26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kucing Paling Rentan Terinfeksi Covid-19

Guru Besar
Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom mengatakan, kucing merupakan
hewan yang paling rentan terinfeksi Covid-19. Dari penelitian yang telah
dilakukan, penularan virus Covid-19 antarkucing ternyata melalui 
droplet yang
masuk ke saluran pernapasan.

”Seperti kasus harimau bernama Nadia dari Kebun Binatang di The
Bronx Zoo, New York, Amerika Serikat, dan beberapa kucing terinfeksi virus
korona,” kata Prof Nidom seperti dilansir dari Antara di Surabaya pada
Minggu (19/4).

Dia menjelaskan, kucing merupakan hewan yang paling peka
terinfeksi infeksi Covid-19. RNA virus dari droplet kucing yang
tertular bisa diuji melalui bilasan hidung (nasal turbinate),
langit-langit mulut (soft palates), organ tonsiltrakhea,
dan juga usus kucing (tidak dominan). Antibodi virus Covid-19 juga terdeteksi
pada kucing yang sengaja diinokulasi dan kucing yang tertular melalui droplet.

”Kucing, selama ini dapat terinfeksi Feline dan Canine
coronavirus
 (FCoV dan CCoV) melalui reseptor aminopeptidaseN (APN),
yang merupakan reseptor Alphacoronavirus, dan juga
bisa terinfeksi oleh human coronavirus (HCoV-229E),
tanpa menunjukkan gejala klinis,” ujar Nidom.

Baca Juga :  Sempat Dinyatakan Hilang Kontak, Begini Penjelasan Lion Air JT-684 Rut

Menurut dia, munculnya virus FCoV-II pada kucing menunjukkan ada
ko-infeksi antara FCoV-1 dan CCoV-II kemudian melakukan rekombinasi dan
menghasilkan strain baru yaitu FCoV-II. Selain itu, FCoV- 1/CCoV-1 dan
FCoV-II/CCoV-II punya kesamaan spike (protein S) yang
bisa mengacaukan reseptor spesifik dari setiap strain virus.

”Fenomena kucing sebagai hewan yang bisa tertular virus Covid-19
baik di alam maupun di laboratorium, memunculkan kekhawatiran. Mengingat
selama ini, hanya hewan liar yang diduga sebagai sumber atau perantara virus
Covid-19,” terang Nidom.

Meski begitu, Nidom mengatakan, sampai saat ini, belum ada bukti
bahwa hewan yang terinfeksi virus Covid-19 dari  manusia berperan dalam
penyebaran virus itu. ”Wabah Covid-19 yang terjadi saat ini lebih disebabkan
oleh kontak dari orang ke orang,” tutur Nidom.

Menurut Nidom, hewan memiliki kemampuan untuk menjadi rumah
tempat tinggal yang nyaman bagi beberapa virus infeksius. Selain itu, di dalam
tubuh hewan, virus akan bersembunyi, berdamai dengan sistem imun
host
 untuk mencapai suatu fase homeostasis, atau
bahkan membangun kekuatan baru untuk kemudian siap dilepas ke lingkungan
menjadi virus baru yang lebih ganas, bagai teori Paradoks Peto pada
kejadian kanker.

Baca Juga :  Penemuan Drone Tiongkok, MPR: TNI AL Harus Perketat Keamanan Laut

”Menilik fakta baru peran kucing dan hewan peliharaan lain, baik
sebagai reservoir atau
penyebar virus Covid-19, perlu lebih waspada melalui langkah-langkah strategis,”
ujar Nidom.

Langkah pertama adalah surveilans aktif
terhadap kucing dan anjing peliharaan atau kucing jalanan (stray
cats
) dan hewan lain terhadap Covid-19. Selanjutnya
pemeriksaan rutin kesehatan kucing, anjing, dan hewan peliharaan lain agar bisa
dipastikan tidak membawa Covid-19.

”Hal ini penting untuk mitigasi wabah Covid-19 dan pemutusan
penyebaran virus dalam ruang lingkup yang lebih kecil serta sebagai early warning system atau
sistem peringatan dini terhadap potensi wabah penyakit infeksi,” tutur Nidom.

Guru Besar
Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom mengatakan, kucing merupakan
hewan yang paling rentan terinfeksi Covid-19. Dari penelitian yang telah
dilakukan, penularan virus Covid-19 antarkucing ternyata melalui 
droplet yang
masuk ke saluran pernapasan.

”Seperti kasus harimau bernama Nadia dari Kebun Binatang di The
Bronx Zoo, New York, Amerika Serikat, dan beberapa kucing terinfeksi virus
korona,” kata Prof Nidom seperti dilansir dari Antara di Surabaya pada
Minggu (19/4).

Dia menjelaskan, kucing merupakan hewan yang paling peka
terinfeksi infeksi Covid-19. RNA virus dari droplet kucing yang
tertular bisa diuji melalui bilasan hidung (nasal turbinate),
langit-langit mulut (soft palates), organ tonsiltrakhea,
dan juga usus kucing (tidak dominan). Antibodi virus Covid-19 juga terdeteksi
pada kucing yang sengaja diinokulasi dan kucing yang tertular melalui droplet.

”Kucing, selama ini dapat terinfeksi Feline dan Canine
coronavirus
 (FCoV dan CCoV) melalui reseptor aminopeptidaseN (APN),
yang merupakan reseptor Alphacoronavirus, dan juga
bisa terinfeksi oleh human coronavirus (HCoV-229E),
tanpa menunjukkan gejala klinis,” ujar Nidom.

Baca Juga :  Sempat Dinyatakan Hilang Kontak, Begini Penjelasan Lion Air JT-684 Rut

Menurut dia, munculnya virus FCoV-II pada kucing menunjukkan ada
ko-infeksi antara FCoV-1 dan CCoV-II kemudian melakukan rekombinasi dan
menghasilkan strain baru yaitu FCoV-II. Selain itu, FCoV- 1/CCoV-1 dan
FCoV-II/CCoV-II punya kesamaan spike (protein S) yang
bisa mengacaukan reseptor spesifik dari setiap strain virus.

”Fenomena kucing sebagai hewan yang bisa tertular virus Covid-19
baik di alam maupun di laboratorium, memunculkan kekhawatiran. Mengingat
selama ini, hanya hewan liar yang diduga sebagai sumber atau perantara virus
Covid-19,” terang Nidom.

Meski begitu, Nidom mengatakan, sampai saat ini, belum ada bukti
bahwa hewan yang terinfeksi virus Covid-19 dari  manusia berperan dalam
penyebaran virus itu. ”Wabah Covid-19 yang terjadi saat ini lebih disebabkan
oleh kontak dari orang ke orang,” tutur Nidom.

Menurut Nidom, hewan memiliki kemampuan untuk menjadi rumah
tempat tinggal yang nyaman bagi beberapa virus infeksius. Selain itu, di dalam
tubuh hewan, virus akan bersembunyi, berdamai dengan sistem imun
host
 untuk mencapai suatu fase homeostasis, atau
bahkan membangun kekuatan baru untuk kemudian siap dilepas ke lingkungan
menjadi virus baru yang lebih ganas, bagai teori Paradoks Peto pada
kejadian kanker.

Baca Juga :  Penemuan Drone Tiongkok, MPR: TNI AL Harus Perketat Keamanan Laut

”Menilik fakta baru peran kucing dan hewan peliharaan lain, baik
sebagai reservoir atau
penyebar virus Covid-19, perlu lebih waspada melalui langkah-langkah strategis,”
ujar Nidom.

Langkah pertama adalah surveilans aktif
terhadap kucing dan anjing peliharaan atau kucing jalanan (stray
cats
) dan hewan lain terhadap Covid-19. Selanjutnya
pemeriksaan rutin kesehatan kucing, anjing, dan hewan peliharaan lain agar bisa
dipastikan tidak membawa Covid-19.

”Hal ini penting untuk mitigasi wabah Covid-19 dan pemutusan
penyebaran virus dalam ruang lingkup yang lebih kecil serta sebagai early warning system atau
sistem peringatan dini terhadap potensi wabah penyakit infeksi,” tutur Nidom.

Terpopuler

Artikel Terbaru