30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Perang Senjata AS-Iran Semakin Didepan Mata

KETEGANGAN antara Amerika dan Iran bergerak semakin dekat ke arah
konflik bersenjata, menyusul ditembaknya pesawat pengintai nirawak Amerika
(drone) Global Hawk jatuh di atas Selat Hormuz.

Presiden AS Donald Trump menyebut
perkembangan itu sebagai ‘kesalahan yang sangat buruk’. Sebelumnya Trump kepada
wartawan tidak mengungkapkan rencananya menanggapi jatuhnya penembakan pesawat
tak berawak AS itu dan hanya mengatakan:

“Anda nanti akan mengetahuinya.”

Pesawat-pesawat AS dilaporkan
sudah berada di udara dan kapal-kapal perang mengambil posisi penembakkan rudal,
namun hal itu akhirnya batal dilakukan.

Ketika bertemu Perdana Menteri
Kanada Justin Trudeau di Gedung Putih, Trump mengatakan, drone itu berada di
perairan internasional, dan bahwa Amerika memiliki semua dokumentasi.

Menurut Iran, jalur penerbangan
drone itu bukan hanya melanggar hukum, tetapi terang-terangan melanggar hukum
internasional.

Baca Juga :  Uni Eropa Galang Dana untuk Korona, Amerika Serikat Absen

“Pesawat nirawak Amerika itu
melakukan penerbangan melintasi Selat Hormuz menuju pelabuhan Chabahar dalam
mode siluman penuh karena telah mematikan peralatan identifikasi dan jelas
terlibat operasi mata-mata,” tulis Duta Besar Iran untuk PBB Majid Ravanchi
dalam surat kepada PBB, Jumat (21/6)

Iran mengatakan, pihaknya
memiliki bukti “tidak terbantahkan” bahwa pesawat tak berawak AS yang ditembak
jatuh, yang bernilai sekitar 130 juta dolar, telah melanggar wilayah udaranya
dan karena itu ditembak jatuh.

“Bahkan beberapa bagian puing
pesawat tak berawak telah diambil dari wilayah perairan Iran,” kata Wakil
Menteri Luar Negeri Abbas Aragchi.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad
Javad Zarif juga membela tindakan Iran. Di Twitter, ia mengunggah versi Iran
tentang koordinat penerbangan drone tersebut.

Baca Juga :  Ngotot Nikah Saat Lockdown, Pengantin Baru Malam Pertama di Penjara

Komando Pusat Angkatan Udara
Amerika, yang mengawasi aktivitas militer Amerika di wilayah itu, menyebut
klaim Iran itu sangat salah.

Ketegangan antara AS dan Iran
mencapai puncak eskalasi baru pekan lalu setelah ledakan menghantam dua kapal
tanker di Teluk Oman.

AS dan Inggris menuduh Iran
berada dibalik serangan itu, dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sempat
mengancam bahwa AS akan menggunakan kekuatan militer untuk melindungi
kepentingannya di wilayah tersebut.

Sementara Jerman mendesak semua
pihak untuk mencegah eskalasi situasi dan konflik yang menghancurkan. (der/afp/fin/kpc)

KETEGANGAN antara Amerika dan Iran bergerak semakin dekat ke arah
konflik bersenjata, menyusul ditembaknya pesawat pengintai nirawak Amerika
(drone) Global Hawk jatuh di atas Selat Hormuz.

Presiden AS Donald Trump menyebut
perkembangan itu sebagai ‘kesalahan yang sangat buruk’. Sebelumnya Trump kepada
wartawan tidak mengungkapkan rencananya menanggapi jatuhnya penembakan pesawat
tak berawak AS itu dan hanya mengatakan:

“Anda nanti akan mengetahuinya.”

Pesawat-pesawat AS dilaporkan
sudah berada di udara dan kapal-kapal perang mengambil posisi penembakkan rudal,
namun hal itu akhirnya batal dilakukan.

Ketika bertemu Perdana Menteri
Kanada Justin Trudeau di Gedung Putih, Trump mengatakan, drone itu berada di
perairan internasional, dan bahwa Amerika memiliki semua dokumentasi.

Menurut Iran, jalur penerbangan
drone itu bukan hanya melanggar hukum, tetapi terang-terangan melanggar hukum
internasional.

Baca Juga :  Uni Eropa Galang Dana untuk Korona, Amerika Serikat Absen

“Pesawat nirawak Amerika itu
melakukan penerbangan melintasi Selat Hormuz menuju pelabuhan Chabahar dalam
mode siluman penuh karena telah mematikan peralatan identifikasi dan jelas
terlibat operasi mata-mata,” tulis Duta Besar Iran untuk PBB Majid Ravanchi
dalam surat kepada PBB, Jumat (21/6)

Iran mengatakan, pihaknya
memiliki bukti “tidak terbantahkan” bahwa pesawat tak berawak AS yang ditembak
jatuh, yang bernilai sekitar 130 juta dolar, telah melanggar wilayah udaranya
dan karena itu ditembak jatuh.

“Bahkan beberapa bagian puing
pesawat tak berawak telah diambil dari wilayah perairan Iran,” kata Wakil
Menteri Luar Negeri Abbas Aragchi.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad
Javad Zarif juga membela tindakan Iran. Di Twitter, ia mengunggah versi Iran
tentang koordinat penerbangan drone tersebut.

Baca Juga :  Ngotot Nikah Saat Lockdown, Pengantin Baru Malam Pertama di Penjara

Komando Pusat Angkatan Udara
Amerika, yang mengawasi aktivitas militer Amerika di wilayah itu, menyebut
klaim Iran itu sangat salah.

Ketegangan antara AS dan Iran
mencapai puncak eskalasi baru pekan lalu setelah ledakan menghantam dua kapal
tanker di Teluk Oman.

AS dan Inggris menuduh Iran
berada dibalik serangan itu, dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo sempat
mengancam bahwa AS akan menggunakan kekuatan militer untuk melindungi
kepentingannya di wilayah tersebut.

Sementara Jerman mendesak semua
pihak untuk mencegah eskalasi situasi dan konflik yang menghancurkan. (der/afp/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru