintahpun tak dapat meredam
pelemahan mata uang Garuda yang semakin dalam.

“Bukan hanya permasalahan supply-demand mata
uang, atau tingkat suku bunga. Ini lebih banyak terlihat dari sisi psikologis.
Ada sentimen pasar, ada kepanikan pasar masalah korona,” ujarnya kepada JawaPos.com, Senin
(23/3).

Baca Juga :  Testing Melebihi 1 Juta Tunjukkan Rendahnya Penularan Covid-19

Meskipun demikian, dia mengakui bukan hanya Rupiah yang
mengalami tekanan akibat pandemi ini. Negara-negara berkembang lain yang punya
kasus serupa juga mengalami tekanan.

Faisal menuturkan, investor tak lagi melirik rendahnya suku
bunga global namun lebih mencermati langkah pemerintah masing-masing dalam
menangani Covid-19. “Pelaku pasar enggak lagi lihat suku bunga rendah atau
tinggi, tapi mencari portofolio yang lebih nyaman untuk menyelamatkan
investasinya,” tuturnya.

Menurutnya, saat ini para investor tengah mencermati upaya
serius pemerintah dalam mempercepat penanganan penyebaran Covid-19. Sebab,
angka kematian dan orang yang terpapar virus tersebut semakin meningkat.

“Sejauh mana pemerintah menanggulangi wabah korona,” katanya.

Faisal menurutkan, selama tidak terlihat upaya serius yang
efektif, maka tekanan di pasar keuangan akan terus berlangsung. Dia pun
berpesan agar pemerintah tanggap dengan gejolak di pasar keuangan ini, agar
tidak merembet ke sektor ekonomi lainnya, terutama industri.

Baca Juga :  Ketahui Waktu Terbaik untuk Suntik Vaksin Booster saat Ramadan

“Sepanjang penanggulangan wabah enggak baik, sepanjang itu pula
tekanan ekonomi terjadi. Karena virus korona dampaknya ke mana-mana dari sisi
ekonomi,” pungkasnya.

 

Terpopuler

Artikel Terbaru