25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

BNPB Ingatkan 30 Gubernur Waspadai Potensi Siklon Tropis 94W

PROKALTENG.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
meminta 30 kepala daerah di tingkat provinsi mewaspadai potensi bibit siklon
tropis 94W. Hal ini menindaklanjuti informasi dari Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait siklon tropis 94W.

Kewaspadaan tersebut disampaikan
melalui surat tertanggal, Selasa (13/4) kepada para gubernur. Kewaspadaan
menekankan pada peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan.

Deputi Pencegahan BNPB Lilik
Kurniawan menyampaikan, pihaknya merekomendasikan beberapa langkah
kesiapsiagaan terhadap peringatan dini dari BMKG. BNPB berharap pemerintah
provinsi untuk menginstruksikan beberapa upaya, untuk meningkatkan koordinasi
dengan BMKG di wilayah terkait mengenai perkembangan potensi bibit siklon
tropis.

“Informasi peringatan dini BMKG
dapat digunakan untuk mempercepat penyebarluasan informasi peringatan dini
bencana. Serta menyusun rencana tindak lanjut dan pengambilan keputusan,” kata
Lilik dalam keterangannya, Rabu (14/4).

Lilik meminta pemerintah daerah
agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting
beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es dan dampak yang dapat
ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin
kencang, pohon tumbang maupun jalan licin.

Selain itu, meminta koordinasi
antar dinas terkait dan aparatur untuk kesiapsiagaan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi serta kewenangan masing-masing. Upaya ini bertujuan untuk mencegah
dampak yang mungkin timbul.

Baca Juga :  Kabar Duka, Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy Meninggal Dunia

Menurutnya, koordinasi menyasar
pada komunikasi risiko yang ditujukan kepada masyarakat mengenai potensi bahaya
untuk menjauh dari lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon tumbang atau tepi
pantai, khususnya warga yang bermukim di wilayah risiko tinggi.

Di samping itu, koordinasi
bertujuan untuk menyiapkan dan mengelola seluruh sumber daya manusia, logistic,
peralatan, penyiapan sarana dan prasarana untuk penanganan keadaan darurat
serta penyiapan fasilitas layanan Kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan
Covid-19.

Lilik juga meminta pemerintah
daerah untuk selalu siap siaga untuk mengevakuasi warga masyarakat yang tinggal
di daerah risiko bencana tinggi, seperti lembah sungai, barah lereng rawan
maupun tepi pantai.

“Mengaktifkan tim siaga bencana
untuk memantau lingkungan sekitar akan gejala awal terjadinya banjir bandang,
longsor, angin kencang atau pun gelombang tinggi,” ujar Lilik.

Lebih lanjut, Lilik meminta
adanya pemantauan ruang udara dan kondisi bandar udara secara terus menerus
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Airnav untuk
menerbitkan informasi peringatan, berupa Sigmet dan Aerodrome Warning.

Masih terkait kesiapsiagaan,
Lilik mengatakan untuk mengaktifkan pusat pengendalian operasi (pusdalops)
daerah yang terkoneksi dengan pusat-pusat data, informasi dan komunikasi
kelembagaan terkait di pusat dan provinsi, kabupaten dan kota. Selanjutnya,
Lilik mengingatkan, apabila diperlukan, pemerintah daerah dapat menetapkan
status darurat bencna untuk pembentukan pos komando serta aktivasi rencana
kontinjensi menjadi rencana operasi.

Baca Juga :  Hanya Jalankan Putusan MA 3 Bulan, Pemerintah Kembali Naikan Iuran BPJ

BNPB menyampaikan pesan
peringatan dini dan kesiapsiagaan ke-30 wilayah administrasi setingkat
provinsi, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu,
Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Sementara itu, berdasarkan data
BMKG mendeteksi adanya potensi bibit Siklon Tropis 94W di Samudera Pasifik dari
Timur Laut Papua yang berpotensi menguat menjadi siklon tropis dalam seminggu
ke depan.

Bibit siklon tropis ini
mempengaruhi wilayah bagian utara Indonesia, khususnya daerah Timur seperti
Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua Barat, Papua serta beberapa daerah lainnya di
Indonesia.

“Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang dan
tinggi gelombang yang akan terjadi pada tanggal 13-19 April 2021,” pungkas
Lilik.

PROKALTENG.CO – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
meminta 30 kepala daerah di tingkat provinsi mewaspadai potensi bibit siklon
tropis 94W. Hal ini menindaklanjuti informasi dari Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait siklon tropis 94W.

Kewaspadaan tersebut disampaikan
melalui surat tertanggal, Selasa (13/4) kepada para gubernur. Kewaspadaan
menekankan pada peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan.

Deputi Pencegahan BNPB Lilik
Kurniawan menyampaikan, pihaknya merekomendasikan beberapa langkah
kesiapsiagaan terhadap peringatan dini dari BMKG. BNPB berharap pemerintah
provinsi untuk menginstruksikan beberapa upaya, untuk meningkatkan koordinasi
dengan BMKG di wilayah terkait mengenai perkembangan potensi bibit siklon
tropis.

“Informasi peringatan dini BMKG
dapat digunakan untuk mempercepat penyebarluasan informasi peringatan dini
bencana. Serta menyusun rencana tindak lanjut dan pengambilan keputusan,” kata
Lilik dalam keterangannya, Rabu (14/4).

Lilik meminta pemerintah daerah
agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting
beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es dan dampak yang dapat
ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin
kencang, pohon tumbang maupun jalan licin.

Selain itu, meminta koordinasi
antar dinas terkait dan aparatur untuk kesiapsiagaan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi serta kewenangan masing-masing. Upaya ini bertujuan untuk mencegah
dampak yang mungkin timbul.

Baca Juga :  Kabar Duka, Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy Meninggal Dunia

Menurutnya, koordinasi menyasar
pada komunikasi risiko yang ditujukan kepada masyarakat mengenai potensi bahaya
untuk menjauh dari lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon tumbang atau tepi
pantai, khususnya warga yang bermukim di wilayah risiko tinggi.

Di samping itu, koordinasi
bertujuan untuk menyiapkan dan mengelola seluruh sumber daya manusia, logistic,
peralatan, penyiapan sarana dan prasarana untuk penanganan keadaan darurat
serta penyiapan fasilitas layanan Kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan
Covid-19.

Lilik juga meminta pemerintah
daerah untuk selalu siap siaga untuk mengevakuasi warga masyarakat yang tinggal
di daerah risiko bencana tinggi, seperti lembah sungai, barah lereng rawan
maupun tepi pantai.

“Mengaktifkan tim siaga bencana
untuk memantau lingkungan sekitar akan gejala awal terjadinya banjir bandang,
longsor, angin kencang atau pun gelombang tinggi,” ujar Lilik.

Lebih lanjut, Lilik meminta
adanya pemantauan ruang udara dan kondisi bandar udara secara terus menerus
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Airnav untuk
menerbitkan informasi peringatan, berupa Sigmet dan Aerodrome Warning.

Masih terkait kesiapsiagaan,
Lilik mengatakan untuk mengaktifkan pusat pengendalian operasi (pusdalops)
daerah yang terkoneksi dengan pusat-pusat data, informasi dan komunikasi
kelembagaan terkait di pusat dan provinsi, kabupaten dan kota. Selanjutnya,
Lilik mengingatkan, apabila diperlukan, pemerintah daerah dapat menetapkan
status darurat bencna untuk pembentukan pos komando serta aktivasi rencana
kontinjensi menjadi rencana operasi.

Baca Juga :  Hanya Jalankan Putusan MA 3 Bulan, Pemerintah Kembali Naikan Iuran BPJ

BNPB menyampaikan pesan
peringatan dini dan kesiapsiagaan ke-30 wilayah administrasi setingkat
provinsi, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu,
Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa
Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua.

Sementara itu, berdasarkan data
BMKG mendeteksi adanya potensi bibit Siklon Tropis 94W di Samudera Pasifik dari
Timur Laut Papua yang berpotensi menguat menjadi siklon tropis dalam seminggu
ke depan.

Bibit siklon tropis ini
mempengaruhi wilayah bagian utara Indonesia, khususnya daerah Timur seperti
Sulawesi, Kepulauan Maluku, Papua Barat, Papua serta beberapa daerah lainnya di
Indonesia.

“Hal ini menyebabkan terjadinya
peningkatan potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang dan
tinggi gelombang yang akan terjadi pada tanggal 13-19 April 2021,” pungkas
Lilik.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru