28.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Jokowi Minta Satgas Buka Data Penularan Covid-19 di Daerah

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 untuk membuka data-data terkait penularan viru‎s
Korona di daerah. Sehingga masyarakat bisa mengetahuinya secara pasti.

“Nantinya setiap hari diberikan
peringatan kepada daerah-daerah yang kasusnya tertinggi atau kasusnya
meninggkat atau angka kematiannya tertinggi,” katanya di Kantor BNPB, Jakarta,
Rabu (10/6).

Presiden juga meminta kepada
daerah yang menerapkan new normal agar tetap berhati-hati. Karena itu
diperlukan data-data yang valid sebagai rujukannya, sehingga tidak gegabah
dalam penerapannya.

“Tatatan baru tersebut harus
dilakukan dengan hati-hati yang merujuk pada data-data dan fakta-fakta di
lapangan,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi juga
menuturkan, perlunya dibuka data-data mengenai penularan virus Korona di daerah
ini supaya masyarakat tetap waspada. Sehingga data-data tersebut bisa menjadi
rujukan untuk masyarakat.

Baca Juga :  Hilal Belum Terlihat, Lebaran Minggu

“Sehingga semua daerah memiliki
kewaspadaan yang sama dalam penanganan di lapangan,” ungkapnya.

Diketahui, data-data yang
dimiliki pemerintah mengenai virus Korona saat ini sudah berdasarkan ‎indikator
dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam virus Korona atau Covid-19 ini.‎
Sehingga semuanya dikelompokan lewat empat zona risiko.

Pertama zona hijau yakni tidak
ada kasus virus Korona. Kemudian zona kuning adalah daerah yang risiko
penularannya kecil. Selanjutnya adalah zona oranye dengan risiko sedang.
Terakhir zona merah dengan risiko penularannya tinggi.

“Jadi indikator kita lepang
berbasi scientific sesuai standar WHO untuk menganalisa data-data dari daerah,”
pungkasnya.

JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 untuk membuka data-data terkait penularan viru‎s
Korona di daerah. Sehingga masyarakat bisa mengetahuinya secara pasti.

“Nantinya setiap hari diberikan
peringatan kepada daerah-daerah yang kasusnya tertinggi atau kasusnya
meninggkat atau angka kematiannya tertinggi,” katanya di Kantor BNPB, Jakarta,
Rabu (10/6).

Presiden juga meminta kepada
daerah yang menerapkan new normal agar tetap berhati-hati. Karena itu
diperlukan data-data yang valid sebagai rujukannya, sehingga tidak gegabah
dalam penerapannya.

“Tatatan baru tersebut harus
dilakukan dengan hati-hati yang merujuk pada data-data dan fakta-fakta di
lapangan,” ujar Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi juga
menuturkan, perlunya dibuka data-data mengenai penularan virus Korona di daerah
ini supaya masyarakat tetap waspada. Sehingga data-data tersebut bisa menjadi
rujukan untuk masyarakat.

Baca Juga :  Hilal Belum Terlihat, Lebaran Minggu

“Sehingga semua daerah memiliki
kewaspadaan yang sama dalam penanganan di lapangan,” ungkapnya.

Diketahui, data-data yang
dimiliki pemerintah mengenai virus Korona saat ini sudah berdasarkan ‎indikator
dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam virus Korona atau Covid-19 ini.‎
Sehingga semuanya dikelompokan lewat empat zona risiko.

Pertama zona hijau yakni tidak
ada kasus virus Korona. Kemudian zona kuning adalah daerah yang risiko
penularannya kecil. Selanjutnya adalah zona oranye dengan risiko sedang.
Terakhir zona merah dengan risiko penularannya tinggi.

“Jadi indikator kita lepang
berbasi scientific sesuai standar WHO untuk menganalisa data-data dari daerah,”
pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru