25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

BEM Unnes Dapat Tekanan dari Kampus Usai Kritik Wapres dan Ketua DPR

PROKALTENG.CO-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengunggah kritikan terhadap Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang dijuluki “The King of Silent” dan Ketua DPR RI Puan Maharani dengan julukan “The Queen of Ghosting” di akun Instagramnya.

Adapun asal muasal julukan “The King of Silent” diberikan lantaran BEM Unnes yang menilai orang nomor 2 di Indonesia tersebut sering absen dalam ruang publik di tengah krisis pandemi Covid-19. Sementara, label “The Queen Of Ghosting” untuk Puan, akibat terlalu seringnya wakil rakyat memberikan harapan palsu dan menyakiti rakyat.

Atas penyampaian kritik tersebut, Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES 2021 Wahyu Suryono Pratama mengatakan, pihaknya mendapatkan tekanan dari pihak rektorat Unnes.

“BEM KM Unnes mendapatkan reaksi yang berlebihan dari pimpinan universitas. Bahkan, kabar terbarunya, akun instagram official BEM KM UNNES dinonaktifkan dan seluruh unggahan terhapus,” ujar dia dalam keterangannya, Kamis (8/7).

Secara kronologis, pada pukul 10.01 WIB Wirawan Sambodo selaku Wakil Dekan III Fakultas Teknik sekaligus Koordinator Kemahasiswaan Unnes mengirimkan pesan tendensius kepada dirinya yang berkaitan dengan unggahan BEM KM Unnes. Ia menganggap BEMKM UNNES ditunggangi kepentingan politik oposisi dan mengancam jangan sampai berhadapan dengan massa PDIP.

Baca Juga :  Unggah Humor Gus Dur, Warganet Maluku Dipanggil Polisi, Anita Wahid: M

“Kalau bisa BEM KM tidak dijadikan kendaraan Parpol atau oposisi, pikirkan masa depan mahasiswa Unnes untuk hidup di masyarakat. Mohon siang ini (7/7) ketemu saya, jangan sampai berhadapan masa PDI, mohon ditarik dulu (unggahannya),” terangnya.

Beberapa menit kemudian, pukul 10.29 WIB, Pembina BEM KM Unnes 2021, Rusyanto juga memberikan penekanan yang hampir serupa. “Mas Wahyu, sebaiknya dalam berekspresi tidak usah ikut-ikut kampus lain njih, hati-hati mas Wahyu, jejak digital tidak akan hilang, mohon dipikirkan njih dengan tim,” jelasnya.

Lalu, pada pukul 10.39 WIB, Rektor Unnes Fathur Rokhman melalui chat WhatsApp juga meminta dirinya selaku Presiden BEM KM Unnes untuk menurunkan postingan tersebut, karena dirasa postingan tersebut bernuansa penghinaan dan pelecehan agama.

Baca Juga :  Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Wilayah 3T

“Mas mohon dipertimbangkan matang-matang dengan nuranimu. Unggahan ini bernuansa penghinaan dan pelecehan agama. Sebagai Rektor saya minta Ketua BEM Unnes untuk menurunkannya. Mohon unggahan yang edukatif,” tulis pesan tersebut.

BEM KM UNNES menganggap respon pimpinan menangapi unggahan kritikan terhadap Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Ketua DPR Puan maharani adalah reaksi yang berlebihan dan di luar akal sehat.

Kemudian, sekitar pukul 16.00 WIB, akun Instagram resmi BEM KM Unnes dinonaktifkan dan seluruh unggahan di akun instagram tersebut menghilang.

Adapun, reaksi tendensius pimpinan universitas dengan menuduh BEM ditunggangi partai oposisi bahkan dianggap melecehkan agama merupakan tuduhan yang tak berdasar dan tidak dapat dirasionalkan. Tidak seharusnya komentar tendensius itu keluar dari pimpinan universitas terlebih dari insan intelektual.

“Selain tindakan tersebut menghina intelektualitas, tindakan itu juga semakin melegitimasi jika kampus sudah sangat tidak demokratis,” ucapnya.

PROKALTENG.CO-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengunggah kritikan terhadap Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang dijuluki “The King of Silent” dan Ketua DPR RI Puan Maharani dengan julukan “The Queen of Ghosting” di akun Instagramnya.

Adapun asal muasal julukan “The King of Silent” diberikan lantaran BEM Unnes yang menilai orang nomor 2 di Indonesia tersebut sering absen dalam ruang publik di tengah krisis pandemi Covid-19. Sementara, label “The Queen Of Ghosting” untuk Puan, akibat terlalu seringnya wakil rakyat memberikan harapan palsu dan menyakiti rakyat.

Atas penyampaian kritik tersebut, Presiden Mahasiswa BEM KM UNNES 2021 Wahyu Suryono Pratama mengatakan, pihaknya mendapatkan tekanan dari pihak rektorat Unnes.

“BEM KM Unnes mendapatkan reaksi yang berlebihan dari pimpinan universitas. Bahkan, kabar terbarunya, akun instagram official BEM KM UNNES dinonaktifkan dan seluruh unggahan terhapus,” ujar dia dalam keterangannya, Kamis (8/7).

Secara kronologis, pada pukul 10.01 WIB Wirawan Sambodo selaku Wakil Dekan III Fakultas Teknik sekaligus Koordinator Kemahasiswaan Unnes mengirimkan pesan tendensius kepada dirinya yang berkaitan dengan unggahan BEM KM Unnes. Ia menganggap BEMKM UNNES ditunggangi kepentingan politik oposisi dan mengancam jangan sampai berhadapan dengan massa PDIP.

Baca Juga :  Unggah Humor Gus Dur, Warganet Maluku Dipanggil Polisi, Anita Wahid: M

“Kalau bisa BEM KM tidak dijadikan kendaraan Parpol atau oposisi, pikirkan masa depan mahasiswa Unnes untuk hidup di masyarakat. Mohon siang ini (7/7) ketemu saya, jangan sampai berhadapan masa PDI, mohon ditarik dulu (unggahannya),” terangnya.

Beberapa menit kemudian, pukul 10.29 WIB, Pembina BEM KM Unnes 2021, Rusyanto juga memberikan penekanan yang hampir serupa. “Mas Wahyu, sebaiknya dalam berekspresi tidak usah ikut-ikut kampus lain njih, hati-hati mas Wahyu, jejak digital tidak akan hilang, mohon dipikirkan njih dengan tim,” jelasnya.

Lalu, pada pukul 10.39 WIB, Rektor Unnes Fathur Rokhman melalui chat WhatsApp juga meminta dirinya selaku Presiden BEM KM Unnes untuk menurunkan postingan tersebut, karena dirasa postingan tersebut bernuansa penghinaan dan pelecehan agama.

Baca Juga :  Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Wilayah 3T

“Mas mohon dipertimbangkan matang-matang dengan nuranimu. Unggahan ini bernuansa penghinaan dan pelecehan agama. Sebagai Rektor saya minta Ketua BEM Unnes untuk menurunkannya. Mohon unggahan yang edukatif,” tulis pesan tersebut.

BEM KM UNNES menganggap respon pimpinan menangapi unggahan kritikan terhadap Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Ketua DPR Puan maharani adalah reaksi yang berlebihan dan di luar akal sehat.

Kemudian, sekitar pukul 16.00 WIB, akun Instagram resmi BEM KM Unnes dinonaktifkan dan seluruh unggahan di akun instagram tersebut menghilang.

Adapun, reaksi tendensius pimpinan universitas dengan menuduh BEM ditunggangi partai oposisi bahkan dianggap melecehkan agama merupakan tuduhan yang tak berdasar dan tidak dapat dirasionalkan. Tidak seharusnya komentar tendensius itu keluar dari pimpinan universitas terlebih dari insan intelektual.

“Selain tindakan tersebut menghina intelektualitas, tindakan itu juga semakin melegitimasi jika kampus sudah sangat tidak demokratis,” ucapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru