25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Trump dan Jinping Sepakat Akhiri Perang Dagang

OSAKA – Ketegangan perdagangan yang terjadi antara Amerika Serikat
(AS) dan China sedikit mereda. Hal itu dibuktikan, Presiden As Donald Trump dan
Presiden China Xi Jinping di sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 bertemu
dan telah mencapai kesepakatan baru.

Trump mengatakan, tidak akan
meminta tambahan bea masuk untuk produk penting China. Kemudian tim negosiasi
kedua negara saat ini akan membahas isu-isu yang spesifik.

Mengutip Xinhua, Sabtu (29/6)
disebutkan kedua pemimpin negara tersebut telah merundingkan kondisi
perdagangan kedua negara. AS dan China akan kembali melakukan negosiasi
perdagangan antar negara.

Perselisihan kedua negara dengan
ekonomi jumbo itu telah merugikan perusahaan di kedua negara bahkan mencapai
miliaran dolar, mengganggu jalur produksi dan pasokan global, serta mengacaukan
pasar global.

Trump mengatakan, ia akan duduk
bersama dengan Xi. Pertemuan itu merupakan pertemuan pertama mereka setelah
tujuh bulan tak bertemu. Pertemuan dilakukan siang hari di Osaka. Salah satu
yang dibahas juga mengenai sengketa Huawei Technologies Co.

Baca Juga :  BPOM Amerika Larang Chloroquine untuk COVID-19

“Banyak yang dicapai sebenarnya
tadi malam. Hubungannya sangat baik dengan China. Mengenai apakah kita dapat
membuat kesepakatan atau tidak, waktu akan memberi tahu. Tetapi hubungan itu
sendiri benar-benar hebat,” kata Trump, Sabtu (29/6).

Trump menyatakan, mencabut
embargo Huawei Technologies Co. Ltd menjalin bisnis dengan perusahaan asal
negara Paman Sam. Menurutnya, delegasi China adalah pihak pertama yang meminta
hal tersebut kepadanya.

“Dari permintaan itu kami segera
membuat persetujuan. Dan kami, tanpa berpikir panjang, sepakat mereka bisa
lakukan (bisnis) itu lagi,” ujar Trump.

Dengan penghapusan embargo ini,
maka perusahaan AS kembali bisa menjual produk-produknya ke Huawei. Menurut
dia, tindakan ini cukup adil karena perusahaan-perusahaan AS tidak senang
ketika pemerintah memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam.

Menurut Trump, pencabutan
larangan bisnis ini juga bisa membantu pengembangan industri teknologi tingkat
tinggi milik AS, yang diklaim Trump sebagai yang terbaik di dunia.

Trump juga memastikan, pertahanan
dan keamanan AS akan tetap terlindungi setelah penghapusan embargo terhadap
Huawei.

Baca Juga :  Minta Warganet Dukung Israel hingga Membuka Donasi

“Kala itu, perusahaan-perusahaan
AS memang tidak senang karena mereka tidak bisa jual produknya. Terlebih,
mereka (perusahaan-perusahaan) AS juga tidak ada sangkut pautnya dengan kasus
Huawei,” tuturnya.

Perang dagang AS-Cina bermula
kala Trump dengan perdagangan yang penuh utang. Trump memilih proteksionisme
yang disebut sebagai langkah tepat untuk mengeluarkan AS dari jebakan defisit
dagang.

Perang dagang pun dimulai.
Tepatnya pada 22 Januari 2018, saat AS mengerek masuk panel surya dan mesin
cuci masing-masing menjadi 30 persen dan 20 persen.

Setelahnya, China membalas
tindakan AS dengan mengerek empat kali masuk untuk produk impor asal AS, yang
langsung dibalas lagi oleh AS dengan lima kali naik bea masuk impor.

Tensi perang dagang kian bulan
Mei lalu setelah AS naik lagi bea masuk untuk produk China sebesar US $ 200
miliar atau dari 10 persen menjadi 25 persen, lantaran Cina menentukan jalannya
perundingan perdagangan dagang. (der/rts/fin/kpc)

OSAKA – Ketegangan perdagangan yang terjadi antara Amerika Serikat
(AS) dan China sedikit mereda. Hal itu dibuktikan, Presiden As Donald Trump dan
Presiden China Xi Jinping di sela konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 bertemu
dan telah mencapai kesepakatan baru.

Trump mengatakan, tidak akan
meminta tambahan bea masuk untuk produk penting China. Kemudian tim negosiasi
kedua negara saat ini akan membahas isu-isu yang spesifik.

Mengutip Xinhua, Sabtu (29/6)
disebutkan kedua pemimpin negara tersebut telah merundingkan kondisi
perdagangan kedua negara. AS dan China akan kembali melakukan negosiasi
perdagangan antar negara.

Perselisihan kedua negara dengan
ekonomi jumbo itu telah merugikan perusahaan di kedua negara bahkan mencapai
miliaran dolar, mengganggu jalur produksi dan pasokan global, serta mengacaukan
pasar global.

Trump mengatakan, ia akan duduk
bersama dengan Xi. Pertemuan itu merupakan pertemuan pertama mereka setelah
tujuh bulan tak bertemu. Pertemuan dilakukan siang hari di Osaka. Salah satu
yang dibahas juga mengenai sengketa Huawei Technologies Co.

Baca Juga :  BPOM Amerika Larang Chloroquine untuk COVID-19

“Banyak yang dicapai sebenarnya
tadi malam. Hubungannya sangat baik dengan China. Mengenai apakah kita dapat
membuat kesepakatan atau tidak, waktu akan memberi tahu. Tetapi hubungan itu
sendiri benar-benar hebat,” kata Trump, Sabtu (29/6).

Trump menyatakan, mencabut
embargo Huawei Technologies Co. Ltd menjalin bisnis dengan perusahaan asal
negara Paman Sam. Menurutnya, delegasi China adalah pihak pertama yang meminta
hal tersebut kepadanya.

“Dari permintaan itu kami segera
membuat persetujuan. Dan kami, tanpa berpikir panjang, sepakat mereka bisa
lakukan (bisnis) itu lagi,” ujar Trump.

Dengan penghapusan embargo ini,
maka perusahaan AS kembali bisa menjual produk-produknya ke Huawei. Menurut
dia, tindakan ini cukup adil karena perusahaan-perusahaan AS tidak senang
ketika pemerintah memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam.

Menurut Trump, pencabutan
larangan bisnis ini juga bisa membantu pengembangan industri teknologi tingkat
tinggi milik AS, yang diklaim Trump sebagai yang terbaik di dunia.

Trump juga memastikan, pertahanan
dan keamanan AS akan tetap terlindungi setelah penghapusan embargo terhadap
Huawei.

Baca Juga :  Minta Warganet Dukung Israel hingga Membuka Donasi

“Kala itu, perusahaan-perusahaan
AS memang tidak senang karena mereka tidak bisa jual produknya. Terlebih,
mereka (perusahaan-perusahaan) AS juga tidak ada sangkut pautnya dengan kasus
Huawei,” tuturnya.

Perang dagang AS-Cina bermula
kala Trump dengan perdagangan yang penuh utang. Trump memilih proteksionisme
yang disebut sebagai langkah tepat untuk mengeluarkan AS dari jebakan defisit
dagang.

Perang dagang pun dimulai.
Tepatnya pada 22 Januari 2018, saat AS mengerek masuk panel surya dan mesin
cuci masing-masing menjadi 30 persen dan 20 persen.

Setelahnya, China membalas
tindakan AS dengan mengerek empat kali masuk untuk produk impor asal AS, yang
langsung dibalas lagi oleh AS dengan lima kali naik bea masuk impor.

Tensi perang dagang kian bulan
Mei lalu setelah AS naik lagi bea masuk untuk produk China sebesar US $ 200
miliar atau dari 10 persen menjadi 25 persen, lantaran Cina menentukan jalannya
perundingan perdagangan dagang. (der/rts/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru