27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Belum Tuntas Kisruh Zonasi, Giliran Pelajaran PPKn Akan Dirombak

JAKARTA –Belum tuntas zonasi yang menuai protes, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kembali bermanuver. Lewat kebijakannya,
Kemendikbud bakal melakukan penyempurnaan mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn).

“Intinya mata pelajaran PPKn,
kita sempurnakan,” katanya usai peluncuran program penanaman nilai Pancasila di
Jakarta, kemarin (10/7).

Program penanaman nilai
Pancasila, kata dia, sudah melalui kajian yang cukup panjang selama tiga tahun.
Peluncuran ini juga merupakan respons atas arahan Presiden mengenai pentingnya
Pendidikan Pancasila yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi membentuk
karakter dan kepribadian Pancasila.

Berdasarkan hasil evaluasi,
selama ini guru lebih fokus pada memberikan materi berupa pengetahuan.
Kemendikbud, kata Muhadjir, ingin pendidikan Pancasila, penekanannya lebih
kepada penanaman nilai atau dengan kata lain harus lebih banyak pembentukan
sikap. “Kami harapkan ini sudah dapat diimplementasikan pada tahun ajaran baru
yang akan datang. Khususnya bagi guru-guru yang mengajar Pancasila,” katanya.

Baca Juga :  Panglima Ingatkan TNI-Polri Jaga Netralitas Pada Pilkada 2020

Program Penanaman Nilai Pancasila
akan difokuskan untuk mendorong perubahan dalam strategi pembelajaran,
kurikulum inti dan urutan , serta pendekatan pendidikan Pancasila. Khususnya,
dalam memperbaiki proses belajar mengajar agar tidak terlalu berfokus pada
aspek pengetahuan.

“Siswa tidak menjadi obyek,
tetapi pelaku utama dalam proses penanaman nilai Pancasila itu,” kata
Mendikbud.

Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, menegaskan, secara
teknis program ini tetap menggunakan mata pelajaran PPKn. “Ya, mata
pelajarannya tetap sama, PPKn, penekanannya saja yang berbeda. Di kelas bawah,
lebih ditekankan kepada pembentukan karakter dan budi pekerti yang bersumber
pada nilai-nilai Pancasila. Di kelas yang lebih atas, semakin banyak aspek
pengetahuannya,” kata Totok.

Baca Juga :  Teroris FA Ngaku Pengurus Muhammadiyah, Kadiv Humas: Itu Tidak Benar!

Totok menambahkan program itu
merupakan penyempurnaan mata pelajaran PPKn dengan penekanan pada upaya
membangun perilaku dan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila. “Sekali lagi ini
lebih pada penyempurnaan ya,” pungkasnya. (ful/fin/kpc)

JAKARTA –Belum tuntas zonasi yang menuai protes, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy kembali bermanuver. Lewat kebijakannya,
Kemendikbud bakal melakukan penyempurnaan mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn).

“Intinya mata pelajaran PPKn,
kita sempurnakan,” katanya usai peluncuran program penanaman nilai Pancasila di
Jakarta, kemarin (10/7).

Program penanaman nilai
Pancasila, kata dia, sudah melalui kajian yang cukup panjang selama tiga tahun.
Peluncuran ini juga merupakan respons atas arahan Presiden mengenai pentingnya
Pendidikan Pancasila yang tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi membentuk
karakter dan kepribadian Pancasila.

Berdasarkan hasil evaluasi,
selama ini guru lebih fokus pada memberikan materi berupa pengetahuan.
Kemendikbud, kata Muhadjir, ingin pendidikan Pancasila, penekanannya lebih
kepada penanaman nilai atau dengan kata lain harus lebih banyak pembentukan
sikap. “Kami harapkan ini sudah dapat diimplementasikan pada tahun ajaran baru
yang akan datang. Khususnya bagi guru-guru yang mengajar Pancasila,” katanya.

Baca Juga :  Panglima Ingatkan TNI-Polri Jaga Netralitas Pada Pilkada 2020

Program Penanaman Nilai Pancasila
akan difokuskan untuk mendorong perubahan dalam strategi pembelajaran,
kurikulum inti dan urutan , serta pendekatan pendidikan Pancasila. Khususnya,
dalam memperbaiki proses belajar mengajar agar tidak terlalu berfokus pada
aspek pengetahuan.

“Siswa tidak menjadi obyek,
tetapi pelaku utama dalam proses penanaman nilai Pancasila itu,” kata
Mendikbud.

Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno, menegaskan, secara
teknis program ini tetap menggunakan mata pelajaran PPKn. “Ya, mata
pelajarannya tetap sama, PPKn, penekanannya saja yang berbeda. Di kelas bawah,
lebih ditekankan kepada pembentukan karakter dan budi pekerti yang bersumber
pada nilai-nilai Pancasila. Di kelas yang lebih atas, semakin banyak aspek
pengetahuannya,” kata Totok.

Baca Juga :  Teroris FA Ngaku Pengurus Muhammadiyah, Kadiv Humas: Itu Tidak Benar!

Totok menambahkan program itu
merupakan penyempurnaan mata pelajaran PPKn dengan penekanan pada upaya
membangun perilaku dan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila. “Sekali lagi ini
lebih pada penyempurnaan ya,” pungkasnya. (ful/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru