28.4 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

John Kei Bikin Surat Pertobatan dari Penjara, Begini Isi!

JAKARTA,KALTENGPOS.CO- John Refra alias
John Kei, kembali menyatakan pertobatannya dari dunia kejhatan dan premanisme.
Kali ini, pertobatan John disampaikan melalui sepucuk surat yang dikirim dari
balik jeruji besi. Surat itu ditujukan kepada Pendeta Gilbert Lumoindong.

Seperti
diberitakan PojokSatu.id (Radar Bogor Group), Pendeta Gilbert yang telah
meminta izin kepada John Kei dan keluarga, lantas membacakan surat tersebut ke
publik, melalui video di kanal YouTube miliknya.

“Bagi
saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap
perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu,
dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang,” demikian isi surat John
Kei yang dibacakan Pendeta Gilbert, Sabtu (17/10).

Dalam
surat itu John Kei mengaku tetap akan bertahan di tengah badai ujian yang menghantamnya.
Ia juga berjanji bahwa dalam kehidupannya ia tidak pernah menyimpan dendam
sedikitpun terhadap orang-orang yang pernah ia sakiti dan menyikiti dirinya.

“Saya
adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapa pun, saya tidak
pernah mau membenci untuk siapa pun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan
dengan siapa pun,” ujar Pendeta Gilbert lewat surat John Kei itu.

Berikut
isi surat John Kei yang dibacakan Pendeta Gilbert:

Segala
Perkara Dapat Kutanggung di Dalam Dia yang Memberikan Kekuatan Kepadaku (Filipi
4:13)

Tuhan
Yesus sungguh baik dan teramat baik, saya akan bertahan dan tetap berdiri di
tengah badai, karena Yesus selalu menopang saya dengan kekuatan yang Tuhan
berikan kepada saya.

Kembali
rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas tuntunan,
penyertaan, dan lindungan bagi saya, keluarga, dan adik-adik saya, dan bahkan
sebagai orang percaya, saya sampai saat ini masih setia dalam lindungan Tuhan,
sampai saat ini masih dalam keadaan sehat, dan dalam kesempatan yang luar biasa
yang Tuhan berikan, saya tidak memiliki kehebatan apa-apa, Tuhan lah yang setia
menolong dan menghibur saya.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Virus Korona, Angkasa Pura I Cek Kesehatan Penumpang

Dengan
surat ini, saya, John Refra, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan John
Kei, pada kesempatan ini ingin berbagi cerita apa yang ada dalam kehidupan
saya, yaitu sebuah kejujuran.

Saya
adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapa pun, saya tidak
pernah mau membenci untuk siapa pun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan
dengan siapa pun.

Memang
tidak bisa saya pungkiri kehidupan saya selama ini penuh dengan pencobaan,
berjalan dalam kegelapan, dan bahkan seringkali kehidupan saya dimenangkan oleh
iblis.

Dalam
kegelapan saya mencari terang, namun iblis ternyata selalu berusaha menjatuhkan
tanpa saya melakukan sesuatu apa pun. Seperti orang menilai saya tanpa
mengetahui pribadi saya.

Saya
tidak pernah mau untuk menyerah pada keadaan, bahkan kondisi apapun. saya
selalu optimis kepada impian di dalam kehidupan saya. Walaupun seribu kali saya
jatuh tersungkur, saya akan tetap bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih
baik.

Saya
percaya Tuhan, seluruh hidup saya adalah tangan-Mu yang akan selalu memegang
erat tangan saya. Saya akan tetap menjadi pribadi yang penuh dengan kejujuran.

Kejujuran
ini yang selalu saya tanamkan dalam lingkungan dan kehidupan saya. Saya
teringat Lukas 16 ayat 1-13. Renungan dari ayat di atas, firman Allah
menginginkan orang yang memiliki pribadi dan sifat yang jujur. Oleh karena itu
sebaiknya menghindari kebohongan yang merupakan sifat dosa menurut firman
Tuhan. Selalu berbuat baik seturut kehendak Allah melalui kejujuran yang
dilakukan, maka Allah kan memperhitungkan.

Lain
halnya jika kita tidak jujur, maka Allah tidak akan berkenan, dan Allah akan
memberikan hukuman bagi mereka yang berlaku bohong. Penting sekali jika hidup
kita senantiasa hidup kita dipenuhi buah-buah roh kudus, karena berakar dari
kehidupan yang baik serta roh yang penurut.

Baca Juga :  Ingatkan Ancaman Pidana, Polisi Sebut Banyak Pesepeda Langgar Aturan

Tentunya
ini merupakan salah satu cara menjadi pribadi menurut orang percaya, yang
mendatangkan sukacita bagi Allah melalui setiap pribadi yang mau berlaku jujur.
Seperti halnya emas diproses hingga menjadi emas murni.

Bagi
saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap
perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu,
dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang.

Jalan
kehidupan saya untuk menanamkan hal-hal yang baik. Saya selalu berpegang teguh
pada firman Tuhan yang menyelamatkan saya. Hari-hari yang tidak mudah bagi saya
dan saya terus berusaha menjadi kehidupan yang normal, sesuai dengan kehendak
Tuhan.

Walaupun
saya sadar waktu Tuhan itu tiba, saya bukan siapa-siapa. Saya selalu penuh
dengan suka-cita meskipun kehidupan saya ada di titik terendah sekalipun. Saya
tetap semangat untuk tetap menjadi manusia baru, walaupun mengikut Kristus
tidaklah mudah, namun saya tetap beriman, Tuhan mempunyai rancangan yang indah
bagi saya dan keluarga, dan saya percaya semua akan indah pada waktunya.

Untuk
itu ijinkan saya menyampaikan permohonan-permohonan doa saya, yang saya
harapkan dari pendeta dan rekan-rekan seiman lainnya.

Yang
pertama, senantiasa Tuhan mau menjaga, menuntun, serta memberikan kesehatan
buat saya.

Kedua,
selalu saya senantiasa memberikan roh kejujuran dalam kehidupan setiap kami
pribadi.

Ketiga,
semoga impian saya untuk memiliki tempat yang nyaman untuk menjalin masa depan
saya dengan keluarga, dan adik-adik saya yang berpegang teguh pada firman
Tuhan.

Dan
yang keempat, semoha Tuhan selalu menguatkan saya dalam keimanan untuk tetap
setia.

Dari
saya, John Refra, John Kei. Haleluya.

JAKARTA,KALTENGPOS.CO- John Refra alias
John Kei, kembali menyatakan pertobatannya dari dunia kejhatan dan premanisme.
Kali ini, pertobatan John disampaikan melalui sepucuk surat yang dikirim dari
balik jeruji besi. Surat itu ditujukan kepada Pendeta Gilbert Lumoindong.

Seperti
diberitakan PojokSatu.id (Radar Bogor Group), Pendeta Gilbert yang telah
meminta izin kepada John Kei dan keluarga, lantas membacakan surat tersebut ke
publik, melalui video di kanal YouTube miliknya.

“Bagi
saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap
perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu,
dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang,” demikian isi surat John
Kei yang dibacakan Pendeta Gilbert, Sabtu (17/10).

Dalam
surat itu John Kei mengaku tetap akan bertahan di tengah badai ujian yang menghantamnya.
Ia juga berjanji bahwa dalam kehidupannya ia tidak pernah menyimpan dendam
sedikitpun terhadap orang-orang yang pernah ia sakiti dan menyikiti dirinya.

“Saya
adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapa pun, saya tidak
pernah mau membenci untuk siapa pun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan
dengan siapa pun,” ujar Pendeta Gilbert lewat surat John Kei itu.

Berikut
isi surat John Kei yang dibacakan Pendeta Gilbert:

Segala
Perkara Dapat Kutanggung di Dalam Dia yang Memberikan Kekuatan Kepadaku (Filipi
4:13)

Tuhan
Yesus sungguh baik dan teramat baik, saya akan bertahan dan tetap berdiri di
tengah badai, karena Yesus selalu menopang saya dengan kekuatan yang Tuhan
berikan kepada saya.

Kembali
rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas tuntunan,
penyertaan, dan lindungan bagi saya, keluarga, dan adik-adik saya, dan bahkan
sebagai orang percaya, saya sampai saat ini masih setia dalam lindungan Tuhan,
sampai saat ini masih dalam keadaan sehat, dan dalam kesempatan yang luar biasa
yang Tuhan berikan, saya tidak memiliki kehebatan apa-apa, Tuhan lah yang setia
menolong dan menghibur saya.

Baca Juga :  Cegah Penyebaran Virus Korona, Angkasa Pura I Cek Kesehatan Penumpang

Dengan
surat ini, saya, John Refra, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan John
Kei, pada kesempatan ini ingin berbagi cerita apa yang ada dalam kehidupan
saya, yaitu sebuah kejujuran.

Saya
adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapa pun, saya tidak
pernah mau membenci untuk siapa pun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan
dengan siapa pun.

Memang
tidak bisa saya pungkiri kehidupan saya selama ini penuh dengan pencobaan,
berjalan dalam kegelapan, dan bahkan seringkali kehidupan saya dimenangkan oleh
iblis.

Dalam
kegelapan saya mencari terang, namun iblis ternyata selalu berusaha menjatuhkan
tanpa saya melakukan sesuatu apa pun. Seperti orang menilai saya tanpa
mengetahui pribadi saya.

Saya
tidak pernah mau untuk menyerah pada keadaan, bahkan kondisi apapun. saya
selalu optimis kepada impian di dalam kehidupan saya. Walaupun seribu kali saya
jatuh tersungkur, saya akan tetap bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih
baik.

Saya
percaya Tuhan, seluruh hidup saya adalah tangan-Mu yang akan selalu memegang
erat tangan saya. Saya akan tetap menjadi pribadi yang penuh dengan kejujuran.

Kejujuran
ini yang selalu saya tanamkan dalam lingkungan dan kehidupan saya. Saya
teringat Lukas 16 ayat 1-13. Renungan dari ayat di atas, firman Allah
menginginkan orang yang memiliki pribadi dan sifat yang jujur. Oleh karena itu
sebaiknya menghindari kebohongan yang merupakan sifat dosa menurut firman
Tuhan. Selalu berbuat baik seturut kehendak Allah melalui kejujuran yang
dilakukan, maka Allah kan memperhitungkan.

Lain
halnya jika kita tidak jujur, maka Allah tidak akan berkenan, dan Allah akan
memberikan hukuman bagi mereka yang berlaku bohong. Penting sekali jika hidup
kita senantiasa hidup kita dipenuhi buah-buah roh kudus, karena berakar dari
kehidupan yang baik serta roh yang penurut.

Baca Juga :  Ingatkan Ancaman Pidana, Polisi Sebut Banyak Pesepeda Langgar Aturan

Tentunya
ini merupakan salah satu cara menjadi pribadi menurut orang percaya, yang
mendatangkan sukacita bagi Allah melalui setiap pribadi yang mau berlaku jujur.
Seperti halnya emas diproses hingga menjadi emas murni.

Bagi
saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap
perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu,
dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang.

Jalan
kehidupan saya untuk menanamkan hal-hal yang baik. Saya selalu berpegang teguh
pada firman Tuhan yang menyelamatkan saya. Hari-hari yang tidak mudah bagi saya
dan saya terus berusaha menjadi kehidupan yang normal, sesuai dengan kehendak
Tuhan.

Walaupun
saya sadar waktu Tuhan itu tiba, saya bukan siapa-siapa. Saya selalu penuh
dengan suka-cita meskipun kehidupan saya ada di titik terendah sekalipun. Saya
tetap semangat untuk tetap menjadi manusia baru, walaupun mengikut Kristus
tidaklah mudah, namun saya tetap beriman, Tuhan mempunyai rancangan yang indah
bagi saya dan keluarga, dan saya percaya semua akan indah pada waktunya.

Untuk
itu ijinkan saya menyampaikan permohonan-permohonan doa saya, yang saya
harapkan dari pendeta dan rekan-rekan seiman lainnya.

Yang
pertama, senantiasa Tuhan mau menjaga, menuntun, serta memberikan kesehatan
buat saya.

Kedua,
selalu saya senantiasa memberikan roh kejujuran dalam kehidupan setiap kami
pribadi.

Ketiga,
semoga impian saya untuk memiliki tempat yang nyaman untuk menjalin masa depan
saya dengan keluarga, dan adik-adik saya yang berpegang teguh pada firman
Tuhan.

Dan
yang keempat, semoha Tuhan selalu menguatkan saya dalam keimanan untuk tetap
setia.

Dari
saya, John Refra, John Kei. Haleluya.

Terpopuler

Artikel Terbaru