26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Puluhan ODGJ Terpapar Covid-19

PROKALTENG.CO – Idiom di masyarakat yang menyebutkan bahwa
penderita gangguan jiwa tak bisa terpapar Covid-19, ternyata tak terbukti. Karena
faktanya, puluhan pasien jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) saat ini
harus menjalani perawatan akaibat terpapar Covid-19 di Rumah Sakit Khusus Dadi
(RSKD) Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Awalnya, pasien yang
terkonfirmasi terpapar 50 orang, kemudian bertambah 60 orang, baik menjadi 70,
dan saat ini tercatat sudah 80 orang lebih. Sejauh ini, seluruh pasien jiwa
yang terpapar menjalani isolasi di ruang perawatan masing-masing dengan
pengawasan.

”Iya benar, sudah ada sekitar
80-an pasien yang terpapar. Kondisi pasien baik-baik saja dan 99 persen tidak
menunjukkan gejala,” sebut Direktur RSKD Makassar Arman Bausat seperti dilansir
dari Antara di Makassar, Sabtu (2/1).

Saat ditanyakan bagaimana pasien
jiwa tersebut bisa terpapar, Arman menjelaskan, penularan dari transmisi lokal.
Sebab, RSKD adalah salah satu rumah sakit rujukan pemerintah menangani dan
merawat pasien positif Covid-19 sejak April 2019.

Baca Juga :  Giliran Kepala BNPT Bantah Menteri Agama: Jangan Menjudge Manusia dari

Sejak Agustus, kata dia,
terdeteksi dua ODGJ terpapar virus tersebut. Selanjutnya, diisolasi di ruangan
khusus yang telah disiapkan. Sebab, saat itu kebijakan rumah sakit masih
menerima pasien jiwa untuk dirawat setelah berkoordinasi dengan Pemprov Sulsel.

”Saat itu, kasus baru pada
September mengalami penurunan,” ujar Arman Bausat.

Pasien yang masuk kala itu, hanya
menjalani tes cepat dan belum dilaksanakan tes usap karena tidak menunjukkan
gejala. Namun belakangan, jumlah yang terpapar malah bertambah.

”Kami selalu memproteksi pasien
ODGJ secara maksimal. Tapi pada Desember saya kaget, kok banyak pasien yang
terdeteksi positif,” ungkap Arman Bausat.

Untuk pasien jiwa yang dirawat di
RSKD, sebut dia, tercatat 200 orang. Sebanyak 80 di antaranya terpapar. Saat
ini, pasien yang sudah terkonfirmasi sudah menjalani serangkaian pemeriksaan
dan dipisahkan dengan pasien jiwa lain agar penularan tidak meluas. Mereka
dirawat di ruangan khusus.

Baca Juga :  PP Holding Ultra Mikro Terbit

Pasien jiwa yang terpapar
tersebut masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Usianya rata-rata di atas 40
tahun. Pasien itu tidak peduli terserang virus itu dan tetap berperilaku
seperti biasa.

”Mereka tidak mempedulikan itu.
berbeda dengan orang biasa, kebanyakan mereka stres, seolah-olah mau mati
padahal masih bisa disembuhkan,” ucap Arman Bausat

Untuk tenaga medis dan seluruh
petugas Covid-19 yang menangani pasien baik ODGJ dan non ODGJ, serta pasien
Covid lain di RSKD, tambah dia, selalu dipantau dan rutin menjalani
pemeriksaan. Sehingga, bila ada terkonfirmasi langsung ditangani.

Berdasar data Gugus Tugas
Percepatan dan penanganan Covid-19 Sulsel per 1 Januari, kejadian kasus baru
tercatat 550 kasus, dari jumlah 3.090 spesimen yang diperiksa, dengan angka
reproduksi (Rt) 1,02.

Jumlah daerah tertinggi masih
didominasi Kota Makassar dengan 299 kasus, disusul Kabupaten Bulukumba 67
kasus, Gowa 54 kasus, dan Luwu Utara 32 kasus.

PROKALTENG.CO – Idiom di masyarakat yang menyebutkan bahwa
penderita gangguan jiwa tak bisa terpapar Covid-19, ternyata tak terbukti. Karena
faktanya, puluhan pasien jiwa atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) saat ini
harus menjalani perawatan akaibat terpapar Covid-19 di Rumah Sakit Khusus Dadi
(RSKD) Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Awalnya, pasien yang
terkonfirmasi terpapar 50 orang, kemudian bertambah 60 orang, baik menjadi 70,
dan saat ini tercatat sudah 80 orang lebih. Sejauh ini, seluruh pasien jiwa
yang terpapar menjalani isolasi di ruang perawatan masing-masing dengan
pengawasan.

”Iya benar, sudah ada sekitar
80-an pasien yang terpapar. Kondisi pasien baik-baik saja dan 99 persen tidak
menunjukkan gejala,” sebut Direktur RSKD Makassar Arman Bausat seperti dilansir
dari Antara di Makassar, Sabtu (2/1).

Saat ditanyakan bagaimana pasien
jiwa tersebut bisa terpapar, Arman menjelaskan, penularan dari transmisi lokal.
Sebab, RSKD adalah salah satu rumah sakit rujukan pemerintah menangani dan
merawat pasien positif Covid-19 sejak April 2019.

Baca Juga :  Giliran Kepala BNPT Bantah Menteri Agama: Jangan Menjudge Manusia dari

Sejak Agustus, kata dia,
terdeteksi dua ODGJ terpapar virus tersebut. Selanjutnya, diisolasi di ruangan
khusus yang telah disiapkan. Sebab, saat itu kebijakan rumah sakit masih
menerima pasien jiwa untuk dirawat setelah berkoordinasi dengan Pemprov Sulsel.

”Saat itu, kasus baru pada
September mengalami penurunan,” ujar Arman Bausat.

Pasien yang masuk kala itu, hanya
menjalani tes cepat dan belum dilaksanakan tes usap karena tidak menunjukkan
gejala. Namun belakangan, jumlah yang terpapar malah bertambah.

”Kami selalu memproteksi pasien
ODGJ secara maksimal. Tapi pada Desember saya kaget, kok banyak pasien yang
terdeteksi positif,” ungkap Arman Bausat.

Untuk pasien jiwa yang dirawat di
RSKD, sebut dia, tercatat 200 orang. Sebanyak 80 di antaranya terpapar. Saat
ini, pasien yang sudah terkonfirmasi sudah menjalani serangkaian pemeriksaan
dan dipisahkan dengan pasien jiwa lain agar penularan tidak meluas. Mereka
dirawat di ruangan khusus.

Baca Juga :  PP Holding Ultra Mikro Terbit

Pasien jiwa yang terpapar
tersebut masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Usianya rata-rata di atas 40
tahun. Pasien itu tidak peduli terserang virus itu dan tetap berperilaku
seperti biasa.

”Mereka tidak mempedulikan itu.
berbeda dengan orang biasa, kebanyakan mereka stres, seolah-olah mau mati
padahal masih bisa disembuhkan,” ucap Arman Bausat

Untuk tenaga medis dan seluruh
petugas Covid-19 yang menangani pasien baik ODGJ dan non ODGJ, serta pasien
Covid lain di RSKD, tambah dia, selalu dipantau dan rutin menjalani
pemeriksaan. Sehingga, bila ada terkonfirmasi langsung ditangani.

Berdasar data Gugus Tugas
Percepatan dan penanganan Covid-19 Sulsel per 1 Januari, kejadian kasus baru
tercatat 550 kasus, dari jumlah 3.090 spesimen yang diperiksa, dengan angka
reproduksi (Rt) 1,02.

Jumlah daerah tertinggi masih
didominasi Kota Makassar dengan 299 kasus, disusul Kabupaten Bulukumba 67
kasus, Gowa 54 kasus, dan Luwu Utara 32 kasus.

Terpopuler

Artikel Terbaru