30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sebut Korban Gempa Ambon Jadi Beban Pemerintah, Wiranto: Saya Minta Ma

MASYARAKAT Ambon mengecam pernyataan Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Pasalnya, mantan Ketua Umum Partai Hanura itu menyebut para pengungsi gempa
Ambon bisa menjadi beban pemerintah apabila tidak segera kembali ke kediaman
masing-masing.

Merespons hal itu, Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Besar Masyarakat
Maluku (KKBMM) langsung membuat 5 pernyataan sikap. Salah satu poinnya yaitu
menganggap negara kerap tidak hadir untuk rakyat Maluku.

Menanggapi kritik tersebut, Wiranto menyampaikan permintaan maaf kepada
pihak-pihak yang merasa tersakiti atas ucapannya. Dia mengaku tidak bermaksud
menyinggung para korban gempa Ambon.

“Apabila ada yang tersinggung, ada yang sakit hati, secara resmi, tulus,
saya minta dimaafkan,” ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam Jalan Medan
Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (4/10).

Baca Juga :  Kepala Daerah Harus Jadi Contoh Penegakan Aturan Covid-19

Lebih lanjut, Wiranto meminta semua pihak kembali fokus pada penyelesaian
masalah penanganan pascagempa bumi Ambon. Karena kondisi sejumlah wilayah
terdampak harus segera dinormalkan. Masyarakatnya pun harus dipulihkan supaya
bisa kembali menjalani aktivitasnya seperti sediakala.

“Dari laporan yang saya terima tadi masih ada saudara-saudara kita yang
terdampak masih tinggal di hutan-hutan, tinggal di gunung karena ada rasa takut
terhadap adanya tsunami atau pun gempa bumi susulan yang lebih dahsyat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Wiranto memastikan, kabar adanya tsunami maupun gempa susulan
tidaklah benar. Hasil pengamatan BMKG tidak menemukan indikasi tersebut.
Sehingga masyarakat tak perlu khawatir kembali ke rumah.

Di tempat sama tokoh masyarakat Maluku Suaidi Marasabessy mengapresiasi
permintaan maaf Wiranto, dia pun bisa memakluminya. Dia sepakat jika saat ini,
seluruh pihak bersatu memulihkan kondisi Ambon dan sekitarnya.

Baca Juga :  Catat, PNS yang Bolos Tanggal 31 Mei dan 1 Juni Bakal Kena Sanksi

“Tentunya yang kami harapkan ada tindak lanjut dari apa yg sekarang sedang
terjadi Maluku berupa bantuan-bantuan yang harus segera dikerahkan oleh
pemerintah pusat sehingga akibat dari bencana ini dapat segera dinetralisasi,”
ujar Suaidi.

Suaidi juga menuturkan, gempa yang terjadi di Ambon terbilang cukup parah
dibanding gempa di wilayah lain. Sebab, area terdampaknya cukup luas, meliputi
Ambon, Maluku, Saparua, Seram bagian Barat hingga Selatan. Oleh karena itu
butuh penanganan cepat dari pemerintah.

“Mudah-mudahan dengan tindakan-tindakan nyata yang akan dilakukan,
katakanlah penderitaan masyarakat Maluku terutama para pengungsi dapat segera
diselesaikan,” pungkasnya. (JPC/KPC)

MASYARAKAT Ambon mengecam pernyataan Menteri
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
Pasalnya, mantan Ketua Umum Partai Hanura itu menyebut para pengungsi gempa
Ambon bisa menjadi beban pemerintah apabila tidak segera kembali ke kediaman
masing-masing.

Merespons hal itu, Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Besar Masyarakat
Maluku (KKBMM) langsung membuat 5 pernyataan sikap. Salah satu poinnya yaitu
menganggap negara kerap tidak hadir untuk rakyat Maluku.

Menanggapi kritik tersebut, Wiranto menyampaikan permintaan maaf kepada
pihak-pihak yang merasa tersakiti atas ucapannya. Dia mengaku tidak bermaksud
menyinggung para korban gempa Ambon.

“Apabila ada yang tersinggung, ada yang sakit hati, secara resmi, tulus,
saya minta dimaafkan,” ujar Wiranto di kantor Kemenko Polhukam Jalan Medan
Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (4/10).

Baca Juga :  Kepala Daerah Harus Jadi Contoh Penegakan Aturan Covid-19

Lebih lanjut, Wiranto meminta semua pihak kembali fokus pada penyelesaian
masalah penanganan pascagempa bumi Ambon. Karena kondisi sejumlah wilayah
terdampak harus segera dinormalkan. Masyarakatnya pun harus dipulihkan supaya
bisa kembali menjalani aktivitasnya seperti sediakala.

“Dari laporan yang saya terima tadi masih ada saudara-saudara kita yang
terdampak masih tinggal di hutan-hutan, tinggal di gunung karena ada rasa takut
terhadap adanya tsunami atau pun gempa bumi susulan yang lebih dahsyat,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Wiranto memastikan, kabar adanya tsunami maupun gempa susulan
tidaklah benar. Hasil pengamatan BMKG tidak menemukan indikasi tersebut.
Sehingga masyarakat tak perlu khawatir kembali ke rumah.

Di tempat sama tokoh masyarakat Maluku Suaidi Marasabessy mengapresiasi
permintaan maaf Wiranto, dia pun bisa memakluminya. Dia sepakat jika saat ini,
seluruh pihak bersatu memulihkan kondisi Ambon dan sekitarnya.

Baca Juga :  Catat, PNS yang Bolos Tanggal 31 Mei dan 1 Juni Bakal Kena Sanksi

“Tentunya yang kami harapkan ada tindak lanjut dari apa yg sekarang sedang
terjadi Maluku berupa bantuan-bantuan yang harus segera dikerahkan oleh
pemerintah pusat sehingga akibat dari bencana ini dapat segera dinetralisasi,”
ujar Suaidi.

Suaidi juga menuturkan, gempa yang terjadi di Ambon terbilang cukup parah
dibanding gempa di wilayah lain. Sebab, area terdampaknya cukup luas, meliputi
Ambon, Maluku, Saparua, Seram bagian Barat hingga Selatan. Oleh karena itu
butuh penanganan cepat dari pemerintah.

“Mudah-mudahan dengan tindakan-tindakan nyata yang akan dilakukan,
katakanlah penderitaan masyarakat Maluku terutama para pengungsi dapat segera
diselesaikan,” pungkasnya. (JPC/KPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru