28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Nah Lho! Ternyata 49 TKA Cina Masuk di Kendari Benar, Tak Seperti yang

VIDEO viral rombongan tenaga kerja (TK) Cina berjumlah 49 orang
yang masuk melalui bandara di Bandara Haluoleo Kendari ternyata benar. Tidak
seperti yang dijelaskan Kepolisian Sulawesi Utara (Sultra).

Hal ini sebagaimana diakui pihak
Kantor Wilayah Kemenkumham RI Sulawesi. 49 TKA Cina  baru masuk ke Indonesia, bukan TKA yang telah
lama bekerja seperti yang dijelaskan Kapolda Sultra, Brigjen Pol Merdisyam
semalam.

“Orang baru dari China, provinsi
Henan, bukan habis dari Jakarta memperpanjang visa atau izin kerja,” kata
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham RI Sulawesi Tenggara, Sofyan saat jumpa
wartawan Senin (16/3) petang, dilansir Inikata (Grup FIN).

Kapolda Sultra mengatakan para WN
itu merupakan TKA lama yang pergi ke Jakarta untuk memperpanjang visa dan izin
kerja. Sementara kantor imigran menjelaskan, 49 TKA asal Cina tersebut masuk
pada tanggal 15 dengan pesawat Garuda.

“Kantor Imigrasi membenarkan
bahwa pada tanggal 15 Maret 2020 pukul 20.00 Wita sebanyak 49 Warga Negara
Tiongkok datang ke Kendari dari Jakarta menggunakan maskapai Garuda Indonesia
dengan kode penerbangan GA-696,” bebernya.

Masih Kata Sofyan, para WN Tiongkok
itu masuk ke Indonesia melalui Bangkok, Thailand.

“Bahwa benar Warga Negara
Tiongkok tersebut keluar dari Thailand pada tanggal 15 Maret 2020 berdasarkan
cap tanda keluar Imigrasi Thailand yang tertera pada paspor. Bahwa benar pada
tanggal 15 Maret 2020 Warga Negara Tiongkok tersebut mendarat di Bandara
Soekamo Hatta,” pungkasnya.

Bantahan senada juga disampaikan Kepala
Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr Saemu Alwi.

Baca Juga :  Menlu Retno Marsudi: Kita Bisa Berdiri Tegak dan Bermartabat

Secara detail, Saemu Alwi
menyebut ada sebanyak 49 WNA yang masuk ke Bandara Haluoleo, Konawe Selatan
pada Minggu malam tersebut. Namun, dia membantah bahwa mereka adalah pekerja yang
mengurus perpanjangan visa kerja.

“Kalau mereka urus perpanjangan
kerja harus melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja di daerah, tapi kita
tidak pernah keluarkan, saya juga sudah melakukan pengecekan di kementerian
tapi data mereka tidak ada,” ujarnya kepada wartawan.

Seharusnya, lanjut Saemu Alwi,
para pekerja tersebut tidak diperkenankan masuk. Ini lantaran ada imbauan dari
Kementerian Ketenagakerjaan pada Februari 2020 lalu untuk tidak memberi izin
bagi pekerja dari China masuk Indonesia, termasuk di Sultra.

“Jika mereka pekerja baru, maka
seharusnya datanya ada di pusat, tapi faktanya mereka tidak punya data sama
sekali sebagai pekerja,” terang Saemu Alwi.

Adapun 49 WNA yang masuk tersebut
belakangan diketahui sebagai pekerja di Perusahaan Virtue Dragon Nickel
Industri (VDNI) yang beroperasi di Kabupaten Konawe.

Sebelumnya, Kepolisian Sultra
mengamankan seorang pria yang telah menyebar video tersebut. Di kantor polisi,
pria tersebut disuruh untuk meminta maaf. Dia adalah Hardiono (39) warga Desa
Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).

“Saya pembuat rekaman video yang
viral pada 15 Maret terkait kedatangan warga China di Kendari dalam video itu
saya mengomentari ‘Itu e satu pesawat corona semua’ hal itu saya ucapkan secara
spontan dan hanya untuk main-main,” terangnya, Senin (16/3)

Hardiono mengaku tidak mengira
dampak dari perbuatannya itu akan menyebabkan keresahan banyak orang, khususnya
warga Kota Kendari. Dia menegaskan video itu tidak benar.

Baca Juga :  KPK Lelang Barang Rampasan Milik 4 Koruptor, dari HP Hingga Logam Emas

“Saya jelaskan bahwa hal tersebut
tidak benar, mereka bukan datang dari China tapi mereka baru pulang dari
Jakarta habis mengurus visa di Jakarta,” katanya, sambil diapit oleh dua polisi
lainnya.

“Saya akui kesalahan saya dan
saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya berjanji tidak akan mengulangi
perbuatan itu lagi jika saya mengulanginya lagi maka saya siap dihukum sesuai
dengan hukuman yang berlaku,” tutupnya.

Sementara Kapolda Sulawesi
Tenggara (Sultra) Brigjen Merdisyam juga memastikan kabar tersebut. Namun
demikian, dia membantah dugaan bahwa WN China tersebut adalah pembawa virus
corona baru atau Covid-19.

Menurutnya, mereka semua sudah
mengantongi surat dari karantina kesehatan dan dipastikan steril dari virus
mematikan asal Wuhan, China.

Kepada wartawan, Merdisyam
mengurai bahwa para WN China yang tiba di Kendari pada Minggu malam (15/3) itu
bukan datang dari negeri tirai bambu, melainkan baru datang dari Jakarta.

“Saya sampaikan sekali lagi bukan
dari China dan telah mengantongi surat dari karantina kesehatan pelabuhan,”
tegasnya.

Merdisyam lantas menekankan bahwa
para WN China yang belakangan diketahui sebagai tenaga kerja asing (TKA)
tersebut belum pernah pulang ke negara asal sejak pagebluk corona muncul.

Para TKA disebut hanya pergi ke
Jakarta untuk memperpanjang visa istimewa di Kantor Kedutaan Besar China.

Visa istimewa diberikan karena
mereka tidak bisa lagi terbang ke China lantaran penerbangan ditutup pasca
corona merebak.

VIDEO viral rombongan tenaga kerja (TK) Cina berjumlah 49 orang
yang masuk melalui bandara di Bandara Haluoleo Kendari ternyata benar. Tidak
seperti yang dijelaskan Kepolisian Sulawesi Utara (Sultra).

Hal ini sebagaimana diakui pihak
Kantor Wilayah Kemenkumham RI Sulawesi. 49 TKA Cina  baru masuk ke Indonesia, bukan TKA yang telah
lama bekerja seperti yang dijelaskan Kapolda Sultra, Brigjen Pol Merdisyam
semalam.

“Orang baru dari China, provinsi
Henan, bukan habis dari Jakarta memperpanjang visa atau izin kerja,” kata
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham RI Sulawesi Tenggara, Sofyan saat jumpa
wartawan Senin (16/3) petang, dilansir Inikata (Grup FIN).

Kapolda Sultra mengatakan para WN
itu merupakan TKA lama yang pergi ke Jakarta untuk memperpanjang visa dan izin
kerja. Sementara kantor imigran menjelaskan, 49 TKA asal Cina tersebut masuk
pada tanggal 15 dengan pesawat Garuda.

“Kantor Imigrasi membenarkan
bahwa pada tanggal 15 Maret 2020 pukul 20.00 Wita sebanyak 49 Warga Negara
Tiongkok datang ke Kendari dari Jakarta menggunakan maskapai Garuda Indonesia
dengan kode penerbangan GA-696,” bebernya.

Masih Kata Sofyan, para WN Tiongkok
itu masuk ke Indonesia melalui Bangkok, Thailand.

“Bahwa benar Warga Negara
Tiongkok tersebut keluar dari Thailand pada tanggal 15 Maret 2020 berdasarkan
cap tanda keluar Imigrasi Thailand yang tertera pada paspor. Bahwa benar pada
tanggal 15 Maret 2020 Warga Negara Tiongkok tersebut mendarat di Bandara
Soekamo Hatta,” pungkasnya.

Bantahan senada juga disampaikan Kepala
Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Tenggara, Dr Saemu Alwi.

Baca Juga :  Menlu Retno Marsudi: Kita Bisa Berdiri Tegak dan Bermartabat

Secara detail, Saemu Alwi
menyebut ada sebanyak 49 WNA yang masuk ke Bandara Haluoleo, Konawe Selatan
pada Minggu malam tersebut. Namun, dia membantah bahwa mereka adalah pekerja yang
mengurus perpanjangan visa kerja.

“Kalau mereka urus perpanjangan
kerja harus melalui Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja di daerah, tapi kita
tidak pernah keluarkan, saya juga sudah melakukan pengecekan di kementerian
tapi data mereka tidak ada,” ujarnya kepada wartawan.

Seharusnya, lanjut Saemu Alwi,
para pekerja tersebut tidak diperkenankan masuk. Ini lantaran ada imbauan dari
Kementerian Ketenagakerjaan pada Februari 2020 lalu untuk tidak memberi izin
bagi pekerja dari China masuk Indonesia, termasuk di Sultra.

“Jika mereka pekerja baru, maka
seharusnya datanya ada di pusat, tapi faktanya mereka tidak punya data sama
sekali sebagai pekerja,” terang Saemu Alwi.

Adapun 49 WNA yang masuk tersebut
belakangan diketahui sebagai pekerja di Perusahaan Virtue Dragon Nickel
Industri (VDNI) yang beroperasi di Kabupaten Konawe.

Sebelumnya, Kepolisian Sultra
mengamankan seorang pria yang telah menyebar video tersebut. Di kantor polisi,
pria tersebut disuruh untuk meminta maaf. Dia adalah Hardiono (39) warga Desa
Onewila, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).

“Saya pembuat rekaman video yang
viral pada 15 Maret terkait kedatangan warga China di Kendari dalam video itu
saya mengomentari ‘Itu e satu pesawat corona semua’ hal itu saya ucapkan secara
spontan dan hanya untuk main-main,” terangnya, Senin (16/3)

Hardiono mengaku tidak mengira
dampak dari perbuatannya itu akan menyebabkan keresahan banyak orang, khususnya
warga Kota Kendari. Dia menegaskan video itu tidak benar.

Baca Juga :  KPK Lelang Barang Rampasan Milik 4 Koruptor, dari HP Hingga Logam Emas

“Saya jelaskan bahwa hal tersebut
tidak benar, mereka bukan datang dari China tapi mereka baru pulang dari
Jakarta habis mengurus visa di Jakarta,” katanya, sambil diapit oleh dua polisi
lainnya.

“Saya akui kesalahan saya dan
saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Saya berjanji tidak akan mengulangi
perbuatan itu lagi jika saya mengulanginya lagi maka saya siap dihukum sesuai
dengan hukuman yang berlaku,” tutupnya.

Sementara Kapolda Sulawesi
Tenggara (Sultra) Brigjen Merdisyam juga memastikan kabar tersebut. Namun
demikian, dia membantah dugaan bahwa WN China tersebut adalah pembawa virus
corona baru atau Covid-19.

Menurutnya, mereka semua sudah
mengantongi surat dari karantina kesehatan dan dipastikan steril dari virus
mematikan asal Wuhan, China.

Kepada wartawan, Merdisyam
mengurai bahwa para WN China yang tiba di Kendari pada Minggu malam (15/3) itu
bukan datang dari negeri tirai bambu, melainkan baru datang dari Jakarta.

“Saya sampaikan sekali lagi bukan
dari China dan telah mengantongi surat dari karantina kesehatan pelabuhan,”
tegasnya.

Merdisyam lantas menekankan bahwa
para WN China yang belakangan diketahui sebagai tenaga kerja asing (TKA)
tersebut belum pernah pulang ke negara asal sejak pagebluk corona muncul.

Para TKA disebut hanya pergi ke
Jakarta untuk memperpanjang visa istimewa di Kantor Kedutaan Besar China.

Visa istimewa diberikan karena
mereka tidak bisa lagi terbang ke China lantaran penerbangan ditutup pasca
corona merebak.

Terpopuler

Artikel Terbaru