31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Warga Diminta Waspadai Gelombang Tinggi hingga 6 Meter di Perairan Indonesia

PROKALTENG.CO-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada potensi gelombang tinggi hingga enam meter. Itu diprakirakan terjadi di beberapa wilayah perairan pada 21-22 Desember.

”Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Kamis (21/12).

Dia mengatakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari timur laut ke timur dengan kecepatan angin berkisar 4-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan 4-25 knot.

”Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Bali, Laut Natuna Utara, dan Laut Arafuru bagian timur,” terang Eko Prasetyo.

Eko Prasetyo mengatakan, kondisi itu menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, dan Selat Bali-Badung-Lombok-Alas-Sape bagian selatan.

Baca Juga :  Karhutla Kotim! Status Siaga Menjadi Tanggap Darurat Bencana

Kemudian, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa-Kupang, perairan Kepulauan Bintan, perairan selatan Kepulauan Anambas, perairan selatan Kepulauan Natuna-Pulau Midai, Laut Natuna, Laut Bali, Laut Arafuru bagian tengah dan timur, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro-Bitung, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan timur Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, dan Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua.

Untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2-4 meter, lanjut Eko Prasetyo, berpeluang terjadi di perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna dan perairan Kepulauan Subi-Kepulauan Serasan. Sementara itu, gelombang di kisaran lebih tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.

Baca Juga :  WNI Eks ISIS Tersebar di Tiga Kamp, tapi Sulit Diverifikasi

Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter) dan kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).

Kemudian kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter) dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter). (jpc)

PROKALTENG.CO-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat waspada potensi gelombang tinggi hingga enam meter. Itu diprakirakan terjadi di beberapa wilayah perairan pada 21-22 Desember.

”Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap waspada,” kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo seperti dilansir dari Antara di Jakarta, Kamis (21/12).

Dia mengatakan, pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari timur laut ke timur dengan kecepatan angin berkisar 4-25 knot. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan 4-25 knot.

”Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Bali, Laut Natuna Utara, dan Laut Arafuru bagian timur,” terang Eko Prasetyo.

Eko Prasetyo mengatakan, kondisi itu menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, perairan barat Pulau Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano-Bengkulu, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Jawa, dan Selat Bali-Badung-Lombok-Alas-Sape bagian selatan.

Baca Juga :  Karhutla Kotim! Status Siaga Menjadi Tanggap Darurat Bencana

Kemudian, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu bagian selatan, Samudra Hindia Selatan Jawa-Kupang, perairan Kepulauan Bintan, perairan selatan Kepulauan Anambas, perairan selatan Kepulauan Natuna-Pulau Midai, Laut Natuna, Laut Bali, Laut Arafuru bagian tengah dan timur, Laut Sulawesi bagian timur, perairan Kepulauan Sangihe-Kepulauan Talaud, perairan Kepulauan Sitaro-Bitung, Laut Maluku bagian utara, perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, perairan timur Halmahera, perairan utara Papua Barat-Papua, dan Samudra Pasifik utara Halmahera-Papua.

Untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2-4 meter, lanjut Eko Prasetyo, berpeluang terjadi di perairan utara Kepulauan Anambas-Kepulauan Natuna dan perairan Kepulauan Subi-Kepulauan Serasan. Sementara itu, gelombang di kisaran lebih tinggi 4-6 meter berpeluang terjadi di Laut Natuna Utara.

Baca Juga :  WNI Eks ISIS Tersebar di Tiga Kamp, tapi Sulit Diverifikasi

Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter) dan kapal tongkang (kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter).

Kemudian kapal feri (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter) dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter). (jpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru