26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Apresiasi Film Dirty Vote, JK Sebut Kecurangan yang Diungkap Masih Ringan Dibanding Kenyataan

PROKALTENG.CO – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi peluncuran film dokumenter Dirty Vote. Namun begitu, ia menyebut bahwa film itu masih cenderung “ringan” dalam hal menguak keseluruhan desain curang sedang dilakukan dalam Pemilu 2024.

“Film itu betul luar biasa. Tapi semuanya kebenaran kan lengkap dengan foto, lengkap dengan kesaksian,” ujarnya kepada wartawan, Senin (12/2).

“Tapi bagi saya, saya kira ini Dirty Vote, film ini tidak, masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu,” sambung JK.

Ia menyebut paling hanya baru 25 persen menguak dari seluruh kecurangan yang mungkin sebenarnya sedang terjadi saat ini.

“Karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah, kejadian di kampung-kamkung, kejadian bagaimana bansos diterima orang, bagaimana datang petugas-petugas mempengaruhi orang,” ungkapnya.

Baca Juga :  Revisi UU MD3 Disahkan, Pimpinan MPR Jadi 10 Orang

“Jadi masih banyak lagi sebenarnya yang jauh lebih banyak. Mungkin sutradaranya lebih sopan lah. Masih sopan, tapi bagian pihak lain masih marah apalagi kalau dibongkar semuanya,” tandas JK.

Sebelumnya, film Dokumenter Dirty Vote yang memuat dugaan kecurangan yang dilakukan dalam Pemilu 2024 menjadi sorotan seusai di rilis hari ini, Minggu (11/2). Film yang dikupas tiga akademisi Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar itu ternyata diproduksi dengan dana patungan.

Produser Dirty Vote Joni Aswira mengatakan, film ini lahir dari kolaborasi lintas CSO. Ia mengatakan, dokumenter ini sesungguhnya juga memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil. Biaya produksinya dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.

Baca Juga :  Cak Imin Minta Masyarakat Awasi Potensi Kecurangan di Pemilu 2024

“Biayanya patungan,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (11/2).

Selain itu, ia mengungkap bahwa film dokumenter ini digarap dengan waktu yang cenderung pendek dibanding film dokumenter lainnya.

“Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis,” ungkap Joni. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO – Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi peluncuran film dokumenter Dirty Vote. Namun begitu, ia menyebut bahwa film itu masih cenderung “ringan” dalam hal menguak keseluruhan desain curang sedang dilakukan dalam Pemilu 2024.

“Film itu betul luar biasa. Tapi semuanya kebenaran kan lengkap dengan foto, lengkap dengan kesaksian,” ujarnya kepada wartawan, Senin (12/2).

“Tapi bagi saya, saya kira ini Dirty Vote, film ini tidak, masih ringan dibanding kenyataan yang ada di masa itu,” sambung JK.

Ia menyebut paling hanya baru 25 persen menguak dari seluruh kecurangan yang mungkin sebenarnya sedang terjadi saat ini.

“Karena tidak mencakup kejadian di daerah-daerah, kejadian di kampung-kamkung, kejadian bagaimana bansos diterima orang, bagaimana datang petugas-petugas mempengaruhi orang,” ungkapnya.

Baca Juga :  Revisi UU MD3 Disahkan, Pimpinan MPR Jadi 10 Orang

“Jadi masih banyak lagi sebenarnya yang jauh lebih banyak. Mungkin sutradaranya lebih sopan lah. Masih sopan, tapi bagian pihak lain masih marah apalagi kalau dibongkar semuanya,” tandas JK.

Sebelumnya, film Dokumenter Dirty Vote yang memuat dugaan kecurangan yang dilakukan dalam Pemilu 2024 menjadi sorotan seusai di rilis hari ini, Minggu (11/2). Film yang dikupas tiga akademisi Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar itu ternyata diproduksi dengan dana patungan.

Produser Dirty Vote Joni Aswira mengatakan, film ini lahir dari kolaborasi lintas CSO. Ia mengatakan, dokumenter ini sesungguhnya juga memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini dikerjakan koalisi masyarakat sipil. Biaya produksinya dihimpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.

Baca Juga :  Cak Imin Minta Masyarakat Awasi Potensi Kecurangan di Pemilu 2024

“Biayanya patungan,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (11/2).

Selain itu, ia mengungkap bahwa film dokumenter ini digarap dengan waktu yang cenderung pendek dibanding film dokumenter lainnya.

“Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis,” ungkap Joni. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru