25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sudah 22 Dokter Jadi Korban Corona

SAMPAI saat ini, sudah 22 dokter dilaporkan meninggal akibat corona
atau COVID-19. Hal itu menegaskan bahwa pemerintah harus sungguh-sungguh
memperhatikan nasib tentara dalam perang melawan virus asal Kota Wuhan itu.

Demikian disampaikan Ketua DPP
Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Senin
(5/4/2020).

Berdasarkan laporan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), saat ini tercatat 17 dokter IDI dan 5 dokter gigi yang
meninggal akibat corona.

“Moral dan mental mereka masih
tetap kukuh dan kuat untuk tetap bertarung,” kata Saleh.

Anggota Komisi IX DPR RI ini
menyatakan, banyaknya dokter dan tenaga medis meninggal karena lemahnya
perlindungan saat bertugas.

Terbukti, banyak sekali dari
mereka yang bertugas tanpa alat pelindung diri (APD) yang memadai dan standar.

Baca Juga :  Info Terkini soal Kondisi Ustaz Yusuf Mansur

Ini tentu sangat riskan sekali di
tengah pandemi global yang semakin mengkhawatirkan.

Jika saat ini para dokter dan
tenaga medis itu tetap berjuang, tidak lain merupakan panggilan moral.

“Keteguhan hati mereka untuk
menuntaskan kerja-kerja kemanusiaan di depan mata,” sambungnya.

Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan
Dewan (MKD) ini melanjutkan, para dokter, tenaga kesehatan dan petugas kesehatan
adalah manusia biasa.

Mereka juga mengikuti pemberitaan
yang ada dari berbagai belahan dunia.

“Sama dengan kita, mereka
tentunya ada perasaan takut dan khawatir. Sementara tugas-tugas yang menanti
mereka belum tahu akan berakhir sampai kapan,” terangnya.

Menurut mantan Ketum PP Pemuda
Muhammadiyah ini, sebaiknya pemerintah segera memperhatikan pengamanan mereka
ketika bertugas.

Baca Juga :  Gejala Sakit Ini Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 Varian Delta

Alat pelindung diri dan alat
kesehatan yang standar perlu dipersiapkan secara lengkap. Harus dibagikan
secara distributif ke seluruh Indonesia.

Semua dokter, tenaga kesehatan dan
petugas kesehatan harus betul-betul merasa nyaman ketika bertugas.

“Salah satu yang paling disorot
adalah APD. Saat ini, ketersediaannya masih sangat terbatas,” terangnya.

Ia juga menyebut ada banyak RSUD
yang melaporkan bahwa mereka tidak memiliki APD.

“Bahkan, saya dengar, ada RS
rujukan yang tidak berani menerima pasien karena alkes dan APD mereka tidak
lengkap,” bebernya.

Kendati demikian, ia meyakini
pemerintah saat ini tengah mengupayakan kekurangan peralatan medis dimaksud.

“Namun kita perlu mendorong agar
prosesnya dipercepat. Sebab, masyarakat yang terpapar virus corona makin
banyak,” tegasnya.

SAMPAI saat ini, sudah 22 dokter dilaporkan meninggal akibat corona
atau COVID-19. Hal itu menegaskan bahwa pemerintah harus sungguh-sungguh
memperhatikan nasib tentara dalam perang melawan virus asal Kota Wuhan itu.

Demikian disampaikan Ketua DPP
Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay kepada wartawan, Senin
(5/4/2020).

Berdasarkan laporan Ikatan Dokter
Indonesia (IDI), saat ini tercatat 17 dokter IDI dan 5 dokter gigi yang
meninggal akibat corona.

“Moral dan mental mereka masih
tetap kukuh dan kuat untuk tetap bertarung,” kata Saleh.

Anggota Komisi IX DPR RI ini
menyatakan, banyaknya dokter dan tenaga medis meninggal karena lemahnya
perlindungan saat bertugas.

Terbukti, banyak sekali dari
mereka yang bertugas tanpa alat pelindung diri (APD) yang memadai dan standar.

Baca Juga :  Info Terkini soal Kondisi Ustaz Yusuf Mansur

Ini tentu sangat riskan sekali di
tengah pandemi global yang semakin mengkhawatirkan.

Jika saat ini para dokter dan
tenaga medis itu tetap berjuang, tidak lain merupakan panggilan moral.

“Keteguhan hati mereka untuk
menuntaskan kerja-kerja kemanusiaan di depan mata,” sambungnya.

Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan
Dewan (MKD) ini melanjutkan, para dokter, tenaga kesehatan dan petugas kesehatan
adalah manusia biasa.

Mereka juga mengikuti pemberitaan
yang ada dari berbagai belahan dunia.

“Sama dengan kita, mereka
tentunya ada perasaan takut dan khawatir. Sementara tugas-tugas yang menanti
mereka belum tahu akan berakhir sampai kapan,” terangnya.

Menurut mantan Ketum PP Pemuda
Muhammadiyah ini, sebaiknya pemerintah segera memperhatikan pengamanan mereka
ketika bertugas.

Baca Juga :  Gejala Sakit Ini Paling Sering Dirasakan Pasien Covid-19 Varian Delta

Alat pelindung diri dan alat
kesehatan yang standar perlu dipersiapkan secara lengkap. Harus dibagikan
secara distributif ke seluruh Indonesia.

Semua dokter, tenaga kesehatan dan
petugas kesehatan harus betul-betul merasa nyaman ketika bertugas.

“Salah satu yang paling disorot
adalah APD. Saat ini, ketersediaannya masih sangat terbatas,” terangnya.

Ia juga menyebut ada banyak RSUD
yang melaporkan bahwa mereka tidak memiliki APD.

“Bahkan, saya dengar, ada RS
rujukan yang tidak berani menerima pasien karena alkes dan APD mereka tidak
lengkap,” bebernya.

Kendati demikian, ia meyakini
pemerintah saat ini tengah mengupayakan kekurangan peralatan medis dimaksud.

“Namun kita perlu mendorong agar
prosesnya dipercepat. Sebab, masyarakat yang terpapar virus corona makin
banyak,” tegasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru